Bagian : 55

67 5 0
                                    


Pagi itu aku melihat Dika membawa tas Siska tapi aku merasa aku hanya salah lihat, dan aku juga sudah beberapa kali melihat mereka ke sekolah bareng.

Siangnya aku ke SPBU lalu aku melihat motor Dika di depan rumah Siska aku sempat mau singgah tapi tidak jadi.

Saat aku pulang motor Dika masih ada, pikiranku sudah mulai campur aduk. Di satu sisi aku benar-benar merasa bahwa meraka ada apa-apa, tapi di sisi lain aku juga tidak ingin negatif thinking dengan mereka.

Sorenya aku melihat Dika masuk ke sekolah jadi aku siap-siap ke rumah Siska karena Siska memanggilku lagian Dika juga sudah tidak ada.

Saat sampai aku duduk di sofa aku melihat di bawah meja ada botol Aqua dan aku yakin bahwa Dika tadi ada di sini mengambil air minum.

Setelah beberapa menit aku di rumah Siska tiba-tiba ada yang klakson dan aku yakin itu adalah Dika dan aku sempat melihatnya sekilas. Tapi aku cuman diam dan melanjutkan pembicaraan.
                                                    
Besoknya Aku dan Dika ingin bertemu di sebuah cafe kami ingin membahas tentang hubungan kami yang sekarang kami akan klarifikasi semuanya. Karena aku merasa sampai kapan hubungan kami akan selalu seperti ini aku sudah capek pura-pura bahagia.

Saat Dika pulang sekolah Dika singgah di rumah lalu kami segera ke cafe, saat kami baru menuju tempat duduk di luar tiba-tiba Siska dan Ayu datang.

"Kamu ngajakin mereka?"
tanyaku sambil menarik kursi.

"Gak kok,"
jawab Dika sambil duduk.

Entah Dika bohong atau tidak. Apa ini memang sudah di rencanakan atau kah hanya kebetulan saja, tapi aku yakin ini sangat tidak kebetulan.

"Eh Riska!"
Sapa Siska sambil tersenyum dan menuju ke cafe dengan Ayu.

Lalu mereka duduk dan sok asik. Sedangkan aku dan Dika kami saling diam-diaman padahal kami ke sini untuk membicarakan hubungan kami.

Siska dan Ayu ingin membeli sesuatu di warung depan cafe lalu Dika juga nitip. Saat mereka balik lagi ke cafe Ayu memberikan sesuatu ke Dika.

"Berapa?"
tanya Dika sambil membuka tas.

"Gak usah istrimu udah bayar kok,"
jawab Ayu sambil senyum-senyum.

Aku langsung kaget mendengar begitu jelas ucapan Ayu.

Aku sudah mulai gemeteran dan pikiranku sudah mulai kacau, yang bisa aku lakukan hanyalah sok sibuk dengan hpku walaupun hanya keluar masuk di galeri.

Dan aku semakin yakin bahwa Dika benar-benar sudah mengkhianatiku dengan seseorang yang selama ini kupertanya dengan siapa? Ternyata Siska, iya, tidak salah lagi, selama ini rasa curigaku begitu besar kepada orang lain ternyata aku salah. Dan aku tidak pernah menyangka sama sekali ternyata selama ini dia adalah orang terdekatku.

Di satu sisi aku merasa mereka sudah mendapatka support dari sebagian temannya, tapi di sisi lain aku juga merasa sebagian dari temannya tidak ada mau memberitahuku karena bisa saja aku tidak percaya dan tidak enak dengan Dika. Aku yakin dengan hal ini.

Sampai di sini aku harus cari tahu lagi dengan kejelasannya. Walaupun ini sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan.

Di sini aku sadar bahwa selama ini sudah begitu banyak kode tapi aku masih tidak ingin negatif thinking dengan mereka.

Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang