Part 21 - Tak Terduga

91K 8.3K 798
                                    

============
Karya ini hanya  diterbitkan pada aplikasi Wattpad.
Jika kalian membaca karya saya pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan
=============

Yang kangen Neng Winda mana suaranyaaa??? 🙋‍♀️
Votenya jangan lupa yak! 😘
****

So, no more I love you's
It's too easy to say
No more I love you's
Until I'm okay
I blamed it on the time zones
I blamed it on my eyes closed
I blamed it on the world like it owes me
So stop me before it's too late
No more I love you's
Until I'm okay
~ I love You's - Hailee Steinfeld ~
****


Winda POV

Tepat pukul Sepuluh pagi aku tiba di gedung perkantoran dimana Cozy berada. Selama perjalanan dadaku bergemuruh. Fokusku berapa kali hilang karena air mata yang selalu saja menggenang di kedua mataku. Semua rasa kesal ini, rasa sesak, amarah dan kecewa yang begitu membuat hatiku ngilu. Ya Tuhan, rasanya aku ingin teriak dan menumpahkan segala kekesalanku.

Leonard berengsek! Setelah mengecewakan aku, lalu dia bilang apa? Ingin aku menunggunya? Tetap ingin aku menjadi pendamping hidupnya? Benar-benar lelaki tidak tahu diri! Makiku dalam hati.

Ya Tuhan, sepertinya aku butuh Shalat Dhuha untuk menenangkan hatiku yang resah tak karuan. Karena sejujurnya, rasa kecewa ini begitu menghantam diriku karena aku sadar, aku telah jatuh cinta. Aku mengharapkannya. Pria itu, yang berjanji akan melamarku. Dengan begitu bodohnya aku membuka hatiku untuknya, dan dia ... menghancurkannya.

Oh, God! Setelah sekian lama. Akhirnya drama percintaan kembali mewarnai hidupku. Sayangnya drama percintaan ini harus gugur bahkan sebelum bermekaran. Membuatku kembali trauma dengan rasa cinta dan harapan yang perlahan kembali bangkit karena ulahnya. Leonard si dokter gila tebar pesona itu.

Fine! Jika memang dia katakan ingin tetap menjadikanku sebagai pendamping hidupnya, istrinya, kita lihat bagaimana kamu akan membuka kembali pintu hatiku yang kututup rapat-rapat untukmu, Leonard.

"Mba Win," panggil Citra melalui sambungan telepon.

"Iya, Cit." Balasku.

"Ada yang cari," katanya.

"Siapa?"

"Katanya dari Antamaya dan Bramana Law Firm, mba. Mau membahas mengenai pengalihan nama gedung ini menjadi milik Cozy." Jelasnya.

Satu alisku naik mendengarnya. Ternyata benar Darrel, suami dari sahabatku Adelia, membuktikan kata-katanya yang ingin membeli seluruh bangunan ini sebagai hadiah untuk anak kedua mereka yang akan dilahirkan Adelia sebentar lagi. Walaupun begitu, nama yang tertuang pada sertifikat tetap dengan nama Cozy. Jangan lupakan pembelian ini dirahasiakan Darrel dari istrinya. Hanya aku yang mengetahuinya. Bisa dibayangkan jika Adelia mengetahuinya pasti wanita itu akan menolak. Jadi, disini aku menjadi perantara mereka.

"Oke, saya terima, Cit."

"Oke. Di line satu ya, mba." Ucapnya sebelum akhirnya menutup sambungan teleponnya lalu beralih terhubung dengan line yang dimaksud.

"Selamat siang, Winda Safira disini." Sapaku saat sambungan telepon tersambung.

"Selamat siang, Miss Winda." Sapa seorang wanita diseberang sana. "Saya Jessica dari Antamaya dan Bramana Law Firm, ingin follow up mengenai proses legalisasi jual beli dan pemindahan nama gedung Cakrawala atas nama Cozy, Miss."

TOUCH! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang