=========
Cerita ini hanya terbit pada Aplikasi Wattpad. Jika kalian membaca karya saya yang berjudul Touch ini pada aplikasi lain. Berarti kalian membaca karya bajakan.
=========Katanya, agar dapat bangkit dan menjadi bintang yang bersinar.
Manusia itu harus jatuh dulu dan merasakan sakit.
~ Adellelia, 2020 ~
***
Leonard POV
Sore itu aku kembali ke rumah sakit. Bukan karena jadwal praktikku, melainkan untuk menyelesaikan urusan pelik yang bodohnya memang kubuat sendiri. Masalah pernikahanku dengan Nia yang akan ku batalkan.
Para suster dan petugas keamanan yang berjaga di area kamar rawat inap menyapaku dengan hormat yang tentu saja ku balas dengan senyum ramah. Kakiku melangkah, walau berat tetapi mau tak mau aku harus menghadapinya. Semua ini demi masa depanku dan Winda yang sedang ku perjuangkan.
Tok Tok.
Pintu ruang rawat inap ku ketuk sebelum akhirnya aku masuk ke dalamnya.
“Kak Leon,” seru Nia. Gadis itu menyapaku dengan wajah berseri yang kubalas dengan senyum tipis dan anggukan kepala. Nia berdiri dari duduknya dan begitu saja langsung terlihat excited melihat kedatanganku.
“Eh, ada Nak Leon.” Ibu mertuaku pun menyambutku. Tak kalah dengan anaknya, wajah Ibu pun terlihat sumringah. “ Sini, sini masuk, Nak.” Pintanya. Memintaku untuk masuk lebih dalam ke ruang rawat inap VIP yang ditempatinya.
“Apa kabar, Bu?” Tanyaku akhirnya setelah mencium punggung tangannya. Ku ambil posisi duduk di kursi tunggu yang ada di sisi ranjang.
“Alhamdulillah, Ibu sudah baikan.” Jawabnya.
“Alhamdulillah, kalau begitu.” Aku tersenyum. “Tadi aku juga sudah bertanya dengan dokter yang bertugas, keadaan Ibu memang sudah jauh lebih baik. Semoga terus seperti itu ya, Bu.” Ucapku lagi.
“Ah, tentu saja.” Ibu kembali mengangguk dengan wajah berseri. Kentara sekali begitu senang melihat kedatanganku. Dalam hati aku berdoa, semoga saja Ibu tidak kembali collapse mendengar apa yang akan ku katakan selanjutnya.
“Ibu ingin cepat-cepat keluar dari rumah sakit, Kak.” Nia menimpali. Aku menatapnya sekilas seraya mengangguk.
“Iya, ibu ingin segera mempersiapkan segala kebutuhan pernikahan kalian.” Ibu berkata lagi dengan wajah yang kali ini lebih excited dari Nia. “Gaun, undangan, makanan. Kira-kira nanti pernikah--”
“Ibu,”Aku menyela ucapan ibu. Membuatnya terdiam tapi beliau tetap menatapku dengan kedua bola mata ceria. “Maaf jika aku harus membuat ibu kecewa kali ini.” Aku memulai ucapanku. Melafalkan bismillah dan doa-doa di dalam hati agar Tuhan melancarkan perjuanganku kali ini.
Kedua alis ibu terpaut, wajah wanita paruh baya itu mulai merengut.
“Maksudnya bagaimana ya, Nak Leon?” Tanyanya. “Ibu kok nggak ngerti, ya?”“Bu, Nia,” ku tatap kedua mata Ibu lalu Nia bergantian. “Maaf sekali, tapi sepertinya aku tidak dapat menikah dengan Nia.” Akhirnya pernyataan itu terlontar juga dari mulutku.
Ada rasa lega, berdebar, rasa bersalah yang mendominasi serta juga panik yang terasa di dalam hati. Apalagi kala kulihat wajah Ibu dan juga Nia tercengang dan terlihat kaget bukan main.
“Ma .. maksud Kak Leon apa?” Tanya Nia.
Gadis itu maju dan mendekatiku. Kedua matanya menatapku memicing. Ekspresi terkejut masih terlihat jelas diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...