11 'Gadis yang dicintai'

1.8K 199 3
                                    

vote komen ya gais, itu sangat membantu untukku :)


Pukul 8 malam iqbaal barusaja pulang kerumahnya. Dan seperti biasa ia disambut hangat oleh Dinda-- istrinya

"Mas mau makan atau mandi langsung?" Kini mereka sedang berdiri di dekat pintu masuk dengan Dinda yang sudah menjinjing tas kerja Iqbaal sementara tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam jas kantor iqbaal

"Gausah, Aku mau langsung tidur aja." ujarnya dengan dingin lalu ia melengos pergi tanpa melirik ataupun menatap pada Dinda yang terlihat kebingungan

"Mas iqbaal kenapa?"

bruk!

Iqbaal menutup pintu kamarnya lumayan keras. Pikirannya kini sangatlah gusar. Tadi sore (namakamu) menelfonnya sembari menangis. Kekasihnya itu bilang jikalau Tiara-- teman (namakamu) menyebutnya Pelakor. Dan hal itulah yang membuatnya kini tampak dingin dan kesal

Ia mendudukkan diri ditepi kasur sembari memijat pangkal hidungnya yang tampak terasa pusing, "Ck! Kurang aja banget sih si tiara itu! Kasian kan (namakamu)!" Desisnya

"Argh!"

Ia mengusap kasar wajahnya, hatinya sangat sakit bila mendengar kekasih hatinya menangis seperti tadi. Dari dulu ia tidak pernah membuat (namakamu) menangis, kalaupun menangis itupun tangisan kebahagiaan! Pernah ia membuat (namakamu) menangis ketika ia ketahuan selingkuh, dan itu membuatnya sangat kecewa, kecewa pada dirinya sendiri. Susah payah ia mencari keberadaan (namakamu) tapi tidak pernah menemui titi terang! Gadisnya itu hilang entah kemana, Hingga satu tahun ia harus hidup tanpa (namakamu) disisinya.

Dan sekarang ia kembali dipertemukan dengan (namakamu). Ia sangat-- sungguh sangat senang! Ia ingin memiliki kembali gadis yang dulunya akan menjadi istrinya kelak! Sekarang ia kembali memiliki (namakamu), ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadikan (namakamu) sebagai Istrinya-- walaupun menjadi istri kedua. Tapi gadis itu tidak keberatan dan mengiyakan apa yang ia inginkan.

Persoalan Dinda. Ia mungkin tidak akan menceraikan wanita itu karena gadis itu tidak bisa memberikan anak untuknya. Tapi setidaknya wanita itu mengikhlaskannya untuk menikah lagi

clek!

Pintu kamar terbuka nampak Dinda yang tersenyum lembut pada iqbaal. Walaupun suaminya itu tidak meliriknya sama sekali. Ia melihat suaminya itu masih mengenakan kemeja putih polos serta celana panjang hitam legam, ia melirik kearah kanan disitu ada dasi yang tergelatak dilantai, itu pasti ulah iqbaal

"Mas,"

Iqbaal berdehem

Dinda terduduk disamping iqbaal, ia mengusap bahu kiri iqbaal lembut, "Kamu kenapa? Lagi ada masalah?"

Iqbaal menepis tangan Dinda dari bahunya, ia menggeleng kecil. Kini suaminya itu menatap pada dirinya namun dengan tatapan yang tidak seperti dulu-- berbeda! itulah yang Dinda rasakan

"Nggak, Kamu tidur sana. Mas mau mandi,"

Dinda mengeryit, "Loh? Bukannya tadi mau langsung tidur?"

Iqbaal bangkit dari duduknya lalu ia melepaskan kemejanya dan nampaknya tubuh kekarnya-- uhshit!

"Udah deh gausah banyak nanya, Kamu langsung tidur aja bisakan?" geramnya membuat Dinda ciut

"i-iya mas."

Iqbaal masuk kedalam kamar dengan pikirannya yang tertuju pada (namakamu). Apakah ia harus pergi kerumah gadis itu? Hanya untuk memastikan, bahwa gadisnya itu baikbaik saja.

"kayanya gue harus kesana," ujarnya dengan suara yang bergema-- kamar mandi

15 menit lalu iqbaal sudah selesai mandi. Kini ia bersiap untuk pergi ke-- rumah (namakamu) lebih tepatnya. Dan hal itu membuat Dinda yang sedang memainkan ponselnyapun mengeryit

"Mas," ia berjalan mendekat pada suaminya itu

Iqbaal tidak menjawab, ia masih terfokuskan untuk memakai gel rambutnya

"Mas mau kemana?"

Lelaki itu memutarkan tubuhnya kehadapan Dinda, ia menaruh kedua tangannya dikedua bahu Dinda, "Aku ada urusan sebentar, Kamu gausah nungguin aku."

"Tapi mas, urusan kemana? Apa gak bisa besok aja? Ini malem loh!" Ucap Dinda dengan pelan

"Nggak bisa dinda. Ini penting.. Udah ya aku harus pergi, Kunci aja pintu aku bawah kunci cadangan kok!" Ujarnya seraya melengos pergi tak lupa ia mengecup singkat kening Dinda

Dinda menatap pergi iqbaal. Perasaan kini merasa ada yang aneh dengan iqbaal. Seperti ada yang di tutupi

"Apa yang kamu sembunyiin dari aku mas?"



*



"M-mass, aku gak mau disebut Pelakor lagi sama Tiaraaa,"

"iya sayang, Mas harus apa? Apa mas harus ngasih pelajaran sama Tiara?"

Seperti ucapannya tadi pada Dinda. Ia akan pergi pada hal penting, dan hal pentingnya y-yaa ini. Kerumah (namakamu). Mereka sedang duduk disofa ruang keluarga sembari berpelukan sangat erat dengan (namakamu) yang menyandarkan kepalanya didada bidang iqbaal sementara iqbaal ia terus menerus mengecup puncak kepala (namakamu) dengan wangi mint yang mampu membuat memabukan!

"aws!"

Ringisan itu terdapat dari mulut iqbaal. Karena (namakamu) memukul  dadanya pelan tapi kenapa ia bisa meringis? hilih!

"Jangan kayak gitu juga kali! Lebay banget!"

Iqbaal terkekeh geli, Lagilagi ia mengecup puncak kepala (namakamu), "Ya terus harus gimana? Please kamu jangan nangis kaya tadi lagi ya?"

(namakamu) mengadahkan kepalanya dan kini mereka saling menatap, "Kenapa emang?"

Iqbaal mengecup kening sekilas, "Itu bikin mas gak konsentrasi sayang, Mas gak mau kamu nangis, Cukup waktu mas--"

"Mass, jangan dibahas ah!"

"Pokoknya kamu jangan nangis lagi, Mas gak mau tau!"

(Namakamu) tersenyum manis, "iya mas-- ohiya, mas kesini... Mba dinda tau?"

iqbaal mengelus punggung (namakamu) lembut seraya mengangguk kecil

"Dia gak curiga?"

"Nggaklah! Kan mas bilangnya ini hal pentingn, yang otomatis itu menyangkut paut sama perusahaan,"

(namakamu) terkekeh geli mendengar ucapan iqbaal, "Hal pentingnya itu aku ya mas?"

Iqbaal tersenyum hangat, "iya dong! Kamu sekarang adalah hal terpenting aku, diatas segalanya."

"Diatas mba dinda?"

"iyaa sayang,"

(Namakamu) melepas pelukan itu lalu ia menatap intens iqbaal, "Kamu gak lagi bikin aku seneng kan?"

"Kok gitu bilangnya?"

(namakamu) mendengus, "y--ya aku takutlah! Takut kamu ngomong dengan hal yang sama, sama mba dinda!"

Iqbaal terkekeh geli ia kembali menarik tubuh (namakamu) untuk ia peluk, "Nggak sayang! Percaya sama aku, Kamu itu adalah gadis yang aku sayangi setelah ibu. Cuman kamu aja."

(namakamu) tersenyum manis ia memejamkan kedua matanya sembari bersandar pada dada iqbaal, "Aku sayang kamu mas,"

"Mas juga sayang sama kamu,"






bersambung...

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 𝟐 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang