Kedewasaan adalah dimana seharusnya kamu marah, tapi kamu memilih untuk mengerti.
****
Gio duduk disalah satu sofa tempat biasanya seluruh anggota Yakuza bercengkrama. Ia duduk sendiri dengan segelas Whisky diatas meja.
Wajahnya kusut dan gairah hidupnya mati. Padahal ia sendiri yang membuat keputusan, tapi ia sendiri yang menyesali keputusannya.
"Masih ada waktu, susulin sana." Semion tiba-tiba datang dan duduk disebelah Gio dengan kedua tangan disilangkan didepan dada.
"Untuk apa kau kemari?" ucap Gio, pasti Semion punya urusan tersendiri sampai main ke markas Yakuza.
Semion terkekeh pelan. "Dua orang yang berhasil kabur sudah ku bunuh. Apa kau ingin aku membunuh Ara untuk target selanjutnya?"
Perkataan Semion langsung mendapat tatapan tajam dari Semion, dan Semion hanya tersenyum penuh arti.
"Berani kau sentuh gadis ku, ku cabut otak kau!" ujar Gio tak suka.
Semion tertawa terbahak-bahak. "Bahkan kau sudah melepasnya! Remember?" Semion tersenyum miring. Satu alis tebal miliknya terangkat.
Gio menghela nafas. "Kita semua seorang bajingan yang gemar membunuh. Ia gadis normal, ia akan lebih hancur saat kembali bersamaku."
Semion menggelengkan kepalanya. "Terserah kau, ku katakan sekali lagi bahwa kau masih ada waktu. Sebelum dia diambil masa lalunya."
Semion pergi meninggalkan Gio yang tengah tercekat ditempat. Malas rasanya Semion sendiri meladeni anak itu. Mereka sudah sama-sama dewasa, lalu mengapa mereka mengedepankan ego bukan hati?
Gio berpikir sejenak. Benar, untuk apa ia biarkan Ara pergi? Untuk apa ia melepas Ara? Bukankah selama ini seharusnya apa yang sudah menjadi miliknya tidak akan pernah ia lepaskan? Lalu mengapa ia membebaskan Ara?
Ya, Gio harus mendapatkan Ara kembali. Kalau perlu Gio akan memotong kedua kaki Ara agar Ara tidak akan pergi jauh darinya, dan Gio juga akan mencongkel kedua bola mata Ara agar gadis itu tidak menatap laki-laki lain selain dirinya.
Gini tersenyum miring, diotaknya sudah terususun rencana rapih untuk memulangkan Ara kembali ke sisinya. Akan Gio buat Ara takkan bisa pergi kemana-mana.
Malam ini ia akan berangkat ke London untuk menjemput sang kekasih, Gio akan membawa Ara pergi dan menyembuyikannya disuatu tempat.
Gio melangkah menuju ruangan Jeffrey. Tanpa mengetuk pintu Gio langsung membuka ruangan itu menampilkan Selena yang tengah menodongkan pisau tepat diwajah Jeffrey.
"Kalian lagi bertengkar?" tanya Gio dengan wajah polosnya.
Jeffrey mendelik kesal. Sedangkan Selena terkekeh. "Kita sedang bermain, kau mau ikutan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Mystery / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...