tembus 200 readers, 10 komen gue up langsung!
(Namakamu) tengah bersiap-siap untuk pergi keluar rumah untuk berbelanja bahan makanan ke tukang sayuran yang ada didepan komplek mumpung masih pagi
"Besok giliran aku yang belanja," Sahut Dinda ketika ia melihat (namakamu) hendak membuka pintu, Tidak ada respon apapun dari madunya itu membuatnya mendengus kecil
"Sombong banget!"
Lantas dinda bergegas untuk kelantai atas, Ketika hendak melewati kamar (namakamu) yang ditempati oleh suaminya juga, Tibatiba saja segelintir ide kotor mendatanginya membuatnya tersenyum miring, Tanpa babibu ia masuk kedalam kamar (namakamu) melakukan aksi yang akan membuat seisi rumah ini heboh!
clek!
(Namakamu) sudah sampai dirumahnya dengan tas belanjaan yang sudah terisi penuh. Sebelum kedapur ia menutup terlebih dahulu pintu lalu menguncinya setelah selesai, ketika hendak kedapur langkahnya terhenti oleh Dinda.
"Lama banget sih kamu?!"
(namakamu) menghela nafasnya malas, "Yang belanja banyak, bukan cuman aku doang!" Ujarnya lalu melanjutkan langkahnya
"Alah ngeles!"
(Namakamu) memasukkan beberapa bahan makanan kedalam kulkas dengan rapih, Namun ketika hendak memasukan daging ayam kedalam frezzer Ucapan dinda terdenger ditelinganya membuatnya geram saja, tapi sebisa mungkin ia harus menahan hawa nafsunya
"Daripada kamu berantem terus menerus sama mas iqbaal, Mending kamu pergi aja. Tinggalin mas iqbaal," ujar Dinda ketika wanita itu sudah terduduk di kursi pantry
(Namakamu) tidak menjawab, lebih baik ia fokus dengan apa yang sekarang ia lakukan
Lagi, Dinda berucap. Membuat (namakamu) murka
"Bisa gak sih gausah banyak omong?!" Geram (namakamu) dengan tajam
"Dih? emang kenapa? Mulut, mulut aku. Bebas dong mau ngomong apa aja," Sahut Dinda dengan wajah menyebalkannya
"Kalau mau ngomong yang gak bermutu, Jangan disini!" Ujar (namakamu) dnengan tatapan kesalnya
"Ngusir aku?" Dinda bangkit dari duduknya lalu tersenyum sinis pada (namakamu), "Semoga kamu gak nyesel sama omongan kamu itu?"
(namakamu) mengeryit, nyesel? (namakamu) mengangkat kedua bahunya, Bodoamat!
"MASSSS!!!!"
Teriakan itu membuat iqbaal yang tengah terduduk di sofa sembari menonton tvpun teralihkan, Ia mengeryit melihat dinda turun tangga terpogoh-pogoh dengan raut wajah yang kesal
"Kenapa sayang?"
Dinda mendengus kesal, "Kalung kesayang aku ilang mas!"
Iqbaal mengeryit keheranan, "Hilang? H-hilang gimana maksud kamu?"
Dinda menghentakkan kaki kanannya, "ilang mas ih! Kayanya ada yang maling deh!"
Iqbaal terkekeh mendengar itu, "Mana ada maling dirumah kita sayang? Ada-ada aja deh kamu. Coba kamu cari baik-baik, Siapa tau keselip dilipatan baju,"
Dinda menggeleng cepat, "Enggak mas! Nggak! Semua perhiasan aku tuh disimpen di kotak yang biasa aku pakai, Mana mungkin keselip dibaju!"
Iqbaal bangkit dari duduknya lalu ia menatap bingung kearah dinda, "Kamu tuh ceroboh dinda, Ayo mas bantu cari."
"Gausah mas! Pasti yang ngambil kalung aku pasti istri kedua kamu itu!" Celetuk dinda membuat iqbaal terdiam sejenak
"Nggak mungkin (namakamu) lah dinda, Dia gak mungkin nyuri kalung kamu, Orang semua kebutuhan kalian udah aku bagi rata, termasuk persoalan perhiasan. Jadi mana mungkin dia nyuri lagi," Ujar iqbaal dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...