Pagi menuju siang seperti ini Dinda sudah siap dengan pakaian rapih, ia menuruni satu persatu anak tangga dengan perlahan agar tidak terjatuh, karena ia sekarang menggunakan high heels dengan tinggi 10 cm
tuk!
tuk!
tuk!
Suara langkah kakinya membuat atensi iqbaal yang tengah memainkan ponselnyapun beralih padanya. Pria itu mengeryit, Mau kemana? pikirnya
"Mas," ujar Dinda ketika ia sudah mendekat kearah Iqbaal
"Kamu mau kemana sayang?"
Dinda tersenyum simpul, "Aku mau ke butik mas,"
"Butik? Butik langganan kamu itu?" tanya Iqbaal dengan senyuman lebarnya
Dinda mengangguk ragu, "i-iyaa,"
Mendengar hal itu membuat iqbaal tersenyum lebar seraya bangkit dari duduknya, "Kamu tunggu disini, Mas ikut!"
Dinda menatap aneh iqbaal yang berlari kelantai atas. Tidak biasanya suaminya itu segirang seperti sekarang?
dug!
Iqbaal menutup pintu kamarnya dengan cepat ia melangkah menuju walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Setelah mengganti, ia melangkah menuju meja rias sang istri. Ia tersenyum manis pada pantulan dicermin
"Tunggu aku (namakamu) sayang,"
Ia mengambil botol parfum miliknya dan menyeprotkannya dengan begitu banyak seprotan yang sudah dipastikan menimbulkan aroma yang sangat menyengat. Setelah itu ia mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di ranjang
"Halo mas,"
Iqbaal melirik pada pintu, takut-takut Dinda datang tibatiba, "Sayang, Sebentar lagi mas sama Dinda mau kebutik kamu." ujarnya dengan pelan
"Mas kok bisik-bisik sih ngomongnya?"
Iqbaal terkekeh gemas, "Ini mas lagi ada dikamar, Dinda lagi diluar kamar. Takutnya di tibatiba dateng, Makanya mas bisik-bisik gini,"
"o-ohh, gitu ya? yaudah deh mas aku tunggu ya?"
"Oke, bye sayang!"
pip!
Setelah menelfon. Lantas ia segera keluar kamar untuk menemui sang istri yang terduduk disofa
"Ayo sayang!"
Dinda terduduk di sofa guna menunggu suaminya itu, Tak lama kemudian datang iqbaal dengan pakaian yang terlihat rapih nan wangi sekali! catat!
Dinda bangkit dari duduknya seraya menatap aneh iqbaal, "Mas? Kamu kok tumben pake parfum sebanyak ini? wangi banget!"
Iqbaal sedikit tertegun, "hah? M-masa sih wangi banget? prasaan," ia mencium sekilas pada pergelangan kedua tangannya, "Aku pakenya sedikit kok kaya biasa,"
Dinda terdiam membuat iqbaal mendecak kecil, "Udah ayo, Kenapa pake diem segala sih? Keburu macet!"
Ditengah perjalanan menuju butik langganan Dinda a.k.a Tempat bekerjanya (Namakamu) a.k.a kekasih hati iqbaal. Selama diperjalanan iqbaal tidak hentihentinya bersenandung kecil disertai senyuman manis yang tidak pernah luntur sejak mereka pergi tadi. Dan hal itu lantas membuat Dinda kebingungan
"Mas kamu kenapa sih?"
Iqbaal menoleh, "Kenapa apanya?"
Dinda tertawa hampa, "Kamu aneh banget tau gak? Daritadi kamu senyuuum mulu, Terus sambil nyanyi-nyanyi gak jelas kaya gitu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...