Part 15 - Kembali Terluka

102K 8.1K 595
                                    

============
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========


When I see you, everything stops
I don’t know since when
One day, you came to me like a dream
You shook up my heart
I knew that it was destiny
I Love You
Are you listening?
Only You
Close your eyes
Your love came scattered with the wind
Whenever, wherever you are
~ Always - Yoon  Mirae ~
Ost Descendants of the Sun
****

Winda POV

Bandara Soekarno Hatta, Tujuh Tahun yang lalu.

Langkahku berderap tergesa. Menyusuri koridor bandara terminal dua keberangatan Luar Negeri dengan perasaan cemas. Mencari seseorang yang membuat hatiku patah namun tetap menempati relung terindah di dalamnya.

Beberapa jam sebelumnya sebuah pesan dari Arya masuk ke dalam telepon genggamku. Setelah kami memutuskan untuk berpisah kemarin malam, pria itu mengatakan bahwa dirinya ingin menemuiku untuk terakhir kali sebelum dirinya pergi ke Melbourne.

Aku tahu harusnya aku tak sudi lagi untuk bertemu dengannya. Namun apa daya, aku hanya wanita biasa yang mementingkan hati daripada logika. Hingga akhirnya, disinilah diriku saat ini. Melangkah tergesa menuju salah satu coffee shop di dalam bandara.

Dengan jantung yang berdebar keras, kedua mata yang terasa panas serta kedua lututku yang terasa lemas, aku mematung menatapnya. Dia yang terlihat begitu tampan. Yang sedang duduk disalah satu kursi sambil menatap layar telepon genggamnya.

Sungguh, awalnya aku hanya ingin melihatnya dari jauh. Menatap wajahnya untuk yang terakhir kali sebelum kami benar berpisah nanti. Mengingat sosoknya yang sudah lima tahun ini menemani hari-hariku.

Sorot mata elang yang selalu membuatku terbuai. Kedua alis tebal yang membingkainya. Garis wajah tegas dengan hidung mancung yang suka kucubit manja. Juga bibir manis miliknya yang selalu mengatakan kata sayang.

Kedua lengan kekar miliknya itu yang selalu menjagaku. Merengkuhku dalam peluknya. Telapak tangan lebarnya yang berulang kali menggosok bagian pinggang belakangku. Memberikan teh hangat setiap aku menderita saat jadwal pertama menstruasiku datang.

Damn it, Arya! Kalau kamu pergi siapa lagi yang akan memanjakan aku? Menjagaku? Siapa yang akan mengantar jemput aku nanti? Yang datang berkunjung kerumah setiap malam minggu, seperti yang biasa kamu lakukan saat kita bersama? Siapa, Arya? Beritahu aku!

Bagaimana aku dapat bertahan dan melangkah ke depan, jika hatiku ini milikmu?

Seperti menyadari ada aku yang menatapnya dari jauh, tatapan kami pun bertemu bertepatan dengan jatuhnya air mata dari kedua mataku. Ku gigit bibirku sekuat tenaga, berharap tak terisak dihadapannya. Ditengah kerumunan para pengunjung bandara.

Namun, kala sosoknya dengan segera berdiri lalu melangkah cepat menghampiriku, isakanku pun pecah, tak terbendung lagi.

Kedua lengan kokohnya terbuka, menarikku cepat dalam pelukannya. Arya memelukku erat. Begitu pun dengan diriku yang juga memeluk tubuhnya.

"I'm sorry. I'm sorry, Winda." Ucapnya berulang-ulang. Terdengar lirih, bergetar dan menyayat hati. Mungkin pria ini juga menangis, entahlah. Aku tak dapat berpikir apa-apa lagi selain menumpahkan rasa kecewa, sedih dan sakit hati yang melandaku dalam tangisan pilu yang kuperdengarkan untuknya. Bahkan, aku tak perduli jika memang kami berdua menjadi tontonan para pengunjung cafe.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang