Part 10 - Hot ... and Wet

226K 11.2K 871
                                    

Wagelaseh ini penghuni Wattpad beringas benget!
800 votes nggak ada 24 jam!!!
Leon, Leon, kamu pakai pelet apa sih? Ini perempuan belingsatan semua sama kamuh
🤪🤪🤪
***

Selamat baca!
Votes jangan lupa!
***

===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========

Never intended to relate,
I mean, what are the chances?
Never thought I'd connect with you, not in these circumstances, no.
Oh, you don't compare, don't fit in with them, do you get me?
~ Get me - Justin Bieber, Kehlani ~
****


Winda POV

"Astaga!" Pekik Leon.

"Ya Tuhan!" Pekikku panik sembari menutup mulutku menggunakan telapak tanganku.

Leon sontak berdiri sembari mengibas-ngibaskan bagian kemeja dan celananya yang terkena tumpahan kopi. Tangannya yang lain segera menaruh cup kopi yang hampir kosong karena tumpah itu ke atas meja.

Aku yang panik segera mengambil tissu yang berada diatas meja, lalu spontan membantunya mengeringkan bagian kemejanya yang basah menggunakan tissu.

Ya Tuhan, bodohnya aku!

"Ya ampun, maaf ya, Leon." Sesalku panik sembari terus saja berusaha membersihkan tumpahan kopi yang membasahi dan membuat noda di kemeja Leonard. Sampai akhirnya tangan pria itu menyentuh tanganku. Memintaku untuk berhenti.

"Sudah tidak apa." Ucapnya. Kedua matanya menatapku lamat-lamat. Wajahnya merah. Ronanya menjalar hingga ke dua daun telinganya.

Dia kenapa? Tanyaku dalam hati.

"Ya ampun, Leon. Maaf, ya. Kamu jadi begini. Duhh, maaf aku ceroboh." Aku merengut tak enak hati. Begitu merasa bersalah.

"Tidak apa." Balasnya lagi. "Tapi aku butuh kamar mandi." Ucapnya. "Aku butuh air dingin, ini ... panasss." Desisnya sembari meringis.

"Ya Tuhan!" Pekikku. "Kemari-kemari." Tanpa sadar aku menarik lengannya menuju kamar mandi. Lalu baru melepasnya saat pintu kamar mandi itu kubuka lebar.

Leonard segera masuk lalu menutup pintu kamar mandi itu tepat di depan wajahku. Aku kaget tentu saja. Namun bagaimana? Leonard pasti sedang panik dan sekarang sibuk di dalam sana.

Setelah beberapa menit berjalan mondar mandir di depan pintu kamar mandi, mengkhawatirkan keadaan Leonard. Akhirnya, pintu itu pun terbuka. Dari dalamnya, pria itu melangkah keluar, dan detik itu juga aku menganga.

Oh. Em. Gi!!

Leonard bertelanjang dada!

Mulutku yang menganga segera kukatupkan dan mulutku menelan pelan kala tatapan kami bertemu. Aku gugup, dan sepertinya begitu pun dengan dirinya.

"Maaf. Aku membuka bajuku." Ucapnya. Spontan tatapanku terarah kepada enam kotak liat yang menjadi hiasan menggiurkan dibagian perut pria itu. Tubuh Leonard kekar namun proporsional. Kencang dengan otot-otot yang tidak besar berlebihan.

Tubuh itu, sempurna.

"Bagian yang terkena tumpahan kopi banyak sekali dan kulitku harus segera diberi air dingin kalau tidak nanti iritasi." Leonard melanjutkan ucapannya, otomatis aku mengangguk dan berusaha membuat diriku tetap waras dihadapannya.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang