Part 14 - Ready not Ready

127K 9K 803
                                    

============
Karya ini hanya di publish di Wattpad. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.  ===========

Dear readers
Pertama, aku mau minta maaf kalau mungkin penulisan dialog di cerita ini nggak konsisten, ya. Mungkin kadang baku kadang tidak, hehehe ... harap maklum penulis masih amatiran 😊🙏.

Kedua, jangan lupa votes dan komennya. Enjoy 😘.
****

Are you not ready for me?
Oh, you're not ready for me?
Go steady on your heavy heart,
until you're free
Until you're for me
~ Ready - Alessia Cara ~
****

Winda POV

Jantungku masih saja berdebar hebat, pasalnya setelah makan malam Papa kembali menanyakan kesungguhan Leonard yang ingin melamarku besok malam. Gilanya, pria itu mengiyakan tanpa ragu.

Jujur, tentu saja aku senang dengan kesungguhan Leonard untuk serius menjalin hubungan bersamaku. Tapi tetap saja, ada secuil dalam perasaanku yang mengatakan ini semua terlalu mulus.

Iya iya, aku tahu mungkin untuk Leonard, perjuangannya sudah dimulai sejak dulu. Sejak kami sama-sama duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Tapi, tetap saja ... dua hari bertemu lalu datang untuk melamar masih terasa diluar logika untukku.

"Kenapa diam?" Tanya Leonard kala kami berada di dalam lift yang meluncur turun ke lobi. Naysha ada dalam gendonganku sibuk dengan permen Lolipop yang berada ditangannya.

Aku menatapnya gamang.

"Masih memikirkan acara kita besok malam?" Terkanya.

Aku mengangguk.

"Kenapa?" Sorot matanya sendu menatapku. "Masih tidak percaya aku akan melamarmu besok?"

Aku kembali mengangguk.

Leonard tersenyum tipis. Namun begitu, lesung pipit di pipinya tetap terlihat. Membuat pria ini terlihat begitu manis dikedua mataku. Satu tangannya tiba-tiba terangkat, membelai kepalaku lembut.

Hangat. Entah kenapa hatiku terasa hangat menerima senyum dan perlakuan sayang yang ditunjukannya kepadaku. Seberarti itukah diriku dimatanya?

"Percaya padaku, Winda. Tunggu aku, aku akan datang melamarmu besok malam." Janjinya kepadaku.

Terdengar begitu manis. Terdengar begitu menjanjikan dan membuaku terbang ke langit karena perasaan bahagia yang mendera.

Aku mengangguk pasrah menanggapinya. Menyerahkan takdirku kepada pria dihadapanku ini. Pria yang mengatakan bahwa akulah cinta pertama dan terakhirnya.

Walau begitu, masih ada sesuatu yang seperti terasa salah di dalam sini. Di dalam hatiku. Aku takut ini semua hanya mimpi, lalu semua akan hilang saat aku bangun nanti.

Aku seorang wanita, Leonard. Sekuat-kuatnya aku menahan perasaanku untuk tidak jatuh dalam pesonamu, namun nyatanya ... perlahan perasaan itu datang dengan sendirinya.

Kamu memberikanku harapan, dan akhirnya aku pun berharap padamu.

***

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang