Cerita ini hanya publish pada aplikasi Wattpad. Jika kalian membaca Touch! Diaplikasi lainnya, berarti kalian membaca karya bajakan.
***=========
Are you ready, kiddsss?? 🤪🤪🤪
=========Kau satu terkasih
Kulihat di sinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu
Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
~ Bahasa Kalbu - Raisa, Andi Rianto ~
*****
Winda POV"Winda!" Suara Leonard yang memanggil namaku membuatku seketika menoleh. Aku yang sedang berdiri di trotoar dan berbicara dengan pengendara motor yang menabrak bemper mobilku menatap kedatangannya tak percaya. Dengan tergesa Leonard membanting pintu mobilnya dan menghampiriku.
Pria itu, mau apa dia kesini? Bukannya arah pulang kita berlawanan?
"Leon?" Seruku heran.
"Kamu nggak apa-apa, Win?" Tanyanya dengan raut wajah khawatir. Kedua tangannya memegang bahuku lalu seakan memeriksa diriku dari ujung kepala hingga kaki.
"A—aku nggak apa, Mas." Jawabku.
"Loh, katanya tadi di telepon ada yang nabrak mobil kamu?" Tanyanya panik.
"Iya," aku mengangguk. "Ini orangnya yang nabrak." Jelasku, menunjuk pengendara motor yang sedang berdiri bersamaku.
"Duh, Pak, kalau bawa motor hati-hati, donk!" Seru Leonard langsung tanpa basa-basi. Kedua matanya menatap pengendara motor itu tajam.
"Maaf, Mas. Tadi saya lagi terima telepon dari rumah." Jawab si pengendara motor meringis. "Baru juga mau jawab, eh tahu-tahu sudah lampu merah. Jadi nabrak mobil Mba ini deh," jawab si bapak pengendara motor dengan jaket kulit hitamnya.
"Makanya, Pak kalau lagi bawa kendaraan jangan sambil nelpon. BAHAYA!" Seru Leonard lagi dengan ekspresi wajah yang mulai tak santai.
"Leon," ku tarik lengan Leonard lalu berbisik padanya, "kamu ngapain marah-marah sih? Kan sama. Kita juga lagi teleponan tadi di dalam mobil." Mendengar ucapanku itu kedua alis Leonard terpaut. Terlihat tak terima dengan fakta yang kuungkapkan padanya.
"Ya, tapi—"
"Sudah deh!' Ku sela ucapannya cepat. "Yang penting aku nggak kenapa-kenapa, 'kan." Timpalku lagi lalu segera berbalik kepada bapak si pengendara motor. "Ya sudah, Pak. Saya nggak kenapa-kenapa. Mobil saya juga cuma tergores sedikit kok."
"Terima kasih ya, Mba." Balasnya dengan wajah semringah. Aku mengangguk.
"Ya sudah, silahkan dilanjutkan lagi perjalanannya, Pak." Ucapku.
"Lain kali hati-hati bawa kendaraannya, Pak. Jangan sambil teleponan," timpal Leonard tetap dengan suara ketusnya.
"Iya, Mas. Makasih ya, Mba, Mas." Ucapnya sekali lagi sebelum akhirnya kembali mengendarai sepeda motornya.
"Ayo, Pulang," Leonard menarik lenganku. "Kamu sudah bikin Mas cemas tahu, nggak?!"
"Ih, kamu aja yang lebay, Mas." Cibirku membalasnya. "Loh—eh kok ke mobil kamu sih?" Protesku kala Leonard membawaku ke arah mobilnya.
"Kamu pulang sama aku, mobilmu disini saja, sebentar aku mau hub—"
"Ih, Mas!" Seruku kala Leonard mengambil telepon genggamnya ingin menghubungi seseorang. "Aku nggak apa, kamu jangan lebay deh. Aku masih bisa nyetir sendiri, mobilku juga nggak apa-apa. Masih bisa jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...