===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========Gilingan, aku dah kayak dikejar Debt Collector 🙄🙄🙄
***Beware Typo bertebaran!
***Dan ya, akhirnya aku pun membuka kimono yang kugunakan di depan Leonard. Menurunkan kemben yang menutupi kedua payudaraku dan memperlihatkan bagian menantang itu secara polos untuk pertama kalinya kepada seorang pria dengan sukarela.
Ya Tuhan, aku pasti sudah gila!
****
Dingin. Itulah yang pertama kali kurasakan kala tubuh polos bagian atasku terpampang dihadapan Leonard. Hawa dingin dari pendingin ruangan yang ada di dalam ruang pemeriksaan membuat tubuhku menggigil. Tapi nyatanya bukan, bukan udara dari pendingin ruangan itu yang membuat tubuhku terasa merinding. Namun, tatapan kedua mata Leonard yang sedang memandangi tubuhku.
Ngilu.
Leonard terlihat tertegun satu detik menatap kedua buah terlarang yang melekat ditubuhku, sebelum akhirnya tatapan mata kami beradu. Ada rasa canggung. Ada rasa malu. Semua menjadi satu. Membuat jantungku berdegup begitu cepat. Deg deg. Deg deg. Deg deg. Perutku bergejolak terasa tak karuan di dalamnya.
"Oke, kita mulai, ya." Suara rendah nan berat itu membuat keringat dingin mengalir di pelipisku seiring dengan kedua tangannya yang terangkat. Dan ya ... jemarinya menyentuh tepat di salah satu payudaraku.
Untuk pertama kalinya, seorang pria menyentuh asetku yang sangat berharga ini. Rahangku terkatup, nafasku tertahan kala melihat bagaimana jari jemari panjang itu berlabuh dibagian putih dan kenyal milikku.
"Maaf, ya, Win." Pintanya saat jari manis dan jari telunjuknya mulai meraba dibagian sisi. Memberikan sensasi yang tak dapat kugambarkan rasanya.
"Eh, iya." Jawabku kikuk.
Jari Leonard mulai bergerak, menekan dan meraba di setiap sisi tanpa menyentuh inti merah muda yang berada ditengahnya.
"Ini .. sakit?" Tanya Leonard kala menekan bagian dibawah lipatan payudara yang menggantung. Kedua matanya menatapku dan aku menggeleng.
"Good." Serunya. "Berarti payudara yang sebelah kanan normal ya." Ucapnya.
"Syukurlah." Jawabku spontan sembari menghela nafas lega.
"Sekarang kita ke sebelah kiri ya." Ucapnya lagi. Kembali menatapku sebelum memulai tindakannya. Dan aku, kembali mengangguk tanpa dapat berkata-kata lagi.
Detik demi detik penyiksaan itu pun kembali berulang. Leonard kembali menyusuri semua sisi tanpa siku dari payudaraku. Kembali tanpa menyentuh ujungnya. Namun, sialnya ujung merah muda itu berdiri tegak. Seakan menantang setiap pria itu sedikit menundukkan wajahnya untuk memeriksa keseluruhan sisinya tanpa cela. Membuatku malu setengah mati.
"Good." Serunya lagi. "Syukurlah, payudara yang sebelah kiri pun normal, Win." Ucapnya. Kedua matanya menatapku dalam. Aku kembali menghela nafas lega sembari menganggukkan kepalaku.
Dengan segera kunaikkan kembali kembem yang tadi kuturunkan. Kututupi secepat kilat bagian keramat itu. Walau nyatanya, semua itu tak berguna lagi, karena pria dihadapanku ini sudah melihat bahkan menyentuhnya.
"You have a healthy breast, Win." Ucapnya lagi, menatapku sekilas dengan tatapan yang sulit kuartikan sebelum kakinya melangkah menuju wastafel. Membuat dahiku mengernyit, bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...