Part 6 - First Kiss

215K 11.6K 496
                                    


===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========


Ecieee yang seneng Touch! Update...
Wkwkwkwk... 😬😬😬
****

Picture-perfect, you don't need no filter
Gorgeous, make 'em drop dead,
you a killer
Shower you with all my attention
Yeah, these are my only intentions
~ Intentions - Justin Bieber ~
****

Winda POV

Mobil yang kami naiki sudah berhenti diparkiran restoran. Leonard membuka pintu mobil lalu turun dari mobilnya. Menarik nafas panjang untuk menyiapkan hatiku, aku pun turun dari mobil dan menghampiri Leonard yang menungguku tepat di depan mobilnya. Kami memasuki restoran steak yang cukup terkenal di Jakarta itu bersama. Dan sungguh, pria yang ada di sisiku ini, begitu saja mencuri perhatian semua yang ada di dalam restoran tersebut. Khususnya para wanita tentu saja.

"Kamu makan malam, 'kan?" Tanya Leonard kala kami berdua sudah duduk dimeja yang dipersiapkan oleh si pelayan.

"Iya." Aku mengangguk.

"Steak?" Tanyanya lagi.

"Yess, no problem for me." Jawabku lagi sembari menatap buku menu lalu wajah Leonard yang terlihat sedikit aneh.

"Good, then!" Serunya. Membuat tatapanku kini fokus menatapnya. Satu alisku naik karena heran.

"Kenapa sih memangnya?" Tanyaku penasaran.

"Nothing." Leonard tersenyum sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Hanya saja, aku cukup pusing dengan wanita yang selalu saja menolak makan malam dengan alasan diet atau hanya memakan caesar salad saat aku mengajak mereka ke restoran steak seperti ini." Jelasnya.

"Oh!" Sahutku pendek. Lalu kembali melihat buku menu sembari berujar, "Ya, namanya juga perempuan, Leon. Kadang kami memang berusaha keras agar selalu tampil langsing dan seksi. Bukannya kalian, para pria memang mau wanita yang seperti itu?" Sinisku menatapnya.

"Nope!" Leon menjawab cepat. "Tidak semua pria mau wanitanya langsing dan seksi, Win."

"Termasuk kamu?" Tantangku.

"Hu'um." Leonard mengangguk.

"Yaaa, bisa juga mereka tidak makan malam atau hanya memakan salad karena memang untuk kesehatan. Kamu gimana sih? Dokter kok nggak ngerti begituan." Sindirku lagi.

"Kalau untuk kesehatan, well ... aku bisa maklum." Dua bahunya mengedik tak acuh. "Tapi jika karena alasan langsing dan seksi, mm ... menurutku sih kurang tepat. Diet seperti itu tidak baik untuk kesehatan. Apalagi kalau untuk para penderita magh, bisa-bisa--"

"Stop!" Selaku. Menginterupsi ocehan Leonard yang mulai serius membahas masalah kesehatan. Duh, ini kita mau makan atau kuliah kedokteran sih?! Kesalku dalam hati.

"Aku lapar. Ayo cepat kita pesan saja!" Ucapku. "Kamu, tenang saja ... aku tipe wanita yang masih makan tiga kali sehari, 'kok! Jadi, kalau sekarang kamu ajak aku makan seporsi steak? Well, aku mau-mau saja!" Kali ini, giliranku yang mengedikkan bahunya tak acuh.

"Jika ditambah es krim setelahnya, gimana? Masih kuat?!" Tantang Leonard. Kuangkat daguku, dengan angkuh menatapnya.

"Siapa takut?!" Balasku tanpa pikir panjang.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang