Bagian : 10

200 6 0
                                    


Hari semakin hari saat di sekolah kami bagaikan orang asing. Yang biasanya setiap hari saling menyapa dan saling melempar senyuman sekarang suasanya jadi hening.

Saat aku dan Dika tidak sengaja bertemu di kantin atau di mana kami hanya saling menatap.

Suatu hari aku melihat status Dika di BBM yang bertuliskan "yang mau jadi pacarku ping" yang lagi ngetrend pada saat itu kalau orang lagi jomblo, beberapa menit setelah itu ada foto perempuan yang di upload, dan aku ngerasa perempuan ini ping Dika jadi ceritanya gitu doang terus langsung jadian? Haha, parah sih.

Aku tidak peduli dan melanjutkan membaca status lain.

Hari semakin hari Dika selalu gonta-ganti pacar tetapi aku tidak pernah menghiraukannya sama sekali.

Saat itu aku mulai sering sakit dan bahkan sering pingsan di sekolah bukan karena aku banyak pikiran atau galau karena Dia.

Sudah beberapa kali Tante mengajakku untuk memeriksa ke rumah sakit tetapi aku tidak mau karena aku merasa ini hanya kurang istirahat.

Saat upacara berlangsung aku pingsan.

"BB kamu berapa sih? Ringan banget,"
tanya kak Ahmad lalu tertawa di depan pintu UKS.

"Apaan sih kak,"
jawabku dengan wajah datar.

"Tadi pas kamu pingsan aku yang angkat,"
jawab kak Ahmad sambil memberiku buku dan pulpen untuk mengisi buku daftar nama yang sakit.

"Ha.,"
ucapku sambil bengong.

Lalu menulis nama sambil melihat nama siapa-siapa saja yang pernah sakit. Dan ternyata nama yang paling banyak yaitu "nama aku."

"Kepala kamu sakit gak? Tadi terbentur kan?"
tanya kak Amhad sambil duduk di samping temannya.

"Gak sih! Cuman tanganku aja yang sakit,"
jawabku sambil mengelus tanganku.

"Kalau gak kuat gak usah ikut,"
ucap kak Ahmad lalu tersenyum.

Karena kak Ahmad ini ketua UKS dan ada beberapa teman lainnya jadi mereka yang membantuku.

Tidak lama Indri dan temannya begitu pun temanku datang ke UKS.

Jadi semanjak itu sebelum upacaran aku di tanya terlebih dahulu sanggup atau tidak dan kadang juga tidak diperbolehkan oleh Guru.

Ini karena selalu lambat makan dan selalu begadang jadinya selalu sakit.

Saat itu aku ingin mengambil air wudhu dan kebetulan ada Dika juga lalu kami antri setelah selesai dia menegurku.

"Minta tolong dong ambilka peciku di dekat tandon,"
ucap Dika lalu tersenyum.

Karena tempat tandonnya tinggi jadi aku gak nyampe dan baru kali ini kami teguran.

"Ambil sendiri,"
jawabku sambil memutar bola mataku.

"Gak nyampekan,"
ucap Dika lalu menertawakanku sambil berjalan ke mushola.

"Bodo amat!"
jawabku lalu mengambil air wudhu.

Setelah selesai shalat berjamaah satu kelas Dika bernama Aswar mengambil bukuku dan tidak mau mengembalikannya dengan sengaja dia ingin membuatku kesal.

"He bukuku,"
ucapku dengan wajah kesal.

"Nanti,"
jawab Aswar lalu menyimpannya di atas pintu.

"Kasi gak.,"
ucap Dika dengan suara lantang.

Lalu Aswar mengembalikan dan aku langsung lari ke dalam kelas.

Semenjak itu saat di sekolah Dika sudah
mulai selalu menegurku dan selalu chat aku di BBM.

Malamnya Indri datang ke rumah mangajak aku mencari jambu air. Kebetulan saat itu aku chattingan dengan Dika karena saat itu tempat Dika ada pasar malam.

"[Sekarang kamu di mana?]"
tanyaku.

"[Di pasar, kenapa?]"
nanya balik.

"[Di situ ada yang jual jambu gak?]"
tanyaku.

"[Ha, bambu. Mau ngapain kamu makan bambu kaya panda aja tuh nah haha,]"
jawab Dika.

"[Baca baik-baik,]"
ucapku.

"[Eh maaf tadi salah baca soalnya
buru-buru mau balas,]"
jawab Dika.

Semenjak itu Dika selalu memanggilku dengan sebutan "panda" dia selalu membullyku bahkan kami sering kejar-kejaran.

Yang salah baca siapa coba? Dan aku mulai kesal sama Dika dan karena dia kurus dan tinggi jadi aku juga selalu memanggilnya dengan sebutan "jerapah."

Berawal dari kata "panda dan jerapah" lah kami saling membully dan kami sudah tidak seperti orang asing lagi.

September 2016.

Kak Bima dan teman-temanyanya ke sekolah untuk pengambilan Ijazah.

Saat kak Bima melihatku dia memanggilku dan aku hanya tersenyum dan aku terakhir melihat kak Bima pada saat itu.

Beberapa hari setelah itu aku mendengar kabar bahwa kak Bima dalam masalah yang sangat-sangat serius, kasian sekali kak Bima.

Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang