Bagian : 12

150 7 0
                                    


Kamis 24 november 2016.

Dika mengajak yang lainnya makan-makan di rumah Indri dan kami cukup banyak di sana. Dan saat itu Indri dan kak Riyan sudah pacaran. Sedangkan hubunganku dan Dika sudah berlangsung 1 bulan lebih setiap tanggal jadian kami Dika ingin selalu merayakannya. Aku sudah mulai tidak terlalu malu tidak seperti pertama kalinya, kami sudah mulai saling mengenal satu sama lain.

Setelah beberapa hari teman-temanku mengajak aku makan-makan di rumah dan ini adalah pertama kalinya saat teman-temanku sudah ada di rumah kami langsung masak-masak.

Sekitar beberapa jam semuanya masakan kami sudah selesai jadi kami segera makan bersama sambil tidak lupa mengabadikan moment tersebut. Aku selalu berusaha menyembunyikan semuanya dengan keluargaku. Karena semenjak aku mengenal yang namanya pacaran aku tidak pernah curhat dengan siapa pun. Bahkan aku tidak pernah mempublikasikannya.

Saat teman-temanku sudah pulang ke rumahnya masing-masing Tante aku tiba-tiba minta pin BBM aku dan langsung invite aku dan add di facebook dan saat itulah aku sudah mulai berteman di media sosial.

Besoknya aku berpikir bahwa kali ini aku harus jujur dengan hubunganku dan Dika cepat atau lambat pasti dia tahu karena kami tidak backstreet.

Karena aku juga sudah mulai ingin serius dengan hubungan ini aku yakin dan aku pikir bagaimana jika aku upload apa-apa otomatis dia pasti lihat dan pikiranku sudah bulat.

Karena pada masih alay! Mungkin hampir semua yang punya doi selalu mempublikasikannya di media sosial. Selalu upload foto doi, foto barsama doi, dan tidak lupa dengan caption yang sangat-sangat bucin, tetapi aku baru pertama ini hihi. Jadi aku mencari moment yang tepat untuk curhat. Dan saat itu aku hanya berdua di kamar dengan Tanteku tahu tidak. Ekspresi muka aku tuh seperti apa?.

Aku sudah tegang sekali, gugup, panas dingin, saat aku ingin mulai berbicara pasti tidak bisa. Mulut aku seakan-akan terkunci. Bayanginkan saja bagaimana huhu. Aku mencari-cari foto Dika sambil memikirkan akan mumulainya dengan kalimat apa dan aku sudah benar-benar kesal dengan diriku yang tidak bisa membuka mulut.

Aku tarik nafas dulu! Hembuskan. Langsung berbicara.

"Nah foto pacarku,"
ucapku secepat kilat lalu menahan nafas dan langsung kuhembusankan perlahan.

"Sudah aku duga,"
jawab Tante lalu tertawa.

Kepo pun sedang berlangsung dan akhirnya aku legah hihi.

Tante aku sempat curiga padahal kan waktu itu aku layaknya seperti teman dan bahkan kami selalu berjauhan. Padahal sudah berusaha menyembunyikan tetapi masih bisa dicurigakan sudahlah tidak apa-apa yang penting aku sudah memberitahunya.
                                                     
Jam 05:00 aku segera bangun membuka jendela kamar dan merapikan tempat tidur lalu mengambil handuk dan sarung yang ada di dalam lemari dan masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai aku masuk ke kamar memakai seragam sekolah, memakai mukena lalu melaksanakan shalat subuh.

Setelah selesai aku membuka mukena dan menggantungnya di belakang pintu kamar.

Memakai jilbab dan mengambil tas yang ada di atas meja lalu keluar di teras dan memakai kaos kaki dan sepatu.

Jam 07:00 seperti biasanya aku kembali ke rutinitasku sebagai seorang pelajar.

Sampai di sekolah aku langsung memarkir motor dan segera masuk kelas menyimpan tas, lalu bergabung dengan teman-temanku di depan kelas.

"Tringggg...."

Jam 08:00 bell berbunyi dan sudah waktunya masuk.

Kami segera masuk kelas.

"Assalamualaikum,"
ucap Guru sambil masuk.

"Waalaikumussalam Bu,"
jawab kami sambil merapikan duduk.

Lalu kami membaca doa sebelum belajar.

"Hari ini gak belajar karena Gurunya sibuk, akreditasi sekolah tinggal beberapa hari lagi jadi belajarnya nanti kalau sudah akreditasi, tapi ingat! Tetap ke sekolah dan jangan ada yang bolos,"
ucap Guru sambil berdiri di depan papan tulis.

"Jadi gak ada tugas untuk di rumah kah Bu?"
tanya Desi sambil melipat janganya di atas meja.

"Gak usah Des!!"
lirih Abdul.

"Nanti Ibu lihat,"
ucap Guru sambil keluar kelas.

"Yeay...,"
sahut laki-lakinya.

Lalu kami keluar lalu nongkrong di samping kelas.

Tiba-tiba Indri memanggilku.

"Riska...,"
panggil Indri sambil melambaikan tangan.

"Apa?"
tanyaku sambil berdiri.

"Sini, di panggil sama Riyan,"
jawab Indri sambil duduk di dekat kak Riyan.

"Tunggu,"
ucapku lalu lari.

"Apa kak?"
tanyaku sambil duduk dan masih ngos-ngosan.

"Sini!"
jawab kak Riyan sambil berjalan ke belakang
ruang olahraga.

"Ngapain sih?"
tanyaku sambil mengikuti mereka.

Ternyata ada Dika di belakang ruang olahraga
saat aku ingin pergi Dika menarik tanganku.

"Kamu kenapa? Dari tadi pagi kamu gak pernah negur aku, kamu juga selalu kacangin aku kenapa?"
tanya Dika dengan wajah datar.

"Gak apa-apa kok,"
jawabku lalu membalikkan badan.

"Terus kamu kenapa kaya gini kaya anak kecil, kalau aku salah aku minta maaf! Tapi salahku apa?"
tanya Dika dengan wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca.

Indri dan kak Riyan pura-pura tidak lihat kami.

"Kamu gak salah kok, aku yang seharusnya minta maaf!"
jawabku dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan kaya gitu lagi,"
ucap Dika lalu memeluk aku.

Biasa masih suka labil dan pada akhirnya kami baikan lagi hm!.

Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang