Senyum Jaemin

1.9K 340 90
                                    

Aku melambaikan tanganku ke arah Jaemin yang sudah menungguku di depan gerbang kampus. Hari ini aku meminta Jaemin untuk membawa sepeda miliknya di dalam mobil.

Kalian tahu kenapa? Aku sedang ingin bersepeda di taman. Kencan di taman, bersepeda bersama itu pasti sangat menyenangkan. Tapi tentu saja aku yang dibonceng oleh Jaemin. Hehehehe ....

Menikmati taman di sore hari dengan memeluk Jaemin dari belakang. Terlihat posesif sekali aku, tapi aku suka. Kalian tahu kan punya pacar yang gantengnya perpaduan dengan surga itu bahaya! Apalagi kalau Jaemin tersenyum. Lebih bahaya lagi!

Di tangan kananku ada sebuah kantung kertas roti yang aku beli. Di dalamnya ada sesuatu untuk Jaemin.

Aku sedikit berlari menuju ke arahnya. Rindu dengan Jaemin itu tidak bisa ditahan. Kayak air yang ingin terus mengalir.

"Roseanne," panggilnya dengan merentangkan kedua tangannya.

"Jaemin," balasku yang sudah masuk ke dalam pelukannya.

Wangi Jaemin aku suka. Walaupun hari ini ia sedikit apek, tapi aku suka. Dia apek karena ada jadwal olahraga hari ini.

"Jaemin. Lepas."

Jaemin menggeleng dan aku dapat merasakan pergerakannya di atas kepalaku.

"Aku masih rindu, Roseanne."

Lihat. Bukan aku saja yang rindu ternyata, tapi dia juga, kan?

"Kamu bau apek, Jaemin!"

"Tapi Roseanne tetep suka, kan? Buktinya hidungmu ngedusel mulu di dadaku."

Oke. Fix! Aku merengut di dalam pelukanya. Sejujurnya aku tidak peduli dengan kami berdua yang menjadi pusat perhatian. Toh, kami sudah bertunangan.

"Aku punya sesuatu untukmu, Jaemin."

"Apa?" katanya yang melonggarkan sedikit pelukannya. Enggan melepaskanku.

Aku mengangkat tanganku dan menunjukkan sebuah kantung kertas kepada Jaemin. Matanya berbinar melihatnya.

"Roseanne tahu aja kalau aku lapar. Roti apa?" tanya yang sudah mengambil bungkusan dariku dan melepaskan pelukannya.

Kemudian aku menahan tawa saat melihat wajah bingungnya ketika mengambil isi di dalam kantung yang nyatanya hanya sebuah permen karet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian aku menahan tawa saat melihat wajah bingungnya ketika mengambil isi di dalam kantung yang nyatanya hanya sebuah permen karet. Tangannya membuka kantung kertas untuk mencari sebuah roti. Namun, di kantung itu memang hanya berisi satu permen karet.

Jaemin hanya dia melihat permen karet itu dan kemudian tersenyum. Ia tertawa pelan saat menyadaei bahwa aku mengerjainya.

 Ia tertawa pelan saat menyadaei bahwa aku mengerjainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Roseanne," panggilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Roseanne," panggilnya.

"Kenapa, Jaemin sayang?" balasku yang berupa sebuah pertanyaan.

"Kamu mengerjaiku! Kenapa hanya permen karet?" Di menunjukkan permen karet itu kepadaku.

"Tapi kamu suka, kan?" Bukan menjawab pertanyaan Jaemin, aku membalasnya dengan sebuah pertanyaan.

Jaemin mengangguk dan tersenyum kepadaku. Sedetik kemudiam aku melirik ke kanan dan ke kiri. Banyak mata melihat ke arah Jaemin. Aku mendekat dan memegang kedua pipinya. Menuntun wajahnya untuk sejajar denganku.

 Menuntun wajahnya untuk sejajar denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senyumnya di depanku saja. Banyak mata yang melihat!"

Jaemin tersenyum jahil. "Yang mulai siapa?" tanyanya yang langsung mencium kedua pipi dan keningku.

"Ayo naik. Aku gendong sampai mobil."

Aku naik ke atas punggung Jaemin. Seiring dengan Jaemin yang berdiri, aku berteriak, "JAEMINNYA SIAPA?!"

"ROSEANNE PARK!" balasnya Jaemin tidak kalah berteriak. Hingga ia berteriak lagi, "ROSEANNENYA SIAPA?!"

"NA JAEMIN!" balasku yang tidak kalah keras. Mengabaikan semua mata yang menatap kami dengan pandangan mereka yang tidak aku pedulikan.

***

May 19th, 2020

Jaemin-nya RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang