しぬ 53 : END UP

7.7K 469 98
                                    

Jika memang tidak bisa dihilangkan, kamu harus bisa mengendalikan.

-Shinu-

P

roses persalinan berjalan, Gio setia menemani Ara didalam ruangan, membuktikan pada wanita itu bahwa ia tidak sendirian.

Menggenggam erat tangan sang istri, membiarkan tangannya dicengkram untuk melampiaskan rasa sakit.

Gio mengelus puncak kepala Ara dengan lembut, kini jarak antara wajahnya dengan wajah Ara tersisa dua centi meter.

"Aku yakin kamu bisa. Cengkram tangan aku aja," bisik Gio, Ara menoleh dengan keringat membasahi wajahnya, nafas Ara terengah-engah.

Seulas senyum terbit kala pandangan Ara terjatuh pada sepasang mata legam yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja, ada rasa kekuatan yang Gio coba berikan.

"Sedikit lagi." Seorang dokter perempuan masih terus membantu proses persalinan, kepala si bayi mungil sudah kelihatan.

Ara mencengkram tangan Gio hingga kuku-kukunya menancap di kulit lelaki itu, satu dorongan lagi.

"AKKHHH!"

Oekk... Oekk...

Menetralisir nafas yang terengah-engah, Ara tersenyum kala mendengar suara tangisan bayi yang kini berada digendongan seorang dokter. Tangisan yang cukup kencang bahkan memenuhi satu ruangan.

Detak jantung berpacu lebih cepat, Gio memperhatikan bayi berjenis kelamin laki-laki yang sangat menggemaskan. Bayi itu segera dibawa pergi untuk dibersihkan, memastikan suhu si kecil agar tetap hangat.

Perhatian Gio teralih pada seorang wanita cantik yang terbaring lemah, kedua mata itu terpejam.

"Kamu hebat," bisik Gio, kedua mata Ara terbuka, kemudian mengembangkan senyum.

"Siapa namanya?" tanya Ara.

Gio mengusap peluh keringat dikening Ara. "Deano Veluz Xalder."

"Nama yang bagus, berfikir berapa lama?" sindir Ara saat Gio menamai anak mereka tanpa berfikir.

"Sejak aku tahu jenis kelaminnya. Selama ini aku menyiapkan banyak nama," ucap lelaki itu lembut. Mengusap peluh keringat yang menjalar disekitaran kening istrinya.

"Tangisan yang menggemaskan," cetus Gio.

Ara tersenyum. "Wajahnya mirip denganmu,"

"Dia akan tumbuh menjadi seorang laki-laki hebat," ucap Gio, menatap hangat iris mata berwarna coklat yang dimiliki istrinya.

Beberapa lama kemudian, seorang dokter datang dengan si kecil yang kini sudah tertidur lelap, meletakkan disebelah Ara sebelum akhirnya dokter itu berpamitan keluar.

Ara dan Gio, memandang putra mereka dengan mata berbinar, tak menyangka mereka akan berada di titik dimana mereka akan hidup menjadi keluarga bahagia. Semoga.

"Hai baby Deano," sapaan pertama terdengar dari mulut Ara.

"Cepat dewasa, nanti akan ku ajarkan cara memegang senjata api yang benar."

Ara mendelik kearah Gio, membuat sang empu terkekeh kecil.

Gio mengecup pipi Dean yang masih tertidur, pipinya gembul yang terlihat memerah, tangan kecilnya tergumpal, rambutnya tipis berwarna hitam.

"Dia benar-benar mirip denganmu," cetus Ara, Gio mengangguk dengan bangga.

"Aku yang mengandung tapi dia lebih mirip denganmu," dengus Ara.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang