しぬ 44 : GUEST

4.7K 330 36
                                    

Tak semua orang bisa memaafkan kesalahan, ada orang yang berucap memaafkan tetapi ia masih menaruh dendam.

****

P

agi-pagi buta, segerombolan tamu tak diundang datang entah apa tujuannya. Sang pemilik rumah yaitu Gio dan Ara dibuat gregetan karena seluruh anggota Yakuza dan Los Zetas datang kerumah tanpa ada komunikasi terlebih dahulu.

Begitu Gio terbangun hendak mengambil segelas air putih didapur, lantai satu sudah diserang ribuan orang membuat keadaan rumah sudah tak terkendali ketika Gio melihat beberapa makanan dan juga minuman bersoda diatas meja.

"Cepat katakan, apa tujuan kalian datang dan menghancurkan rumahku?"

Gio marah? Tentu saja. Mereka memang salah satu bagian keluarga yang tak pernah Gio lupakan atas jasa-jasanya, tetapi kedatangan mereka berbondong-bondong pasti membuat Ara terganggu. Ara yang tengah tertidur terpaksa harus bangun untuk menghormati kedatangan Yakuza dan Los Zetas.

Jeffrey memijat pelipisnya frustasi, "Ini kemauan Selena, ia ingin melihat mansionmu dan Ara sebelum kami berangkat ke Amerika."

Sebagai suami yang baik Jeffrey pasti akan menuruti kemauan Selena, terlebih wanita itu selalu mengancam dengan kata 'ini kemauan anak kita' membuat Jeffrey tak punya pilihan lain.

Kini Gio beralih menatap Selena, "Apa itu salah satu bentuk bawaan bayi?" tanya Gio dengan rawut wajah datar, ingin marah pun percuma karena Selena mengangguk menjawab pertanyaan Gio.

Gio menghela nafas, ia melihat kearah Ara yang tengah duduk tak nyaman karena ribuan pasang mata menatap mereka berdua.

"Bola mata kalian akan kupecahkan jika terus-menerus menatap istriku," ini daerah teritorial Gio bos! Jangan main-main dengan kucingnya atau pawangnya akan marah!

Mendapat peringatan beberapa pasang mata memutuskan untuk pura-pura minum, makan dan ada pula yang membalikkan badan tak kuasa melihat tatapan mengintimidasi dari seorang Gio Alexander Adhitama.

"Semion sudah ketemu?" tanya Gio pada Jeffrey, sedangkan Selena asik dengan cemilan yang ia ambil sendiri dari kulkas Gio.

"Sudah, dia sedang menemani Carra untuk berkeliling dunia,"

Gio berpikir sejenak, "Keliling dunia? Untuk apa?"

"Entahlah, pasangan itu tidak jelas apa tujuannya." kata Jeffrey acuh, kemarin saat ia menghubungi Semion, lelaki itu hanya berucap seperlunya setelah itu mematikan sambungan dengan Jeffrey yang belum menyelesaikan pembicaraan. Dari situ Jeffrey ingin memecahkan kepala pria itu dan juga kekasihnya.

Gio mengangguk saja tak perduli, toh Semion sudah memasuki umur yang tidak ada waktu untuk bermain-main dengan cinta seperti kisah remaja kebanyakan. Lagi pula Carradine Levine bukan perempuan biasa. Wanita itu cocok dengan Semion, setidaknya Semion bisa memiliki sifat sedikit bucin saat berada didekat Carra.

Gio beralih menatap sang istri, "Ke kamar aja yuk, disini banyak buaya lepas dari kandangnya." Gio mengelus punggung tangan Ara, wanita itu belum terbiasa dengan ribuan pria yang kini bertamu kerumah.

Dulu sewaktu SMA, saat Ara ingin ke kantin, ia melihat segerombolan cowok yang sedang nongkrong disepanjang koridor membuat Ara mengurungkan niatnya untuk kekantin, kejadian itu terus-menerus terjadi sepeti itu hingga Ara memutuskan untuk membawa bekal dari rumah.

Ternyata segerombolan cowok yang tengah nongkrong atau lebih tepatnya sedang bercengkrama satu sama lain disitu ada Gio Alexander Adhitama. Laki-laki yang sering memperhatikan Adara Melody Armory yang terlihat berbeda dari gadis yang Gio temui. Gadis dengan wajah natural tanpa polesan make up serta pipi gembul dengan sedikit rona merah membuat Gio memutuskan untuk menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang