==========
Karya ini hanya terbit pada aplikasi Wattpad. Jika kalian membaca cerita Touch! Karya Adellelia, pada aplikasi lain, berarti kalian membaca karya bajakan.
==========Votes dan komen jangan lupa, sayang
****Slow grenade it's blowing up
my mistakes
So why don't I stop it?
Still got time for me to stop it
It's like a part of me must want it
That's why I'm not running from it
Can't escape this blowing up
In my face so
Why can't I stop it?
~Slow Grenade - Ellie Goulding, Lauv~
****WINDA POV
"Bantu aku, Win." Saat ini dihadapanku, Leonard menatapku. Kedua matanya menatapku lekat, membuatku tak dapat mengalihkan tatapanku darinya.
Sepuluh menit sebelumnya, pria ini datang ke kantorku tepat saat jam makan siang tiba. Berdalih ingin membicarakan sesuatu yang penting mengenai hubungan kami berdua, akhirnya aku pun menyetujui ajakannya untuk makan siang bersama. Dan disinilah kami berdua saat ini, di sebuah restoran tak jauh dari Cozy. Saling bertatapan dengan kedua tangan yang terpaut di atas meja.
"Kemarin, aku sudah mengutarakan semuanya, Win. Apa yang kuinginkan, dan bagaimana perasaanku yang sesungguhnya kepada kedua orang tuaku dan juga keluarga Andrea."
Deg.
Mendengar itu debaran jantungku mulai naik satu tingkat.
"Aku katakan kepada mereka mengenai keputusanku mmengenai Nia. Bahwa nggak akan ada pernikahan antara aku dan Nia. Ada wanita lain, yang ku cinta dan aku ingin menikahinya."
Leonard lalu meremas lembut jemariku yang digenggamnya seraya berkata, "dan wanita yang aku cinta dan ingin ku nikahi ... itu kamu, Winda."
Aku diam. Ku tatap kedua mata dengan iris coklat itu. Berusaha menelisik lebih dalam. Dan yang kutemukan, adalah kesungguhan. Pria ini benar bertekad kuat.
"Bagaimana tanggapan orang tuamu?" Tanyaku penasaran. "Mereka pasti marah, dan seperti yang kuduga, mereka pasti tidak memberikan restu." Aku menunduk.
Leonard menghela nafas. Ibu jarinya mengusap jemariku lembut.
"Winda, look at me." Pintanya. Aku pun mengangkat kembali wajahku. Menatap dia yang sedang menatapku dengan tatapan hangat.
"I don't care with them, Winda. I just wanna be with you." Ucapnya yang langsung membuat hatiku goyah. Aku terharu. Pria ini ternyata sungguh-sungguh mencintaiku.
Tapi, tentu saja semuanya tidak semudah itu, bukan? Kami berdua butuh restu orang tua. Orang tuaku, orang tuanya.
"Tapi," Lirihku. "Kita tetap butuh restu dari mereka, Leon." Suaraku terdengar pelan, menyedihkan. "Bagaimana bisa kita menikah tetapi tak mendapat restu dari kedua orang tua? Walau pun aku mau menikah denganmu, tapi belun tentu kedua orang tuaku menyetujuinya. Apa kata mereka jika kedua orang tua dari mempelai si pengantin lelaki tak datang untuk melamar, tak ada di pernikahanku nanti?"
Leonard diam. Ku lihat keraguan dimatanya, dan perlahan kulepaskan jemariku yang digenggamnya.
"Maaf, Leonard. Tapi, walaupun aku mau membantumu. Memberikan kesempatan kedua untukmu, tapi tetap .. kita butuh restu dari kedua orang tuamu. Aku tidak mau menikahi anaknya tanpa restu mereka." Jelasku.
"Ini yang kutakutkan." Leonard kembali menghela nafasnya berat. Tubuhnya disandarkan di sandaran kursi. Kedua bahunya terlihat lunglai. Lalu, sedetik kemudian dia kembali mencondongkan tubuhnya ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...