Pukul delapan pagi, Gio sudah siap dengan kaos hitam, celana levis dan sepatu boots berwarna hitam mengkilap. Terlihat maskulin dan sangat tampan. Tapi siapa sangka? Di balik wajah yang rupawan tersirat topeng iblis yang membelenggu tubuhnya. Ralat! Sifatnya.
"Dimana Ara?" tanya Gio saat sampai diujung tangga. Menatap salah satu maid yang tengah menunduk hormat.
"Nona sedang di taman belakang rumah, boss."
Gio mengangguk, kaki panjangnya melangkah menyusuri bangunan rumahnya sendiri, ia melihat Ara tengah menatap Harimau peliharaan nya yang ia letakan di sudut taman.
Gio berjalan mendekat, memeluk tubuh ramping Ara dari belakang, meletakan kepalanya di bahu Ara.
"Namanya Pitrus, baru genap sepuluh tahun."
Ara tersentak, saat tau dibelakangnya Gio, Ara menghembuskan nafasnya.
"Kamu melihara Harimau? Kok aku gak tau?" tanya Ara, masih menatap Harimau bernama Pitrus di depannya yang sedang meraung-raung lapar.
"Dia itu udah jinak, tapi kalau sama orang yang dia benci dia bisa mencabik-cabik tubuh manusia dengan mudah." Ara bergidik ngeri.
"Mau aku buka kandangnya?" Gio memajukan langkahnya hendak membuka gembok yang menghubungkan ruang kandang itu.
Ara melotot tak percaya. "E-ehh jangan, gak usah makasih." Jantung Ara berdegup kencang. Apa Gio sedang bermain-main dengan nyawa?
Gio tekekeh. "Hahaha, kamu takut?"
Sial! Pakai nanya. Gerutu Ara.
"Sudah kukatakan, dia baik," tutur Gio, tangannya menelusup kedalam kandang dan mengelus puncak kepala Pitrus. Sontak saja membuat Ara menggeleng takjub.
"Tetap saja dia hewan buas, perilaku nya tidak bisa di prediksi begitu saja."
Gio hanya terkekeh."Udah sarapan?" Gio menggandeng Ara membawanya ke dapur.
Ara menggelengkan kepalanya, "Belum."
Gio mengacak-acak rambut Ara. "Mau makan apa gadis manis?" tanya Gio gombal. Pipi Ara memanas.
"Hahaha menggemaskan!" Gio mencubit kedua pipi Ara. Membuat sang empu mendengus kesakitan.
"Jangan dicubit!" Ara mengerucutkan bibirnya.
"Mau itu," rengek Ara saat melihat iklan gulali di televisi.
Gio mengerutkan keningnya. "Kamu belum makan nasi!"
Ara menggelengkan kepalanya, kakinya menghentak-hentak kesal. "Mauu itu!" rengek Ara lagi.
Gio menghembuskan nafasnya kasar, "Fine!" final Gio mengalah.
"Yeay!" Ara memeluk tubuh Gio dengan senang.
Gio tersenyum, membalas pelukan Ara tak kalah erat. Apa pun yang Ara suka Gio tidak bisa menolak. Sulit rasanya melihat Ara merengek di depannya. Padahal ia bisa membelikan apapun yang Ara mau dengan mudah.
Gio menghubungi Vregard, tangan kanannya. Memberikan waktu sepuluh menit untuk memesan gulali yang Ara inginkan. Semuanya di lakukan untuk gadis manisnya.
Drrttt. Drrttt. Ara memperhatikan Gio dengan intens saat deringan ponsel mampu memecahkan keheningan yang terjadi beberapa detik lalu.
"Siapa?" tanya Ara menikan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Mystery / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...