Laki-laki tampan dengan mata tajamnya tengah menatap pantulan dirinya di cermin, senyum tipis terukir di bibirnya mengingat mulai saat ini ia harus mengontrol emosinya di saat sisi monsternya menggeram.
Dengan kaki panjangnya pria itu melangkah menuju kamar gadisnya, kekasih yang selama ini berada di bawah tanggung jawabnya.
Tok. Tok. Tok. Ceklek.
Gio menatap intens penampilan Adara mulai dari baju putih berlengan pendek, rok jeans sebatas dengkul dan rambut yang ia biarkan tergerai. Sempurna tanpa polesan make up yang berlebihan.
"Sudah siap?" tanya Gio menatap kekasih kecilnya tengah mengangguk antusias.
Gio mengulurkan tangannya untuk menggandeng tanga mungil AdAdara, kakinya melangkah meninggalkan mansion kebanggaannya.
Gio membukakan pintu samping untuk Adara. "Silahkan masuk tuan Putri,"
Gio memutari mobilnya dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Cuaca kali ini tengah tidak menentu. Hujan yang tiba-tiba deras dan kadang tak heran jika tiba-tiba panas.
Adara menatap Gio yang sedang asik menyetir, tujuan kali ini adalah aparterments Reta, ibunda Adara yang telah pindah.
"Mama sama Papa berangkat jam berapa?" tanya Gio yang masih fokus menyetir.
Adara menatap ponsel yang baru Gio berikan untuknya. "Masih satu jam lagi sih," jawab Adara. Gio menganggukan kepalanya.
Hari ini Reta Alerra Richard dan Randa Geraldi Richard akan berangkat ke Tokyo, perjalanan bisnis dalam kurung waktu seminggu.
Mobil sedan berwarna hitam memasuki sebuah apartements besar bergaya Eropa itu, beberapa satpam yang menjaga turut menunduk kala Gio dan Adara datang.
Mereka langsung turun dari mobil. Gio melingkarkan tangannya di pinggang Adara membuat siapa pun yang melihat akan iri menatap pasangan yang seperti tengah keasmaran.
Tok. Tok. Tok. Pintu utama terbuka lebar dengan beberapa maid berjajar rapih menyambut kedatangan dua pasangan itu.
Adara dan Gio berjalan beriringan menuju ruang keluarga dimana Mama dan Papanya tengah duduk dengan beberapa koper di hadapannya.
"Mamaa!" pekik Adara yang langsung berhambur ke dalam pelukan mamanya. Adara memejamkan matanya seolah menyalurkan rasa rindu yang selama ini sempat tertahan.
"Pa." Gio menyalami Randa Geraldi Richard.
"Papaa!" Adara beralih menuju pria paruh baya yang terlihat masih sangat tampan.
"Ma." Gio beralih mencium punggung tangan Reta. Reta mengelus puncak kepala Gio saat kekasih dari anaknya mencium punggung tangannya.
"Hanya seminggu, kan, janji?" Adara menatap kedua orang tuanya secara bergantian seolah mencari jawaban yang akan terlontar.
Reta dan Randa menganggukan kepalannya. "Iya sayang." Reta mengelus puncak kepala putrinya dengan sayang.
Randa menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Mama sama Papa harus berangkat sekarang."
Adara dan Gio menganggukan kepalanya barengan. Gio dan Adara tidak ikut ke bandara karena Randa dan Reta tidak mengizinkan. Jadi, Gio dan Adara hanya bisa melepas kepergian orang tuanya sampai ambang pintu.
Di ambang pintu Randa menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Gio yang tengah berdiri tegap dengan Adara disampingnya.
"Jaga Putri saya, jangan sampai kamu lukai hatinya." Peringat Randa menepuk bahu Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Misteri / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...