Maafkan aku Jaemin

3.1K 391 7
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku datang bulan. Sudah seharian aku hanya tidur dan tidak dapat bangun. Sungguh rasa sakitnya ini lebih menyakitkan dibandingkan biasanya.

Aku sudah memberitahukan Jaemin untuk tidak menghubungiku lebih dahulu. Aku tidak ingin Jaemin menjadi sasaran amukanku hanya karena mood-ku sedang tidak baik.

Tapi, rasa sakit ini membuatku mengambil ponsel milikku. Mencari nama Jaemin dan menghubunginya.

"Halo Roseanne!"

Aku dapat mendengar suaranya terdengar begitu bahagia. Aku tahu dia pasti sangat merindukanku. Aku juga sama Jaemin.

"Jaemin! Tolong belikan aku obat pereda nyeri dan pembalut. Stok pembalutku habis."

"Roseanne masih sakit?"

Nada suara Jaemin terdengar begitu khawatir.

"Aku ke rumah sekarang. Tung ...."

"BELIKAN DULU APA YANG AKU BILANG TADI, JAEMIN! INI TUH SAKIT BANGET!"

Aku tidak sadar membentak Jaemin. Sungguh aku benar-benar tidak bermaksud melakukan itu. Hanya saja mood-ku seketika turun saat dia berkata seperti itu, bukan membelikan apa yang aku minta.

"Iya ... iya ... aku belikan dulu. Roseanne di tempat tidur aja. Jangan ke mana-mana."

Aku melempar asal ponsel milikku setelah Jaemin menutup panggilannya. Perutku semakin sakit.

Tidak lama, aku mendengar nada panggilan masuk dari Jaemin. Melihatnya melakukan video call, aku segera mengangkatnya dan melihat wajahnya yang terlihat begitu kebingungan.

 Melihatnya melakukan video call, aku segera mengangkatnya dan melihat wajahnya yang terlihat begitu kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Roseanne. Kamu mau yang bersayap atau enggak? Sekalian sama yang malam? Aku tidak tahu yang mana, dan penjaga tokonya kasih saran itu. Aku sama sekali tidak mengerti, Roseanne."

Ada rasa sedikit bersalah melihat wajah Jaemin yang seperti itu. Tapi, seingatku aku pernah meminta Jaemin membelikan yang sama.

"YANG BIASA AKU BELI, JAEMIN! KAMU KAN PERNAH IKUT AKU!"

Lagi dan lagi aku membentaknya. Maafkan aku, Jaemin.

"Ah! Yang bersayap dan sama yang malam. Aku belikan eskrim juga buat kamu. Obat pereda nyerinya sudah kubelikan. Kamu tunggu di rumah."

Aku menatap panggilan yang telah diputus oleh Jaemin. Ingin rasanya aku menangis karena telah membentak Jaemin untuk kedua kalinya.

Maafkan aku, Jaemin.

***

Jaemin-nya RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang