Part 1 - Why oh Why

253K 13.3K 683
                                    


===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========

Cieee, seneng banget nih dapat notif si kupu-kupu merah muda??
🤣🤣🤣
Taburan bintang dan Komen kutunggu
***

They say, oh my god,
I see the way you shine
Take your hands, my dear,
and place them both in mine
You know you stopped me dead
while I was passing by
And now I beg to see you dance
just one more time
~ Dance Monkey  - Tones and I ~
***

Winda POV

Kalian tahu salah satu alasan kenapa seorang wanita dapat dikatakan lebih tangguh dari seorang pria? Jawabnya mudah. Nyeri Haid. Aku berani bertaruh para pria itu tak akan tahan dengan masalah bulanan yang dihadapi hampir semua wanita di dunia ini.

Damn it!

Why oh why, God?!

Kenapa harus kami yang merasakan nyeri ini setiap bulannya? Kenapa aku harus merasakannya lagi, lagi dan lagi, Tuhan??

Perutku sakit. Nyeri dan melilit. Tak hanya itu, namun pusing hingga mual. Belum lagi rasa gatal yang datang sebelum dan sesudah siklus bulanan itu karena keputihan. Ya Tuhan, rasanya aku muak dengan segala kegilaan pre and after menstruation yang harus kurasakan hampir setiap bulan ini.

Puncaknya adalah dua bulan ini. Nyeri haid dan rasa gatalnya semakin menggila bahkan bibir kewanitaanku sempat lecet karena aku tak sadar menggaruknya terlalu keras. Untungnya salep salep racikan yang diberikan dokter kulit mampu menormalkan bagian yang lecet itu dalam waktu hanya beberapa hari saja. Walau begitu aku lelah, dan ingin menyerah.

Dan hari ini, setelah menyerah dengan obat-obatan dari dokter kulit yang hanya bertahan sementara, atas saran kedua sahabatku, Amandha dan Adelia, aku berniat memeriksakan keadaanku dengan seorang dokter Obgyn langganan mereka, Dr. Nana.

Awalnya sungguh aku cemas dan malu, biasanya pasien yang datang memeriksakan kondisi mereka pada dokter Obgyn adalah mereka yang sedang hamil atau sudah berumah tangga. Namun, aku ... jangankan menikah, seorang kekasih pun belum ada. Kasian.

Tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya dengan memeriksakan keadaan diriku kepada ahlinya akan membuat diriku sedikit tenang. Siapa tahu penderitaanku akan sedikit berkurang. Lagipula, dokternya wanita. Jadi, tidak ada salahnya bukan?

****

Well, so here I'm now. Di dalam ruang pemeriksaan. Kerudung yang menutupi rambut panjangku kulepas, pakaian yang kugunakan sudah berganti dengan jubah pemeriksaan rumah sakit yang hanya berbentuk seperti kimono. Tubuhku polos dibaliknya.

Ya Tuhan, untung saja yang memeriksaku nanti seorang dokter wanita. Tak bisa kubayangkan jika dokternya seorang pria. Sudah pasti aku akan menolak tanpa perlu berpikir dua kali untuk pemeriksaan ini.

Kepada para dokter Obgyn pria diluar sana. Maaf. Bukannya aku tidak mau diperiksa oleh kalian. Well, but the truth is, it is! Aku tidak mau. Hatiku belum siap. Sungguh, aku tidak nyaman. Dan selama masih ada dokter Obgyn Wanita di Indonesia, maka aku akan memilih dokter wanita yang akan memeriksa tubuhku.

"Sudah ganti bajunya, bun?" Tanya seorang suster yang mendampingiku masuk ke dalam ruangan dokter.

"Eh, jangan panggil bun, sus." Jawabku. Keberatan dengan panggilan yang diberikannya kepadaku. Ban bun ban bun, oh please ... masih perawan sayah! Gerutuku dalam hati.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang