Part 39 - For A Family

62.2K 6K 271
                                    

*****
Karya ini hanya dipublish di Wattpad. Jika kalian membaca cerita TOUCH! karya Adellelia di aplikasi selain Wattpad.
Berarti kalian membaca karya bajakan.
****

Selamat malam minggu..
Leonda comeback...
Di vote, cyiinn..
****

Every time I think I've found somebody
I just wish that somebody was you
There's no way that someone else could make me ever
Feel the same way that you do
No one compares to you
~ No one compares to you, Jack&Jack ~
***

Leonard POV

Asisten Rumah tanggaku segera membukakan pintu pagar garasi kala melihat mobil yang kukendarai sampai di depan rumah. Ku hela nafas malas karena ternyata mobil kedua orang tuaku masih berada di dalam garasi rumahku. Hell, ini sudah malam, tubuhku begitu lelah karena harus berkendara bolak balik mengantar Winda. Ku pikir mereka sudah pulang dan aku dapat beristirahat dengan tenang. Nyatanya mereka masih berada dirumahku.

"Assalamualaikum," sapaku kala memasuki rumahku.

"Waalaikumsalam," balas ayah dan juga ibuku yang ternyata tengah duduk di ruang tamu seraya menonton tayangan baby channel di layar televisi. Naysha berada di pangkuan ibu tiriku.

"Papaaa," teriak Naysha kala melihat kedatanganku. Bocah kecil itu segera beringsut dari pangkuan kakeknya lalu berlari menghampiriku.

"Assalamualaikum, Nay," sapaku padanya seraya menggendongnya.

"Kumsawam," jawabnya cadel khas anak kecil. Wajahnya terlihat semringah dan membuatku begitu bahagia melihatnya. Kukecup pipinya gemas dan Naysha tertawa.

"Malam sekali pulangnya, Nak?" Tanya ibu tiriku kala aku menunduk untuk mencium tangannya.

"Iya, pasien di rumah sakit sedang banyak," aku beralasan. Tetap fokus bercanda dengan Naysha, aku pun mengambil duduk di sofa single.

"Oh ya?" Wanita paruh baya itu menatapku dengan tatapan tak percaya. "Nia bilang kamu sudah tidak ada di rumah sakit sejak sore," ucapnya yang membuatku menghela nafasku.

"Aku mau kemana saja itu urusanku. Bukan urusan Ibu, Ayah, apalagi Nia," jawabku tajam. Kulihat wajah kedua orang tuaku terlihat tak suka, tapi aku tak perduli.

"Ibu sama Ayah mau apa kesini?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Mau membicarakan mengenai pernikahanmu dengan Nia tentu saja," jawab ibuku lugas. Membuatku sekali lagi menghela nafasku lelah.

"Pak Leon, ini air hangatnya," sela Tika. Dia menaruh segelas air hangat di meja ruang tamu untukku, seperti biasa kebiasaanku setiap pulang kerja. Aku mengangguk.

"Terima kasih, Tik," balasku pada Tika. "Oh ya, tolong siapkan perlengkapan Naysha untuk besok pagi ya, Tik. Saya mau pergi besok pagi sama Nay." Ucapku pada Tika—pengasuh Naysha. Sengaja tidak mengindahkan omongan ibu tiriku mengenai pembicaraan pernikahanku dengan Nia.

"Baik, Pak!" Jawabnya, mengangguk. "Jam berapa besok pagi perginya, Pak? Tika ikut nggak, Pak?" Tanyanya lagi.

"Nggak, Tik," aku menggeleng. "Saya saja sama Nay berdua," lanjutku lagi.

"Besok Nay mau pergi sama Papa kan?" Tanyaku pada Naysha. Kedua bola mata bulat itu menatapku penuh suka cita.

"Mau. Mau. Mau ... ." Teriaknya kegirangan. Aku pun mencium kembali pipinya gemas. Membuat Naysha tergelak tertawa.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang