Karya ini hanya saya publish
di aplikasi Wattpad.
Jika kalian membaca TOUCH! Karya Adellelia pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
*****======
Selamat malam minggguu...
Selamat bertemu Mas Dudaa 😊
Votes dan komen jangan lupaa!
======Now I'm shakin',
drinkin' all this coffee
These last few weeks
have been exhausting
I'm lost in my imagination
And there's one thing
that I need from you
Can you come through?
~ Comethru - Jeremy Zucker ~
***Winda POV
"Masya Allah cantiknya anak Mama pakai gaun pernikahan." Puji Mama yang saat ini tengah menemaniku mencoba gaun pernikahanku.
"Iya donk, cantik." Timpal Papa. "Anaknya Papa Bowo pasti cantik." Dia berkata begitu bangga.
"Ibu sama Bapak juga Masya Allah cantik dan tampan," sang desainer, wanita paruh baya yang masih terlihat nyentrik itu ikut menimpali. "Mba Winda memang sudah cantik dari bibitnya. Sekarang memakai gaun pernikahan jadi makin terpancar sempurna kecantikannya. Duh, senangnya saya dapat pesananan dari Mba Winda. Mau pakai gaun apa pun, pasti kelihatannya sempurna." Pujinya lagi. Membuat aku malah meringis malu sedang kedua orang tuaku terlihat begitu bangga, khas orang tua yang hidungnya langsung kembang kembis jika anak mereka dipuji oreh orang lain.
"Maaf, saya terlambat." Itu suara Leonard. Semua yang berada di ruang pamer itu pun sontak memalingkan tatapan mereka kepada sosok sang pengantin pria yang saat ini ternyata datang tak hanya bersama anak semata wayangnya dan pengasuhnya. Ada dua orang lagi dibelakang tubuh jangkung itu. Kedua orang tuanya.
"Ah, nggak apa-apa, Mas." Balasku setelah beberapa detik sempat terpaku dengan kehadiran kedua orang yang jelas-jelas tak menginginkan pernikahanku dengan Leonard terjadi.
Leon menghampiri kedua orang tuaku, mencium tangan keduanya. Aku pun menghampiri dirinya untuk mencium punggung tangannya. Pria yang sebentar lagi menjadi suamiku. Kedua mata Leonard menatapku lembut, lalu ia berbisik, "Cantik sekali calon istri Mas." Membuat rona hangat terasa menjalar di kedua pipiku.
"Mamah Nda." Seru Naysha. Dia meronta digendongan Tika—pengasuhnya.
"Eh, jangan gendong sama Mama Winda dulu ya. Nanti baju Mama rusak," kata Tika.
"Sini Mama cium dulu, Sayang." Ucapku seraya mencium kedua pipi bulat Naysha.
"Mamah Nda looks like Pincess," katanya begitu lucu.
"Ehem," suara deheman terdengar dari Ayah Leonard. Sontak suasana pun hening. Semua mata mengarah kepada kedua orang paruh baya yang baru pertama kali kulihat itu.
"Win, Ma, Pa, kenalin ini kedua orang tua Leon," ucap Leonard. Ketegangan menyeruak begitu saja di dalam ruangan ini. Rasa gugup menderaku. Jantungku berdebar begitu hebat saat ini.
Seperti orang linglung dan bingung, aku menghampiri kedua orang tua Leonard yang sedang menatapku dengan tatapan menilai. Tatapan sang Ibu bahkan memicing menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ku tundukan kepalaku dan mencium tangan mereka. Walau mereka terlihat ogah-ogahan, tapi untunglah mereka mau menerima uluran tanganku yang ingin mencium tangan mereka.
Aku mundur dua langkah lalu, ku lihat Papaku maju menghampiri kedua orang tua Leonard. Membuat tatapanku dan Leonard terlihat waspada. Kedua orang tua kami mulai bersalaman dengan mimik keras yang saling diperlihatkan. Sedang aku dan Leonard saling bertukar tatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...