20 'Penyesalan'

1.6K 193 4
                                    

  ⚠vote 500+
⚠ komen 10+
⚠ readers 500+











"Tumben mas pulangnya telat, Kenapa?"

Pertanyaan itu muncul dari mulut manis Dinda. Wanita itu memergoki iqbaal yang hendak menaiki tangga rumah mereka, Sontak membuat iqbaal membalikkan tubuhnya mengurungkan niatnya untuk segera pergi kekamar

Dinda berjalan mendekat kearah pria itu, "Aku tau mas sibuk, mas punya banyak pekerjaan yang harus mas selesaikan, tapi seenggaknya mas harus fikirin juga kesehatan mas, Mas gamau kan drop kaya dulu lagi?"

"Aku fikir kamu nggak ada dirumah, Kenapa tadi aku panggil, kamu nggak nyaut-nyaut?" bukannya menjawab iqbaal malah bertanya dengan wajah yang terlihat kesal

"Aku ada dibelakang,"

"Suami datang tuh harusnya kamu stay di depan pintu, Sambut aku. Kenapa kamu malah sibuk sendiri kaya gitu? Mau leha-leha kayak oranglain?" sarkas iqbaal dengan nada tingginya

Dinda menelan salivanya kuatkuat, "Mas.." Ia menatap lekat kedua mata iqbaal, "Daritadi juga aku nungguin kamu, Aku telfonin kamu, aku chat kamu, Tapi apa? Handphone kamu selalu sibuk. Sesibuk itukah pekerjaan kamu sampai-sampai telfon dari aku nggak kamu angkat?!"

Iqbaal menatap kearah lain dengan wakah datar, "Handphone aku ketinggalan di mobil,"

Dinda terkekeh sinis, "Nggak mungkin kamu ninggalin suatu barang yang menurut kamu penting! Nggak mungkin kan? "

Iqbaal mendecak kecil, Ia salah memberikan alasan yang belum tentu dipercaya langsung oleh Dinda

Dinda menatap lekat iqbaal yang tidak menatapnya, Ia dapat membaca raut wajah iqbaal yang terkesan berbohong. Ia menghela nafasnya seraya mengambil alih tas kantor yang iqbaal jinjing membuat sang empu menoleh

"Mas gausah mandi, Udah malem. Laper gak?" Iqbaal hanya menggeleng kecil seraya menaikki anak tangga

Dinda menatap sendu suaminya itu, Tanpa ia sadari airmatanya menetes, Ia memejamkan kedua matanya, "Mas kenapa berubah?"

*

Tengah malam Dinda terbangun karna-- entah kenapa perasaannya yang mengganjal hebat. Ia melirik pada iqbaal yang tengah tertidur lelap membelakanginya namun keningnya mengeryit tatkala melihat digenggaman tangan kanan iqbaal, Pria itu menggenggam handphonenya yang menyala, Dengan perlahan ia mengambil handphone tersebut. Tidak sopan memang, Tapi tak apa ia istrinya

Ponsel itu menyala sebab ada pesan yang masuk, Dengan sekali usapan ia membuka pesan itu

iya sayang, goodnight!

Napas Dinda tercekat. Ia membungkam mulutnya kuatkuat, Ia menoleh pada iqbaal berderai airmata dengan tatapan yang tidak bisa dipercaya. Apa ini?

Belum sempat ia melihat siapa yang mengirim pesan tersebut, Tibatiba saja ia dengan cepat meletakkan kembali ponsel iqbaal di nakas karna pria itu bergerak sepertinya mengubah posisi tidurnya, Karna takut ketahuan akhirnya iapun meletakkan ponsel iqbaal di nakas

Dengan perlahan ia turun dari ranjang, Menarik knop pintu dan membukanya setelah keluar dari kamar ia menutup kembali dengan pelan

"hiks!"

Kini Dinda sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan tatapan yang sangat memprihatinkan, Ia masih tidak percaya atas apa yang ia lihat tadi

"M-mass, K-kenapa mas selingkuhin aku?"

Tibatiba saja dibenaknya terpikirkan sesuatu.

"Aku ikhlas kalau kamu menikah lagi,"

"Mas udah ada calon untuk dijadiin istri kedua mas?"

Pernyataan baik pertanyaan itu dulu ia ucapkan pada iqbaal ketika ia berada di posisi lemah dan menyerah. Ia akui memang ia sempat menyuruh iqbaal untuk menikah lagi, Tapi kenapa disaat-- mungkin suaminya itu sudah memiliki perempuan lain, Hati dan pikirannya menolak keras. Ia tidak rela jika iqbaal menikah lagi

Ia terkekeh miris, "Penyesalan akan datang diakhir dinda, Diakhir!"

"Aku nyesel mas, Aku gamau kalau harus ngelihat mas menikah lagi," Lirihnya



bersambung...





𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang