Banyak orang yang harus semesta tunjukkan pada mereka berdua bahwa nggak semua orang itu baik.
****
"I have a gift for you," kata Gio sembari mengeluarkan botol kecil dengan cairan berwarna hitam kental.
Selena mengernyit bingung. "Apa itu?" tanya Selena penasaran.
Gio tak menjawab, ia mencengkram rahang Lucky dengan erat membuat sang empu meringis. "Buka!"
Gio memerintahkan Lucky untuk membuka mulutnya, namun seaakan pertanda bahaya Lucky memilih untuk menutup mulutnya rapat.
"Argghhh!" Gio greget sendiri, tangan satunya dengan cepat menarik bibir atas Lucky dan bibir bawah Lucky secara bersamaan, perlahan mulut itu terbuka dengan cara paksa.
Gio memasukkan cairan kental itu kedalam mulut Lucky, namun Lucky memuntahkan cairan itu kelantai. Gio beranjak berdiri lalu berjalan sedikit menjauh dan berhenti tepat disebelah Selena dengan tangan bersedekap.
"Let's see the show." Gio menunjukkan seringai penuh dendam. Sedangkan Selena, mata wanita itu tak lepas dari pergerakan Lucky seolah ingin tahu apa yang akan terjadi.
"ARGGHH!"
Suara teriakan sangat kencang membuat Selena membelalak dengan kedua mata berbinar, pertunjukkan yang mengasikkan.
Lucky Luciano Raxtra, pria itu menggeram saat kulit ditubuhnya perlahan melepuh dan meleleh hingga tulang ditangannya mulai muncul yang sudah menyatu dengan darah.
Satu bola mata yang tersisa bergerak gelisah, dan yang lebih mengejutkan lagi bola mata itu perlahan terlepas dari sangkarnya membuat Selena memekik takjub.
"Kumohon hentikkan!" Lucky memohon dengan penuh penyesalan, kalau tau akan sesakit ini lebih baik ia berpura-pura baik dihadapan Gio. Bangsat kan?
Gio tersenyum miring, pertunjukkan yang menyenangkan tanpa harus mengotori tangan. Pembunuhan menabjukkan untuk seorang pengkhianat.
Makanya kalau dikasih kepercayaan itu dijaga, kalau sudah kecewa mah nggak mandang siapapun dia. Bakalan keinget sampai kapapun juga.
Tubuh Lucky berkeringat, darah mengalir dimana-mana membuat bau anyir tercium sangat tajam. Selena menarik nafas menghirup aroma darah yang sangat memabukkan.
Ia tak menyangkan akan bisa sekeji ini, mungkin efek karena diirnya tengah hamil.
Lucky menggeram, satu ibu jari dikaki terlepas dengan mudah, seperti keju mozarella yang ditarik panjang lalu terputus.
Ia lebih menginginkan langsung mati ketimbang disiksa tak karuan seperti ini. Perlahan tapi pasti jari-jari dikuku Lucky terlepas membuat Selena bertepuk tangan girang.
"Apakah racun yang ada dipisauku berguna?" tanya Selena pada Gio namun matanya tetap fokus pada Lucky.
"Ya," kata Gio singkat dan jelas.
"Gio!"
Teriakan gadis manis terdengar diindra pendengaran Gio, memberi sinyal bahwa Ara tidak boleh melihat apa yang sedang terjadi.
"Gio!" panggil Ara saat kakinya memasuki pintu bernomer 501 sesuai arahan Jeffrey dan juga Semion.
Gio berlari mendekati pintu, kemudian memeluk tubuh Ara dengan tangan yang langsung menutup kedua mata Ara.
"Gio?" Ara bingung apa yang dilakukan Gio sampai Gio tiba-tiba menutup matanya.
"Ssttt, tenanglah," bisik Gio lembut, ia mendekap tubuh Ara dengan penuh kasih sayang. Ia sangat merindukan gadis kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Tajemnica / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...