Bukankah Jaemin tadi bilang akan mengerjakan tugas kelompok?
Dari kejauhan aku dapat melihat Jaemin bersama dengan seorang gadis. Aku menatap tajam ke arah mereka berdua yang tengah bercanda. Bukan sekedar alasan aku menatap tajam. Tapi tempat di mana mereka sekarang.
Mereka berada di toko bunga. Dan terlihat gadis itu menunjuk salah satu bunga. Bunga mawar yang ditunjuknya. Aku melotot saat Jaemin terlihat mengangguk dan mengambil bunga itu.
Apa yang dia berbohong kepadaku?
Dadaku terasa sesak. Napasku memburu saat. Sakit rasanya melihat tunangan sendiri berduaan dengan gadis lain di toko bunga.
Aku berjalan mendekat. Langkahku semakin lemas saat telingaku mendengar perbincangan mereka.
"Jadi bunga ini yang kau maksud?"
"Iya. Ini bunga yang kumasud tadi di sekolah."
"Baiklah. Kalau begitu aku akan membeli bunga ini."
Mataku terpejam saat mendengar Jaemin akan membeli bunga itu. Bunga untuk gadis itu, ya Jaemin?
"Bibi. Aku mau beli mawar putih ini. Tolong dirangkai yang indah, ya."
"Tentu. Akan Bibi rangkai. Buat kekasihmu, ya?"
"Bu—"
Sebelum Jaemin melanjutkan perkataannya. Aku menarik lengannya. Menatap matanya tajam.
"Ro—roseanne?"
"Kenapa gugup begitu? Apa karena kamu ketahuan selingkuh, Na Jaemin?"
"Astaga. Apa yang ka—"
Aku menampar Jaemin sebelum dia menyelesaikan perkataannya.
"Ini untuk rasa sakitku."
"Roseanne. Kamu salah sangka."
"Salah sangka katamu? Ini apa? Siapa perempuan ini?"
Aku mundur saat Jaemin mendekat. "Ternyata sekalinya anak kecil tetap anak kecil," kataku berbalik dan berlari menjauhnya dari.
"ROSEANNE!"
"NA ROSEANNE!"
Aku mengabaikan Jaemin yan terus memanggilku. Hatiku sakit saat melihatnya.
Apa yang namanya mencintaiku seorang? Apa maksudnya selalu berlaku manis kepadaku? Ayah salah menjodohkanku dengan anak kecil seperti dia! Apanya yang sudah dewasa?!
Aku hanya bisa berlari dan terus berlari. Yang ada dipikiranku saat ini adalah menjauh dari dari Jaemin.
"Tunggu, Roseanne!"
Jaemin memanggilku dan menarikku ke dalam pelukannnya. Dan berakhir dengan tangisku yang pecah.
"Maaf karena telah membohongimu. Hanya saja ada yang harus kulakukan."
Jaemin berkata dengan mengeratkan pelukannya. Pelukan satu tangannya. Eh. Satu tangan?
Aku mencoba melihat wajahnya. Mata kami bertemu. Kulihat sorot matanya lelah. Mungkin karena dia mencoba mengejarku.
"Jangan menangis lagi, Roseanne."
"Padahal aku mau membawanya nanti ke rumahmu. Tapi ketahuan duluan sama kamu."
Aku memandang Jaemin bingung.
"Mawar putih ini untukmu. Aku tadi hanya meminta bantuan teman sekelasku. Dan toko bunga itu milik keluarganya."
Mataku melirik pada sebuket mawar putih yang berada di tangan kanannya.
"Temanku berkata kalau mawar putih itu memiliki arti yang lebih mendalam dari mawar merah." Jaemin mencium keningku.
(Anggap saja yang dipegang Jaemin itu mawar putih. Dan Jaemin lagi pakai seragam.)
"Mawar putih menandakan ketulusan cinta yang mendalam dan juga harapan bahwa hubungan percintaan akan berlangsung lebih lama."
Aku terdiam. "Jadi, Jaemin tidak selingkuh?"
Jaemin tersenyum dan menggeleng. "Roseanne. Mawar putih ini juga mengartikan kalau siapa yang memberikan mawar putih ini kepada seseorang. Maka, dia menyatakan bahwa dirinya adalah milik orang itu," jelas Jaemin.
"Oleh karena itu." Jaemin mengambil posisi bersujud di depanku dengan kaki kanannya sebagai tumpuan. "Mau menerima mawar putih ini? Sebagai bukti bahwa pria bernama Na Jaemin ini tulus mencintaimu dan berharap hubungan kita berlangsung lama hingga hari tua kita?"
Aku mengangguk. Menerima sebuket bunga yang dia ulurkan kepadaku.
Jaemin tersenyum dan berdiri. "Ini juga menyatakan bahwa anak kecil di depanmu yang bernama Na Jaemin ini adalah milik Roseanne Park seoarang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin-nya Rosé
HumorCerita Rosé mengenai kekasihnya, Na Jaemin Catatan: Rosé POV Highest Rank: #23 Jaerose #2 Jaeminrose #1 Jaeminrose #95 97line #2 Minrose #67 NCTPink #99 00line #58 NCTPink #11 Jaerose #49 97line #73 00line #10 crackship #1 crackship #1 minrose #9 ro...