Orang yang paling kamu percaya, justru dia adalah penjahat paling nyata.
****
Satu ruangan atau lebih tepatnya seluruh anggota Los Zetas dan Yakuza tengah dibuat geram atas hilangnya calon pengantin perempuan, seluruh anggota menyebar bahkan helikopter sudah seluruhnya dikerahkan untuk menemukan Adara Melody Armory.
Yang lebih bangsatnya lagi adalah saat Gio melacak seluruh CCTV yang ia pasang diberbagai sudut, tidak ada satupun CCTV yang berhasil menemukan sang pelaku sialan.
Seluruh anggota berpencar, menelusuri jalanan Kota London yang semakin malam semakin sepi. Gio sudah mengendari mobil Maybach untuk menmukan calon istrinya, berkali-kali Gio menggeram serta memukul kencang setir mobil membuat tangannya pasti merah.
"Siapapun yang sudah membawa Ara pergi, kupastikan akan mati!" umpat Gio, tangannya mencengkram setir dengan kuat, sudah dua jam ia berkeliling sepanjang jalan, namun tak menemukan tanda-tanda.
Disisi lain, Jeffrey turut bimbang saat anak buah yang ia perintahkan tak kunjung memberi informasi baik, Jeffrey sudah menelpon petugas bandara untuk mem-block penerbangan ke luar Kota London.
"Hei, kau!" Pnaggil Jeffrey memberhentikan salah satu anggota Los Zetas yang tak sengaja lewat di depannya.
"Ya, tuan, ada yang bisa saya bantu?" Ia menunduk sebentar sebagai bentuk hormat kepada sang pemimpin Yakuza.
"Dimana Semion? Aku tak melihatnya." tanya Jeffrey yang sedari tadi tak menemukan partner-nya itu.
"Saya tidak tahu, tuan. Tadi tuan Semion memerintahkan seluruh anggotanya untuk berangkat lebih dulu."
"Ya sudah, pergilah," usir Jeffrey saat ia tak mendapatkan informasi apapun dari anak buah Semion.
"Kemana lagi pria itu, sudah tahu keadaan sedang genting ia tak muncul juga," gumam Jeffrey dengan gelengan kepala.
Jeffrey meraih ponsel dari dalam saku, kemudian mendial nomer Semion sebelum akhirnya deringan terjawab dan berkata bahwa ponsel Semion sedang berada diluar jangkauan.
"Apa dia telat?" Pikir Jeffrey dengan dahi terlipat, kemudian ia menggeleng pelan. "Nggak mungkin, dia tidak seceroboh itu untuk melupakan acara pernikahan Gio kecilnya."
"Permisi tuan, apakah Putri saya sudah ditemukan?" Reta dan Randa datang secara bermaaan, raut wajah cemas tak luput dari mimik muka keduanya.
Pandangan beralih menatap Reta dan Randa, sembari menggeleng Jeffrey berucap, "Putrimu seperti hilang ditelan bumi, bagaimana bisa ia hilang tanpa meninggalkan jejak?"
Kini Jeffrey tengah duduk disofa ruang tamu tepat di kediaman keluarga Ara, Jeffrey sudah mengeluarkan laptop untuk mendeteksi keberadaan Ara, namun tak kunjung mendapatkan.
"Saya yakin, yang bawa Ara pergi bukanlah orang biasa. Ia bisa bermain sebersih ini tanpa meninggalkan jejak yang tertinggal," tutur Jeffrey, ia merasa dipermainkan saat CCTV dari sepenjuru arah tidak dapat ditemukan, hanya ada gambar hitam sebagai pertanda bahwa CCTV telah di rusak.
"Pa." Reta memeluk erat lengan sang suami, dengan perasaan cemas takut putrinya kenapa-napa.
"Everything will be fine," balas Randa menenangkan. Ia tak kalah khawatir, ingin rasanya Randa turun tangan untuk membantu pencarian putrinya, tapi Gio berkata bahwa lebih baik dirumah untuk menghindari hal buruk yang mungkin bisa saja terjadi disaat mereka sedang panik.
****
Gio menghela nafas saat ia tak dapat menemukan Ara, dan bodohnya gadis itu tidak sedang memakai kalung dan juga jepitan yang sudah Gio letakkan penyadap suara dan alat pelacak karena aksesoris yang ada ditubuh Ara semuanya baru.
"Brengsek!" umpat Gio lagi dan lagi memukul setir mobil, mobil Maybach itu melakukan drift secara cantik dan melaju untuk kembali kerumah gadisnya.
Tak butuh waktu lama mobil Gio sudah terparkir sempurna dipekarangan rumah Adara Melody Armory, ia bergegas masuk untuk mengetahui apa ada perkembangan baik atau tidak, saat sampai diruang tamu Gio disuguhkan dengan pemandangan Jeffrey, Reta dan juga Randa tengah berkumpul dengan suasana kalut.
"Bagaimana, apa kau menemukan sesuatu?" tanya Gio cepat menghampiri Jeffrey yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya.
Jeffrey menggeleng tanpa mengalihkan pandangan. "Sangat cerdik, tidak ada jejak yang tertinggal. Ku pikir orang yang sudah menculik Ara bukan orang biasa," ungkapan Jeffrey membuat suasana hati Gio tak lagi tenang.
"Bangsat!" Gio mengacak rambutnya frustasi, tuksedo yang ia pakai sudah kusut dengan rambut berantakan, suasana yang ia impikan kacau begitu saja. "Di mana Semion?" tanya Gio saat menyadari bahwa pria itu tak ada.
Jeffre menggedikan bahu. "Tidak ada, kata salah satu anggotanya Semion menyuruh mereka berangkat duluan. Entahlah, pria itu mungkin sedang dalam perjalanan." pikir Jeffrey.
Satu alis Gio terangkat. "Enggak mungkin, kita sama-sama tahu bahwa Semion bukan pria yang suka menyepelekan sesuatu," tukas Gio merasa ada yang tidak beres.
"Tapi kita tidak tahu dia ada dimana!" tegas Jeffrey karena Gio tidak bisa tenang sedikit, karena pelakunya pasti akan terlihat senang jika targetnya merasa panik dan terancam.
"Bukankah kita sudah melakukan pengamanan ketat? Apakah gerbang utama sudah dijaga dengan baik sampai bisa penyusup masuk dengan mudah?!" murka Gio, ia sudah memerintahkan untuk menjaga acara pernikahannya dengan baik, bukan malah mengacaukannya.
"Sudah, aku yang bertanggung jawab dengan penjagaan gerbang utama," cetus Jeffrey menghela nafas berat. "Aku rasa ada yang berkhianat lagi, karena tidak mungkin pelakunya bisa masuk tanpa ada kecurigaan dari anak buah Semion."
Tugas yang menjaga pintu gerbang utama adalah anak buah Semion, sedangkan anak buah Jeffrey beberapa ada yang berjaga lewat udara dengan helikopter dan juga berjaga disepanjang jalan.
"Dia sangat teliti, yang pertama ia menghancurkan CCTV-nya, yang kedua ia bisa membawa Ara keluar dari tempat ini tanpa ketahuan ribuan anggota yang berlalu lalang, dan yang ketiga ia tidak meninggalkan jejak apa pun."
Licik, siapapun pelakunya sudah Gio siapkan batu nisan, karena sang pelaku rupanya ingin berkenalan dengan Gio Zaxster.
"Fokus Gio, jangan biarkan otakmu dikendalikan oleh rasa panik," gumam Gio mencoba memfokuskan dirinya sendiri karena Gio kalau sudah panik semuanya hancur, pikirannya sempit.
"Di mana terakhir Adara menghilang?" tanya Gio kemudian seolah otak pintarnya kini mulai mengalir.
"Ruang rias," jelas Reta menatap calon menantunya dengan tatapan berharap bahwa ia menemukan putrinya.
Gio mengangguk, dengan segera ia berlari menuju tempat acara pernikahannya yang sedikit jauh dari kediaman Ara. Gio tersenyum miring. "Sampah tetaplah sampah." Pikir Gio.
Butuh waktu 25 menit untuk Gio sampai di tempat acara pernikahannya yang masih ramai karena beberapa anggota Los Zetas dan juga Yakuza tampak tengah sibuk mencari jejak keberadaan disekitara lokasi.
Gio berlari menuju ruang rias dengan peluh keringat membasahi keningnya. Saat sampai yang Gio temukan hanya ruangan kosong yang tampak terang dengan pencahayaan.
Gio menyusuri setiap sudut ruangan. Dengan mata tajam dan juga perasaan teliti yang Gio miliki tertangkaplah sebuah jendela yang menghubungkan ruang rias dengan taman belakang.
Gio keluar dari ruang rias lewat jendela, kemudian kakinya menapak ditanah dengan pemandangan taman tepat disamping gedung pernikahannya.
Gio berfikir sejenak, para tamu pasti akan kumpul diarah barat karena arah barat merupakan gerbang utama dan para tamu bercengkrama dengan segelas champagne.
Hanya ada satu, yaitu arah timur, Gio melangkah berjalan kearah timur, kemudian ia langkahnya terhenti tepat pada trotoar disebuah jalan satu arah yang menghubungkan sebuah bandara ternama yaitu bandara Heathrow.
Gio tersenyum miring. "Jadi gitu permainanya," gumam Gio dengan tatapan meremehkan. Dasar sampah! Niatnya mau didaur ulang malah minta dibakar.
FOLLOW nadaagr KARENA BEBERAPA PART TELAH DI PRIVATE! TEKAN TOMBOL BINTANG DI SAMPING KIRI BAWAH, TYSM!
![](https://img.wattpad.com/cover/206262160-288-k17891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Misteri / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...