Cerita ini hanya tayang pada aplikasi Wattpad. Jika kalian membaca karya ini pada aplikasi lain, berarti kalian membaca karya bajakan
****Vote dan Komen jangan lupa, sayang
***Start countin' all the days
Forever I will stay with you
With you one only you
Go far and roam about
Comeback and callin' out to me
To me one only me
~ One Only - Pamungkas ~
***WINDA POV
"Terima kasih karena kamu mau untuk menikah denganku, Winda," ucap Leonard kepadaku. Saat ini kami duduk bersisian berdua, di sofa panjang yang berada di dalam apartemenku. Setelah drama menegangkan sore tadi dirumah kedua orang tuaku, ternyata rencana si pria keras kepala ini berakhir. Ayah luluh melihat tekad kuat yang ia perlihatkan, dan memberikannya kesempatan kedua.
"Berterima kasihlah kepada Papaku, Leon," balasku. "Jika bukan karena Papa yang memberikanmu kesempatan kedua, aku pun nggak akan mau untuk menikah denganmu."
"Loh, kok manggilnya nggak pakai 'Mas' lagi sih?" dahi Leonard mengernyit. Dan seketika aku gelagapan.
"Ma−maaf, aku belum terbiasa," jawabku. Menatapnya kikuk.
Leonard mengangguk. Seulas senyum terbit dibibirnya. Tatapannya menghangat menatapku, spontan membuat jantungku berdegup dua kali lebih cepat saat ini.
"Jangan, terus digigit bibirnya, Win," suara Leonard terdengar parau saat tanpa kusadari bibir bagian bawahku ku gigit untuk menutupi rasa gugupku.
Satu tangan Leonard lalu terangakat. Lengan kekar dengan jemari panjang dan ramping itu terasa menyentuh wajahku. Membuatku berjengkit terkejut saat dia mulai membelainya perlahan.
"Kamu nggak tahu efeknya setiap kali kamu menggigit bibirmu dihadapanku, Win," suaranya terdengar berat dan rendah. "Setiap kali bibir bagian bawah itu kamu gigit. Aku berharap bahwa aku lah yang menggigit bibir merah ini," akunya seraya meraba permukaan bibir bagian bawahku menggunakan ibu jarinya. Seketika membuat tubuhku bergetar merasakan belaiannya. Nafas Leonard kian berat dan kulihat kedua iris matanya menggelap.
Sekali lagi, alarm di dalam otakku mengeluarkan sirine bahaya. Bunyinya mengiung menggema. Menggedor alam bawah sadarku untuk kembali ke dunia nyata, dan ya ... walau aku ingin tenggelam dalam buai belaiannya tapi aku harus menghentikan aktifitas berbahaya yang kami lakukan saat ini. Sekarang, atau sebentar lagi tak hanya wajah dan bibirku yang akan disentuh olehnya.
"Mas," akhirnya aku bersuara. Perlahan, kulepaskan jemarinya yang menangkup wajahku. Leonard terlihat tersentak sesaat, namun seperti biasa, secepat kilat dia kembali menormalkan ekspresinya. Seulas senyum kembali terukir di wajahnya.
"Maaf," ucapnya. "Aku terbawa suasana." Dia tersenyum kikuk seraya mengusap tengkuknya. Terlihat begitu menggemaskan. Dan lagi-lagi, tanpa sadar aku menggigit bibir bagian bawahku. Membuatnya menarik nafas dalam hingga akhirnya menghembuskannya
"Aku rasa, kita nggak boleh terlalu lama berada dalam satu ruangan seperti ini, Win," ucapnya. Aku menatapnya sembari mengangguk-anggukkan kepala.
"Iya, betul." Aku menimpali.
"Bisa gawat, kalau kita kembali terbawa suasana seperti tadi," jelasnya. Aku kembali mengangguk. "Kalau begitu Mas pulang dulu ya, Win," ucapnya seraya bangkit dari duduknya. Aku yang masih terkejut karena tiba-tiba saja Leonard menyebut dirinya dengan sebutan 'Mas' pun hanya bisa melongo menatapnya.
"Eh, nggak apa kan kalau aku sekarang panggil diriku 'Mas' kalau sedang sama kamu, Win?" tanyanya lagi. Dan kali ini aku pun cepat-cepat bangkit dari dudukku hingga kami sama-sama berdiri dan saling berhadapan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...