============
Karya ini hanya diterbitkan pada aplikasi Wattpad.
Jika kalian membaca karya saya pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan
=============Akuh kembaliii.
Votes dan Komen jangan lupa ya, shay
🤗🤗🤗
***Long nights, daydreams
Sugar and smoke rings,
I've been a fool
But strawberries and cigarettes
always taste like you
Headlights, on me
Racing to 60, I've been a fool
But strawberries and cigarettes
always taste like
Blue eyes, black jeans
Lighters and candy, I've been a fool
But strawberries and cigarettes
always taste like you
~ Troye Sivan - Strawberries and Cigarettes ~
****Leonard POV
"Siapa tadi?" Tanya Albert. Rekan satu dokter yang ruang prakteknya sempat ku pinjam saat berbicara dengan Winda tadi.
"Tadinya ... calon istri gue." Jawabku lemah. Duduk bersandar tak bergairah dikursi pasien. Sedang Albert duduk di kursi dokter.
"Hmm, tadinya?" Satu alis pria keturunan Australia dan Batak dihadapanku naik, melengkung ke atas menatapku.
"Iya, tadinya." Kupijat pangkal hidungku sembari memejam. Kepalaku terasa begitu pusing saat ini karena Winda dan juga Nia.
"Kenapa tadinya?" Kedua mata Albert memicing. "Lamaran lo ditolak?" Terkanya sok tahu.
"Enggak, enggak ditolak." Kuhela nafas panjang. "Worse than that, dude." Ucapku.
"I'm ready to listen." Albert memaksa.
Akhirnya terucaplah apa yang terjadi diantara aku, Winda dan Nia. Walau pahit, tapi mungkin bercerita dengan seorang teman mampu mengurangi keruwetan yang terjadi di dalam otakku.
"What?!" Seru Albert begitu terkejut. Kulihat kerutan di dahinya semakin banyak setelah mendengar ceritaku. Pria yang berprofesi sebagai Spesialis Penyakit Dalam ini tersenyum miring sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya Tuhan, Leon, Leon." Ucapnya.
"I'm messed up, right?" Ucapku sembari mengusap wajahku kasar lalu menopang wajahku menggunakan satu tangan dimejanya.
"Not you are!" Serunya cepat. "Damn dude, you are an idiot!" Semburnya gemas. Membuatku menganga hingga akhirnya semakin membenamkan wajahku di atas meja konsultasi miliknya.
"Sorry nih, Bro!" Albert mengangkat kedua lengannya sembari berbicara. Tanda bahwa mungkin ucapannya akan sedikit kelewatan nantinya. Sedangkan, aku fokus menyimak petuahnya.
Kadang, Albert memang berbicara terlalu jujur. Well, tentu tak semua orang menerima komentar darinya. Sebagian orang menerima, dan sebagian lagi ... mungkin akan tersinggung dan sakit hati.
But for me, aku selalu akan menerima komentar apapun yang Albert berikan untukku. Albert adalah teman paling tulus dan jujur yang kumiliki selama aku bertugas di Rumah Sakit ini.
"You know, Bro." Albert kembali melanjutkan ucapannya. "Setelah gue dengar cerita lo, yang ada di pikiran gue itu, anjirrr.. ternyata temen gue gobl*k! Payah lo, jadi laki!" Kata-kata yang keluar dari mulut Albert terdengar begitu menohok di hatiku. Namun begitu, dia tetap terlihat santai saat mengucapkannya. Khas Albert jika menyindir lawan bicaranya.
Senyum dengan ekspresi tak percaya masih terpampang jelas diwajahnya. Seakan, pria ini memang tak menyangka bahwa seorang Leonard akan mengalami hal yang begitu sial seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! (SELESAI)
RomanceLeonard Suryo Utomo, Duda beranak satu. Seorang Dokter Spesialis Obstetri dan ginekologi (Well, biasa disebut Obgyn atau SpOG atau Dokter Kandungan). He's a hot doctor. Berapa jumlah pasiennya? Jangan ditanya, hampir semua wanita ingin merasakan jar...