⚠vote 500+
⚠ komen 10+
⚠ readers 500+"Tumben mas pulangnya telat, Kenapa?"
Pertanyaan itu muncul dari mulut manis Dinda. Wanita itu memergoki iqbaal yang hendak menaiki tangga rumah mereka, Sontak membuat iqbaal membalikkan tubuhnya mengurungkan niatnya untuk segera pergi kekamar
Dinda berjalan mendekat kearah pria itu, "Aku tau mas sibuk, mas punya banyak pekerjaan yang harus mas selesaikan, tapi seenggaknya mas harus fikirin juga kesehatan mas, Mas gamau kan drop kaya dulu lagi?"
"Aku fikir kamu nggak ada dirumah, Kenapa tadi aku panggil, kamu nggak nyaut-nyaut?" bukannya menjawab iqbaal malah bertanya dengan wajah yang terlihat kesal
"Aku ada dibelakang,"
"Suami datang tuh harusnya kamu stay di depan pintu, Sambut aku. Kenapa kamu malah sibuk sendiri kaya gitu? Mau leha-leha kayak oranglain?" sarkas iqbaal dengan nada tingginya
Dinda menelan salivanya kuatkuat, "Mas.." Ia menatap lekat kedua mata iqbaal, "Daritadi juga aku nungguin kamu, Aku telfonin kamu, aku chat kamu, Tapi apa? Handphone kamu selalu sibuk. Sesibuk itukah pekerjaan kamu sampai-sampai telfon dari aku nggak kamu angkat?!"
Iqbaal menatap kearah lain dengan wakah datar, "Handphone aku ketinggalan di mobil,"
Dinda terkekeh sinis, "Nggak mungkin kamu ninggalin suatu barang yang menurut kamu penting! Nggak mungkin kan? "
Iqbaal mendecak kecil, Ia salah memberikan alasan yang belum tentu dipercaya langsung oleh Dinda
Dinda menatap lekat iqbaal yang tidak menatapnya, Ia dapat membaca raut wajah iqbaal yang terkesan berbohong. Ia menghela nafasnya seraya mengambil alih tas kantor yang iqbaal jinjing membuat sang empu menoleh
"Mas gausah mandi, Udah malem. Laper gak?" Iqbaal hanya menggeleng kecil seraya menaikki anak tangga
Dinda menatap sendu suaminya itu, Tanpa ia sadari airmatanya menetes, Ia memejamkan kedua matanya, "Mas kenapa berubah?"
*
Tengah malam Dinda terbangun karna-- entah kenapa perasaannya yang mengganjal hebat. Ia melirik pada iqbaal yang tengah tertidur lelap membelakanginya namun keningnya mengeryit tatkala melihat digenggaman tangan kanan iqbaal, Pria itu menggenggam handphonenya yang menyala, Dengan perlahan ia mengambil handphone tersebut. Tidak sopan memang, Tapi tak apa ia istrinya
Ponsel itu menyala sebab ada pesan yang masuk, Dengan sekali usapan ia membuka pesan itu
iya sayang, goodnight!
Napas Dinda tercekat. Ia membungkam mulutnya kuatkuat, Ia menoleh pada iqbaal berderai airmata dengan tatapan yang tidak bisa dipercaya. Apa ini?
Belum sempat ia melihat siapa yang mengirim pesan tersebut, Tibatiba saja ia dengan cepat meletakkan kembali ponsel iqbaal di nakas karna pria itu bergerak sepertinya mengubah posisi tidurnya, Karna takut ketahuan akhirnya iapun meletakkan ponsel iqbaal di nakas
Dengan perlahan ia turun dari ranjang, Menarik knop pintu dan membukanya setelah keluar dari kamar ia menutup kembali dengan pelan
"hiks!"
Kini Dinda sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan tatapan yang sangat memprihatinkan, Ia masih tidak percaya atas apa yang ia lihat tadi
"M-mass, K-kenapa mas selingkuhin aku?"
Tibatiba saja dibenaknya terpikirkan sesuatu.
"Aku ikhlas kalau kamu menikah lagi,"
"Mas udah ada calon untuk dijadiin istri kedua mas?"
Pernyataan baik pertanyaan itu dulu ia ucapkan pada iqbaal ketika ia berada di posisi lemah dan menyerah. Ia akui memang ia sempat menyuruh iqbaal untuk menikah lagi, Tapi kenapa disaat-- mungkin suaminya itu sudah memiliki perempuan lain, Hati dan pikirannya menolak keras. Ia tidak rela jika iqbaal menikah lagi
Ia terkekeh miris, "Penyesalan akan datang diakhir dinda, Diakhir!"
"Aku nyesel mas, Aku gamau kalau harus ngelihat mas menikah lagi," Lirihnya
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...