Pertemuan dengan Jaemin

4.4K 482 48
                                    

Tepat satu tahun lalu, di acara peresmian pembukaan cabang baru rumah sakit milik keluargaku di buka, aku bertemu dengan Jaemin. Saat itu aku mengira dia pria dewasa hanya karena setelan jas yang dikenakan olehnya. Kenyatannya adalah dia lebih muda empat tahun dari ku.

"Rosé," panggil Ayahku yang berada tidak jauh dari ku.

Aku berjalan mendekatinya, dari jauh aku dapat melihat Dokter Na yang menjabat sebagai Wakil Kepala Rumah Sakit milik Ayahku, sekaligus sahabat karibnya. Di sampingnya, aku dapat melihat pemuda tinggi dengan setelan jas. Terlihat tampan menurutku.

 Terlihat tampan menurutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rosé. Apa kabar?"

"Baik Paman, Paman sendiri bagaimana?"

"Paman juga baik, namun sedikit letih dengan persiapan pembukaan rumah sakit ini."

Aku tertawa menanggapi pertakaan Dokter Na. Kedua sudut mata ku menangkap pergerakan tangan Dokter Na yang menyenggol pemuda disampingnya.

"Perkenalkan namamu, Jaemin."

Samar-samar aku dapat mendengarnya.

"Selamat malam, saya Na Jaemin. Anak pertama Dokter Na. Umurku 15 belas tahun."

Sebentar, dia bilang umurnya berapa? 15 belas tahun? Enggak salah? Aku terus bertanya dalam hatiku sambil melihat penampilannya.

"Ayah ingin memperkenalkan Jaemin kepadamu Rosé. Ayah berharap kamu bisa akrab dengannya. Saat ini Jaemin adalah pilihan yang cocok...."

"Maksud Ayah, aku akan dijodohkan dengan anak SMP?" potongku segera.

"Betul. Dan dia bukan anak SMP, dia sekarang berada di SMA tingkat dua."

"Ayah, bolehkah aku makan? Aku lapar."

"Tapi...."

"Kamu boleh makan, asal jangan keluarkan semua botol penyedap rasa itu di sini!"

Perkataanku terpotong saat mendengar Dokter Na menyebutkan botol penyedap rasa. Aku tidak mengerti dengan maksudnya. Tapi aku menyadari di tangan kiri pria bernama Jaemi itu memegang sebuah tas kecil berwarna hitam.

"Kalau rasanya kurang bagaimana?"

Oke ... aku sama sekali tidak mengerti. Dia pikir makanan yang disajikan keluargaku ini tidak enak? Oh God! Ini buatan koki terkenal!

"Rosé temani Jaemin untuk makan, ya."

Aku menatap tidak percaya dengan perkataan Ayahku. Sekarang aku harus menemani anak kecil ini untuk makan? Tapi tidak ada yang akan menyadari kalau umurnya berada di bawah ku bukan. Tidak apa lah.

"Rosé ... Paman titip pesan sama kamu, kalau Jaemin mengeluarkan botol penyedap rasa di sini, kamu buang saja."

Aku hanya mengangguk tidak mengerti. Ayahku dan Dokter Na pergi meninggalkan kami berdua. Aku hanya menatap Jaemin dalam diam.

Dia tersenyum seketika saat Dokter Na semakin jauh. Aku melihat tangannya mengambil sesuatu dalam tasnya. Seperti tempat menyimpan pistol yang menggantung di ikat pinggangnya. Namun, terlihat dengan jelas kalau itu dapat berisi tiga benda di setiap sisinya

"Garam ... gula ... bubuk cabai ... merica ... micin dan kecap."

Aku memandang tidak percaya dengan semua yang dia keluarkan. Benar-benar bumbu penyedap rasa yang dikatakan oleh Dokter Na! Oh God! Ayah gila apa memperkenalkan ku dengan pemuda seperti ini?!

Selera makanku hilang saat dia dengan mudahnya menambahkan semua bumbu penyedap rasa di makanan yang diambilnya. Rasanya sudah begitu enak, tapi kenapa dia menambahkan semua itu?! Dia punya selera yang buruk, Tuhan!

Aku begitu mengingat bagaimana kesan pertama ku dengan Jaemin. Sungguh sebuah first impression yang buruk. Tapi sekarang aku lah yang membawa semua penyedap rasa itu di dalam tasku.

"Roseanne minta garam."

***

Published December 8th, 2019

Jaemin-nya RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang