Bagian : 69

70 5 0
                                    


Sabtu 21 maret 2020.

Aku segera berangkat ke rumah sepupuku Suci bersama Indri, Ina, dan Lingsih. Aku boncengan dengan Indri sedangkan Ina sama Lingsih.

Perjalanan ke rumah Suci cukup jauh, karena Indri selalu curhat dan pada akhirnya kami diteriakin sama Lingsih karena gara-gara kelewatan lupa masuk gang.

Tidak lama kami sudah sampai, dan segera turun dari motor dan masuk ke rumah lalu istirahat dan shalat dzuhur.

Setelah itu kami baring-baring lalu aku dan Indri membeli bahan untuk membuat kue, disaat kami sudah di rumah dan kuenya sudah mau dikukus isi tabung gas habis.

Aku dan Indri ke warung lagi dan reaksi orang tuh berbeda selalu memperhatikan kami mungkin karena kami orang asing di kampungnya haha.

"[Eh yang ada orang ngira kita tukang hipnotis,]"
ucapku lalu tertawa kecil.

"[Itu sudah,]"
jawab Indri lalu tertawa.

Dan kami segera menukar tabung gas lalu balik dan kami sempat di tanya "orang mana?
Dari rumah siapa?" nah kan memang betul haha.

Sampai di rumah kami langsung kukus kue sambil menunggu kuenya kami makan terlebih duhulu.

Dan tiba-tiba Tante nelepon dan dapat informasi kalau jalan mau di tutup karena corona semakin memanas karena pada saat itu virus corono sudah mulai masuk di Indonesia. Dan pada akhirnya aku kaget dan aku langsng bilang sama mereka "ayo pulang yang ada jalan di tutup kita gak bisa pulang" dan mereka pun ikut kaget.

Sekitar 02:30 kami segera pulang dan sempatkan ke gunung taletabis aku terakhir ke sini bersama Siska dan Audri dan sekarang aku baru sempatkan ke sini lagi, tidak sampai 10 menit kami sudah mau pulang cuman lama di jalan saja. Padahal butuh tenaga naik turun apa lagi cuacanya sangat panas.

Sampai di rumah kami berebutan membuat minuman dingin, dan pada saat itu Ayu ada di warung Tenteku dia selalu menatapku tidak pernah menegurku aku tidak tahu dia kenapa mungkin karena masa lalu itu tetapi aku tidak peduli akan hal itu lagi jadi aku senyumin dia dan dia tersenyum balik, hanya seperti itu.

Sampai sekarang aku terkadang diam memikirkan hal yang pernah terjadi di dalam hidupku. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya dengan diriku sendirian kenapa dan kenapa? Aku selalu merasa bahwa semenjak hal itu terjadi satu per satu orang terdekatku menjauh dari kehidupanku padahal di sini aku yang di sakiti bukan menyakiti. Yang di sakit siapa? Yang seakan-akan tersakiti siapa? Karena memang nyatanya kebohongan lebih cepat menyebar daripada kebenaran hidup memang kadang selucu itu.

Aku tidak pernah menyesal membalas kejahatan orang lain dengan kebaikan. Walaupun aku tahu itu sangatlah tidak mudah, tetapi aku percaya Allah maha melihat.

Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang