Gatau nanti ada bonus part, gue masih mikir-mikir.
tembus 500 readers
10 komen gue up langsung. Sekalian sebagai part terakhir, itupun kl tembus okay!"Sayang, aku pergi kekantor dulu ya?"
"iya mas,"
Iqbaal hanya menghela nafas kedua matanya menatap kearah Dinda yang masih terbaring diatas ranjang, Istri pertamanya itu masih tertidur. Tidak ada sarapan yang didapat dari dinda. Iqbaal mengerti, mungkin Dinda masih mengantuk. Tak apa!
Kedua kakinya perlahan turun dari tangga, ketika sudah selesai dari arah meja makan (namakamu) memanggilnya
"Mas, sarapan dulu yuk? aku udah siapin--"
"Gausah, aku gak laper." ujarnya seraya melanjutkan langkahnya namun lagilagi (namakamu) tahan
"Mas tapi aku udah siapin roti sama susu hangat," Ujar (namakamu) seraya melirik pada nampan yang ia pegang yang diatasnya terdapat segelas susu dan 4 potong roti yang sudah diberi selai
Iqbaal menghela nafasnya kasar lalu ia membalikkan tubuhnya kebelakang-- lebih tepatnya kearah (namakamu)
"Kamu budek atau purapura gak denger sih? Udah aku bilang, Aku gak laper!" Nada iqbaal menaikkan satu oktaf membuat (namakamu) meneteskan airmatanya ia berusaha untuk sabar menghadapi sikap iqbaal yang berubah 180°
"Tapi nanti kalau kamu laper gimana? Aku gak mau kamu gak konsen nyetir mas," ucap (namakamu) dengan nada yang bergetar efek menahan tangisannya
"Aku bisa sarapan di kantor, Udah kan? gaada yang perlu dibicarain lagi?"tanya iqbaal dengan wajah biasa-biasanya padahal ia tau istri keduanya itu meneteskan airmata
(namakamu) tersenyum sendu dikala airmatanya terus menetes, "Mas, aku sudah siap untuk hamil,"
(Namakamu) harap dengan ucapannya tadi iqbaal bisa merubah sikap buruknya terhadapnya, Tapi ekspetasinya salah. Suaminya itu malah terkekeh hambar
"Apa kamu bilang? Udah siap?"
(Namakamu) melunturkan senyumannya dengan kerutan didahi, "M-maksud kamu apa mas?"
"(nam), (nam). Telat tau gak! TELAT!" Sentak iqbaal dengan tatapan tajamnya, Ia mendekat kearah wajah (namakamu), "Aku sudah tidak ada keinginan lagi untuk bisa memiliki anak dari kamu, Paham?"
brak!
prenk!
kruk!
Semua yang ada diatas serta nampan yang (namakamu) pegang jatuh berceceran. Gelas serta piring tersebut percah bertubi-tubi membuat iqbaal terperanjak
"(Namakamu)!? kamu apa-apaan sih?! Lihat gelas sama piringnya jadi pecah!" Bentak iqbaal melangkah mundur agar pecahan serta susu itu tidak mengenai celana kantornya
(Namakamu) sudah tidak peduli dengan makanan yang ia ditujukan untuk iqbaal. Ia tidak peduli dengan gelas dan piring yang pecah. Ia tidak peduli! Yang ia fikirkan adalah, pernyataan iqbaal yang membuat nyawanya seakan-akan tercabut begitu kasar oleh malaikat maut
Apa tadi? Ia telat? Iqbaal sudah tidak menginginkan ia untuk hamil?
Kedua mata (namakamu) memerah dan berkaca-kaca. Ia tidak menyangka kalau pria yang selama ini ia cintai berani berucap seperti itu
"Masshh, K-kenapa kamu ngomong kayak gitu?"
Iqbaal mendengus kesal, "Kayak gitu gimana hah?! Emang itu adanya kok! Aku udah gak ngarepin kamu untuk bisa hamil anak aku, aku udah gak mau lagi! Dan asal kamu tau ya, Aku dan dinda akan mengadopsi anak, Daripada aku harus menunggu-nunggu ketidakpastian dari kamu!" Ujar iqbaal sembari menunjuk pada (namakamu)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) "𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧?" - (𝐍𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐦𝐮) 𝐀𝐝𝐡𝐢𝐬𝐚 𝐃𝐚𝐧...