Acara Sekolah Jaemin (3)

1.5K 279 59
                                    


Jadwal hari ini adalah kegiatan outdoor. Kegiatan yang dilakukan semua peserta berpasangan dengan salah satu anggota keluarga atau wali masing-masing murid.

Aku dan Jaemin menggunakan pakaian pasangan. Hanya berupa kaos dengan gambar mawar dan kepala kepala kelinci.

Kaos bergambar bunga mawar dipakai oleh Jaemin dan jangan lupakan sebuah tulisan MILIK ROSEANNE PARK dengan huruf kapital. Sedangkan aku, menggunakan kaos bergambar kepala kelinci, tentunya dengan tulisan yang serupa dan berkapital. MILIK NA JAEMIN.

Sejak melihat Jaemin bersama dengan Jeno, aku sudah melihat wajah kesal dari sahabat Jaemin. Aku tahu wajah itu berasal dari mana, pasti karema dia melihat dan membaca tulisan di kaos Jaemin. Wajahnya semakin asem, ketika melihat kaos yang kukenakan.

Tidak hanya Jeno, Haechan yang berkulit sedikit gelap dan bertubuh berisi, namun terlihat gembul itu juga melakukan hal yang sama. Keduanya merajuk karen iri.

"TUH! Jeno bilang apa, harusnya kita bawa baju pasangan kita, Kak Jennie!"

"Ih! Kak Jisoo! Haechan juga mau pakai baju pasangan kayak Jaemin!"

Sedangkan Jennie dan Jisoo hanya menutup kedua telinga mereka. Namun, kemudian mengeluarkan sebuah slayer dari dalam tasnya. Memasangkan satu slayer berwarna hitam di pergelangan tangan Jeno.

"Jangan kebanyakan merengek. Udah pasangan, kan?" tanya Jennie memperlihatkan pergelangan tangannya yang terpasang slayer yang sama dengan Jeno.

Jisoo yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. "Coba lihat sepatu kamu dan aku, kurang pasangan apa, Haechan?"

Dan detik kemudian, aku dapat melihat kedua remaja itu tersenyum tanpa dosa. Sedangkan Renjun, hanya diam bersama dengan tunangannya.

Kedua mataku melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Aku baru sadar bila keduanya memakai celana motif tentara yang senada dengan kaos mereka.

Hari mulai siang, banyak kegiatan yang kami mainkan. Hal yang tidak aku lupakan adalah ketika bermain di kursi gantung, meneriaki sebuah petunjuk untuk dijawab oleh lawan mainnya.

"WORTEL! JAEMIN! LUCU! TELINGANYA PANJANG!"

Aku ingat berteriak mengenai satu nama hewan. Saat aku mendapatkan kartu bertuliskan "kelinci" yang aku ingat hanya Jaemin.

Kalian tahu, aku berteriak saat kursi gantung Jaemin mendekat dan sampai melewatiku, aku tetap berteriak. Aku ingat wajah kebingungan Jaemin dan masih bisa membaca pergerakkan bibir Jaemin yang menyebutkan namanya sendiri. "Jaemin? Aku?"

Dan kalian tahu apa yang Jaemin jawab? Dia berteriak dengan keras, "JAWABANNYA JAEMIN YANG LUCU INI PUNYA ROSEANNE!" Sungguh aku ingin berlari ke ujung di mana Jaemin berada dan menariknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan kalian tahu apa yang Jaemin jawab? Dia berteriak dengan keras, "JAWABANNYA JAEMIN YANG LUCU INI PUNYA ROSEANNE!" Sungguh aku ingin berlari ke ujung di mana Jaemin berada dan menariknya. Masalahnya dia berteriak dengan pengeras suara dan aku yakin membuat semua pengunjung mendengarnya. Oh astaga Jaeminku!

Dan wajahnya seketika berubah bingung saat tahu jawabannya salah. Terkadang aku bingung, dia itu pintar banget, tapi kenapa begini malah salah? Mana mungkin panitia menyelipkan pertanyaan dengan jawaban seperti itu? Duh! Untung sayang aku sama kamu, Jaemin.

Waktu berlalu dengan begitu cepat. Hingga waktu makan siang pun tiba. Aku, Jaemin bersama sahabatnya, serta pasangan masing-masing berada di satu meja.

Kami diberikan delapan nomor. Dan harus memilih salah satu nomor untuk makan siang kami.

Aku dapat melihat Jaemin, Renjun, Jeno dan Haechan menarik kursi mereka dan membuat sebuah lingkaran yang menuat aku dan yang lainnya tampak bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dapat melihat Jaemin, Renjun, Jeno dan Haechan menarik kursi mereka dan membuat sebuah lingkaran yang menuat aku dan yang lainnya tampak bingung.

Tidak lama, mereka berempat kembali ke posisi awal dan melihat setiap nomor yang ada di tangan kami masing-masing. Jaemin mengambil tujuh nomor dan meletakkannya di atas meja.

"Roseanne pilih nomor delapan aja, ya. Nanti aku pilih nomor satu. Yang lain beda-beda nomor," katanya yang membuatku mengangguk.

"Kalau kita beda-beda, kita bisa dapat menu makanan yang bervariasi," katanya kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kita beda-beda, kita bisa dapat menu makanan yang bervariasi," katanya kemudian.

Aku hanya mengangguk. Saat panitia meminta mengangkat nomor, aku langsung mengangkatnya dan benar saja, kami berdelapan mengangkat nomor yang berbeda.

"Nanti biar aku yang ambilin makanannya Roseanne, ya. Aku enggak mau, kalau kamu ngambil makanan dari sisa sumpit mereka. Nanti ciuman tidak langsung terjadi," kata Jaemin.

 Nanti ciuman tidak langsung terjadi," kata Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum sebelum membalas perkataannya. "Kalau gitu, kita makan satu sumpit berdua saja."

Satu kalimat yang berhasil membuat telinga Jaemin memerah. Aku sangat puas melihat reaksi wajah Jaemin. Memangnya hanya kamu yang bisa buat aku senyum malu-malu, Na Jaeminnya Roseanne?

***

August 11th, 2020

Jaemin-nya RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang