Part 27 - Kesempatan?

79.2K 7.4K 356
                                    

=========
Cerita ini hanya terbit pada Aplikasi Wattpad. Jika kalian membaca karya saya yang berjudul Touch ini pada aplikasi lain. Berarti kalian membaca karya bajakan.
=========

Savage love
Did somebody, did somebody
Break your heart?
Lookin' like an angel
But your savage love
When you kiss me
I know you don't give two fucks
But I still want that
Your savage love
~ Savage Love - Jason Derulo
***

Iyaaaaa, aku update nih!
Vote dan komen jangan lupa yaw!
Jangan cuma jadi siders aja 😏
*****

Winda POV

Aku terbangun dari tidur. Ini sudah hampir tengah malam. Kesadaranku sedikit lagi melayang. Tapi bunyi bell pintu apartemenku yang berulang membuatku mau tak mau bangkit dari posisi nikmat sejuta umat. Rebahan.

Ku lilitkan pashminaku asal menutupi kepalaku. Lalu berjalan menyeret dengan kedua kakiku yang terasa lemas.

Duh, siapa sih yang malam-malam begini datang? Gerutuku dalam hati.

Ting tong.

Ting tong.

Bell pintu kembali berbunyi. Terdengar begitu tak sabar. Bahkan bunyi gedoran mulai terdengar.

Ya Tuhan, siapa sih nggak sabaran sekali?!

"Iyaa! Tunggu!" Teriakku dari dalam apartemen.

Ku intip tamu merepotkan yang mendatangiku malam buta ini, and guess what? Itu Leonard?!

Cepat-cepat kubuka pintu depan sebelum pria gila kembali membuat keributan.

Di dalam otakku, berbagai makian dan umpatan sudah siap kulayangkan untuknya. Tetapi nyatanya, semua makian itu harus kembali ku telan bulat-bulat kala tubuh itu begitu saja ambruk ditubuhku.

"Leon!" Pekikku.

Tubuhku terdorong dan mulai oleng karena tubuh besarnya yang semakin bertumpu pada tubuhku. Leon menaruh kepalanya di bahuku. Menaruh beban tubuhnya di tubuhku.

Beratnya seperti apa? Jangan ditanya lagi. Kalian bayangkan saja tubuh kalian ditimpah sekarung beras.

"Winda ... sayang ...," lirihnya tak jelas. Aroma minuman beralkohol tercium jelas dari mulutnya.

Ya Tuhan, pria ini mabuk dan datang ke apartemenku? Sudah gila memang dia!

"Leon, kamu mabuk?!' Suaraku melengking. Ku dorong tubuh besarnya. Sialnya pria itu tetap tak bergerak.

Ini orang mabuk kenapa masih punya tenaga sih? Nggak lemas lalu pingsan saja sekalian. Batinku kesal.

Dan seperti Tuhan mendengar ucapanku. Satu detik selesai aku mengucapkannya, Leonard terjatuh dan tak sadarkan diri.

Ya Tuhan, jika kedua orang tuaku datang aku pasti benar akan dicincang sampai mati. Ada seorang pria mabuk di dalam apartemenku. Dan yang lebih parahnya lagi, pria itu .. Leonard. Pria yang sudah di black list dari hidupku oleh kedua orang tuaku.

Ku hela nafas frustasi. Sekarang bagaimana caranya aku memindahkan Leonard dari lantai? Jika tadi aku seperti ditimpa karung beras, sekarang aku harus menyeret karung beras itu.

Nasib oh nasib! Kenapa pria ini selalu saja menyusahkanku sih, Tuhan?

Leon, Leon, untung saja orang yang kamu datangi itu aku. Walau aku membencimu, tapi aku masih punya hati untuk tidak membiarkan seorang manusia tidur di atas lantai.

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang