Jumat 22 juni 2018.Hari ini aku jalan-jalan bersama keluargaku karena besoknya aku akan segera balik ke Sulawesi barsama Nenek.
Setelah pulang aku segera bersih-bersih lalu istirahat.
Malam sabtu aku sedang packing di atas tempat tidur bolak balik mengambil pakaian yang ada di dalam lemari.
Lalu menyusunnya dengan rapi di dalam tas yang cukup besar, mulai dari pakaian, sepatu, sandal, dan alat perlengkapan sekolah yang pernah aku pakai.
Setelah semua sudah tersusun rapi aku duduk sejenak di atas tempat tidur lalu memeriksa semuanya siapa tahu ada ketinggalan.
Jam 22:00 aku segera menurunkan tas dari tempat tidur dan menyimpannya di depan lemari. Matikan lampu yang ada di dalam kamar dan segera baring memeluk guling menarik selimut menyelimuti tubuhku memejamkan mata dan akhirnya aku tidur.
Sabtu 23 juni 2018.
Jam 05:00 aku segera bangun membuka jendela kamar dan merapikan tempat tidur lalu mengambil handuk dan sarung yang ada di dalam lemari dan masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai aku masuk kamar memakai pakaian, memakai mukena melaksanakan shalat subuh.
Setelah selesai aku membukan mukena dan menyimpannya di tempat cucian, memakai jilbab lalu keluar di teras.
Aku langsung whatsapp Dika karena hari itu Dika sudah mau balik ke Kalimantan.
"[Udah di mana?]"
tanyaku."[Masih di bandara],"
"[Oh iya udah mau ke pelabuhan kah?]"
tanya Dika."[Iya bentar lagi, kayanya gak sempat deh ketemu,]"
jawabku."[Ya! Padahal rencananya mau ikut ngantar ke pelabuhan, tapi aku aja masih di bandara,]
ucap Dika."[Yaudah gak apa-apa, hati-hati ya,]"
jawabku."[Iya kamu juga, aku berangkat ya,]"
ucapku.Karena sudah jam 10:00 aku segera menuju perjalan ke Pelabuhan Samarinda sedangkan Dika baru mau naik pesawat. Kami sudah tidak sempat bertemu lagi.
Barang-barang yang kami bawa semuanya sudah di masukkan ke dalam mobil dan segera berangkat.
Selama hampir 1 jam di perjalanan akhirnya kami sampai di pelabuhan Samarinda.
Kami segera masuk ke kapal dan membayar tiket lalu duduk di tempat sesuai dengan nomor yang tertulis di dalam tiket tersebut.
Jam 02:00 kapal sudah mau berangkat Tante dan Om turun dari kapal.
Beberapa menit kemudian kapal pun segera berangkat menuju pelabuhan Parepare.
Selama sehari semalam di perjalanan sekitar jam 07:00 kapal sudah sandar di pelabuhan Parepare.
Kami menununggu sebagian penumpang keluar dari dalam kapal karena terlalu berdempet-dempetan baru kami keluar.
Dan segera naik ke dalam bus lalu mengambil tempat duduk, setelah barang-barang semuanya sudah ada di dalam bus kami segera berangkat ke tempat tujuan.
Selama lebih 1 jam di perjalan kami singgah di warung terlebih dahulu sekalian membeli oleh-oleh.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan.
Setelah beberapa jam di perjalanan aku dan Nenek sudah sampai di rumah.
Aku segera turun dari mobil lalu naik ke rumah langsung mandi dan istirahat.
Seperti biasanya tiada hari tanpa berkomunikasi, saat itu aku juga chattingan dengan Lisda keluargaku. Lisda juga kadang chattingan dengan Dika karena Dika memang begitu akrab dengan orang-orang terdekatku begitu pun aku dia sudah seperti adik kami sendiri.
Komunikasi semakin berkepanjangan, saat Lisda menghubungiku dia jarang tidak membahas hubunganku dengan Dika begitu pun jika dia chattingan dengan Dika.
"[Pagi kak Riska!]"
ucap Lisda."[Pagi juga!]"
jawabku."[Kakak enak banget ya punya doi kaya kak Dika, aku kapan ya punya doi kaya kak Dika]"
ucap Lisda."[Nanti ketemu juga kok,]"
jawabku."[Tapi kapan kak?]"
ucap Lisda."[Sabar aja,]"
jawabku."[Kaya apa sih kak pacarannya bisa selama itu? Marahan aja jarang banget itu pun sampai berbulan-bulan pas marahan cuman sebentar,]"
tanya Lisda."[Gak tahu juga sih hehe,]"
jawabku."[Aku aja pacaran baru berapa bulan udah putus bahkan ada beberapa hari,]"
ucap Lisda."[Sudah nanti bakalan dapat juga kok!]"
jawabku."[Iya deh kak,]"
ucap Lisda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Dan Hijrahku (TAMAT)
Ficção GeralSeorang perempuan bernama Riska memiliki tubuh kecil, murid kebanggan yang sangat menyukai seni, tetapi setelah lulus SMP hal itu sudah tidak berkelanjutan lagi, perempuan yang dikenal cukup pendiam, pemalu dan sangat cuek perihal laki-laki sudah ti...