Setelah beberapa minggu aku dan teman- temanku ke rumah Alika untuk istirahat sebentar, dan aku ingin menelepon Dika siapa tahu dia ke tempat PKL (praktek kerja lapangan) biasanya dia pasti singgah. Aku mau memberitahu Dika "langsung pulang ke rumah saja" tetapi saat itu Dika masih belajar dan handphoneku juga sudah hampir mati saaat handphoneku sudah mati Dika sudah lewat dan aku tidak melihatnya.Dan akhirnya Dika ketempat PKL (praktek kerja lapangan) mencariku padahal tempatnya luas sekali sedangkan aku masih di rumah Alika dan teman-temanku. Saat aku sudah di tempat PKL (praktek kerja lapangan) Dika malah ke rumah Alika jadi kami tidak bertemu karena kami lewat jalan yang berbeda dan jalan ada beberapa.
Dan pada akhirnya kami sudah bertemu di bawah pohon beringin yang sering kami tempati nongkrong, tetapi aku malah marah dengan Dika aku diamin Dika begitu saja Dika selalu menegurku tetapi aku tidak peduli.
"Aku pulang ya!"
ucap Dika lalu menghidupkan motor."Yaudah pulang aja,"
Lirihku dan tidak mau melirik sedikit pun Dika.Lalu Dika benar-benar pulang.
Aku juga emosi entah karena apa padahal di sini Dika yang sudah capek bolak-balik mencariku lalu kenapa aku yang marah.
"Ris kok marah sih padahal dia udah susah nyariin kamu loh! Terus kamu tiba-tiba marah gitu aja, susulin sana,"
ucap Alika sambil menatapku.Aku hanya terdiam dan akhirnya aku menyesal sudah memperlakukan Dika seperti itu tanpa sebab. Lalu aku mengejarnya entah dia sudah jauh atau tidak aku juga khawatir karena pastinya dia akan membawa motor dengan laju aku langsung menancap gas yang begitu laju karena aku benar-benar merasa bersalah dan tidak pernah takut sama sekali dengan kelajuan.
Padahal aku tidak tahu sama sekali rumah Dika di mana, yang aku ingat itu dia pernah memberitahuku bahwa rumahnya masuk gang sekitar 1km melewati pasar, ada tanjakan dan di depan rumahnya ada buah naga.
Dan aku sudah menemukan gang lalu aku langsung masuk di sana dan ternyata aku mendapatkan rumah penjahit baju yang pernah waktu itu aku temani Indri dan aku langsung putar balik lagi karena aku salah masuk.
Ya Allah! Huft.
Dan setelah itu aku menemukan gang lagi lalu aku masuk di situ dan pasarnya pun sudah kudapatkan dan ternyata jalannya sangat parah.
Aku tidak peduli dengan semua itu atau takut yang ada semuanya aku terobos, karena aku merasa sudah cukup jauh masuknya tetapi kenapa belum menemukan buah naga sama sekali lalu aku sudah berada di tanjakan tetapi belum juga ada buah naga sama sekali.
Kalau aku ngilang gimana? Mana handphone aku mati lagi, dalam batin.
Tidak lama aku melihat motor Dika dan tanpa aku memikirkan tanpa malu aku langsung singgah di rumah itu.
"Assalamualaikum,"
ucapku sambil menoleh kanan kiri."Waalaikumussalam nyari siapa?"
tanya Tante yang punya rumah itu sambil memperhatikanku."Ini rumahnya Dika ya Tante?"
nanya balik sambil tersenyum paksa."Dika? Maksudnya Iqbal?"
nanya balik dan sempat agak sedikit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)
Ficción GeneralSeorang perempuan bernama Riska memiliki tubuh kecil, murid kebanggan yang sangat menyukai seni, tetapi setelah lulus SMP hal itu sudah tidak berkelanjutan lagi, perempuan yang dikenal cukup pendiam, pemalu dan sangat cuek perihal laki-laki sudah ti...