vote komen ya gais, itu sangat membantu saya :)
Sekarang sudah waktunya makan siang. Banyak orang yang akan mengisi perutnya tak terkecuali (Namakamu) dan Tiara
"(Namakamu) gue duluan ya," Sahut Adhit-- karyawan sepertinya
"iya dhit!"
"Ayo (nam), laper banget akuuu!"
"Bentar--"
"Permisi,"
Tibatiba saja ada seseorang yang masuk ke toko butik mereka. Hal itu membuat (namakamu) dan Tiara menoleh
"Loh? kok ada pelanggan sih," gerutu Tiara sementara (namakamu) tertegun
"Mas iqbaal ngapain kesini?"
Tiara-- Wanita itu pergi melangkah menghampiri yang katanya pelanggan itu-- tapi pada kenyataannya itu adalah iqbaal
"Maaf pak? Kami sekarang mau makan siang dulu, Jadi kalau bapaknya mau beli baju, bisa tunggu disini dulu.." Ujar Tiara dengan sopan sembari menunjuk pada sofa--- tempat tunggu pelanggan
Iqbaal menggeleng cepat, "Enggak-- Saya kesini cuman mau jemput pacar saya untuk makan siang bersama,"
"Pacar?"
"iya pacar saya--"
"Eugh! Ra, biar aku yang urus, Kamu ke cafe duluan aja," Ujar (namakamu) dengan senyuman yang tak enak
Tiara yang ingin berucappun terhenti karena iqbaal
"Ayo sayang, kita makan siang bareng!" Sahut iqbaal dan membuat Tiara terkejut sementara (namakamu) hanya mengigit bawah bibirnya
Kini tiara paham-- yang dimaksud pacar oleh orang yang sedang ada dihadapannya ini adalah (namakamu). Tapi tunggu? Bukannya pria ini sudah memiliki istri sama seperti yang diucapkan (namakamu) beberapa hari yang lalu kan?
"yaudah (nam), Aku duluan ya!" Ujarnya seraya melengos pergi tanpa menunggu ucapan (namakamu)
"Ayo sayang,"
(Namakamu) menatap kesal pada iqbaal, "Mas iqbaal kenapa kesini segala sih?"
Iqbaal mengeryit, "y--yaa emang kenapa? Salah aku ngajakin kamu makan?"
(Namakamu) mendengus kesal daripada ia memperkeruh masalah lebih baik ia membawa pergi iqbaal dari toko butik itu
Kini mereka berdua telah berada di sebuah restoran-- untuk makan siang tentunya. (Namakamu) masih memasang wajah kesal pada iqbaal membuat iqbaal terkekeh
"Udah dong marahannya sayang," Bujuk iqbaal dengan lembut
"Tau ah! Mas ngeselin!"
"Kesel kenapa sih? apa salah mas sayang?"
(Namakamu) mendecak sebal, "Kenapa mas gak ngasih tau aku kalau mau ke butik? Tiara jadi tau kan tentang hubungan kita!"
"y--ya emang kenapa sih? Baguslah kalau dia tau--"
"Tapi dia taunya mas udah nikah! Udah punya istri! Pasti nih dia bakalan nanya-nanya sama aku!" ketusnya
Iqbaal terdiam sejenak, "Tau darimana dia?"
(Namakamu) mendecak seraya memutarkan bola matanya malas, "Mas emang lupa ya waktu mas nyamperin aku kebutik dengan alasan mas mau cari baju dress buat mba dinda, istri mas? Mas kan bilangnya kaya gitu sama tiara,"
Iqbaal menepuk keningnya membuat (namakamu) meliriknya sinis, "Maaf.. Aku lupa,"
(Namakamu) bersedekap kedua tangan di dada, "Abis aku mas ditanya ini itu sama Tiara, Dia pasti nyangkanya aku Pelakor!"
Mendengar hal itu membuat iqbaal terkekeh, "Yang bilang kamu pelakor siapa? Pelakor itu hanya untuk wanita yang ingin merebut suami orang tanpa persetujuan istri suaminya! Tapi kan kita beda. Dinda sudah menyetujui kalau aku nikah lagi, Jadi sah-sah aja sayang.." ujar iqbaal dengan lembut
"Kalau-- temen kamu nanya tentang hubungan kita. Kamu bilang aja kalau dinda udah setuju sama hubungan kita. y--yaa walaupun aku belum bilang sama dia sih-- Tapi kan aku menunggu kesiapan kamu," Lanjut iqbaal diakhiri senyuman yakinnya
(Namakamu) sedikit lega mendengar ucapan iqbaal tadi. Haruskah ia berbohong demi hubungannya ini?
"udah sekarang kamu makan," Titah iqbaal
(namakamu) mengangguk kecil, "iya mas.."
*
"Jadi dia yang katanya mantan alias pacar kamu sekarang yang udah berstatus sebagai suami orang lain?"
Pertanyaan itu muncul dari Tiara. Setelah makan siang tadi (namakamu) langsung kembali ke butik, ketika ia sedang berkutat dengan buku catatan-- Tiara datang dengan ucapan seperti itu
(Namakamu) melirik sekilas, "Apaan sih ra?"
"Kamu yang apaapaan (nam). Mau jadi pelakor kamu?" omel tiara dengan nada yang tidak suka membuat (namakamu) memejamkan kedua matanya
Dugaannya benar! Tiara pasti akan mengucapkan hal itu padanya
(Namakamu) menghela nafasnya lalu ia menatap lekat pada Tiara, "Siapa yang jadi pelakor sih ra? Kalau nggak tau apa-apa jangan asal nyebut dong kamu. Itu namanya suudzon!"
Tiara mendecak sebal, "Siapa yang suudzon sih? Orang jelas-jelas aku denger pake kedua telinga aku kalau cowok yang tadi itu bilang kalau kamu itu pacarnya dia! Cowok yang waktu itu dateng mau beli dress buat istrinya itu kan? iya kan?!" skakmat! (namakamu) kini terdiam baku membuat Tiara terkekeh sinis
"Aku gak nyangka ya (nam), ternyata kamu--"
"Aku bukan pelakor tiara!" ujarnya penuh penekanan dengan tatapan tajam pada Tiara
"Kalau bukan pelakor apa hah? Selingkuhan?"
"Ra! Kamu gak tau apa-apa!"
"Kamu tetep aja--"
"Hey! hey! Kok pada ribut sih? kenapa?" Sahut Adhit dengan wajah yang terlihat kebingungan membuat (namakamu) dan tiara samasama menoleh
"Dhit! Diem deh gausah ikut campur!" Usir Tiara
"Gue gak akan ikut campur kalau kalian berdua ributnya diluar. Berisik tau gak! Untung gak ada bu Kania," jawabnya dengan tegas
(Namakamu) mendecak kecil lalu ia melengos pergi dengan wajah dan prasaan yang terlihat kesal. Disusul dengan Tiara yang ntah pergi kemana yang jelas tidak menyusuli (namakamu). yaiyalah kan lagi marahan!
"Ck! Dasar cewek rempong!" Desis Adhit
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...