Jaemin memandangku dengan bingung. Dia bingung, karena melihatku tersenyum seorang diri. Ia merangkak mendekatiku, tetapi aku menggeser tubuhku berlawanan.Keningnya berkerut seakan bingung dengan apa yang aku lakukan. Tertawa, tersenyum sendiri dengan ponsel yang ada di tanganku, tanpa ada suara dari benda pipih itu dan menjauh ketika dia mendekat.
"Roseanne kenapa? Kok tertawa sendiri?"
Aku menggeleng.
"Terus kenapa Roseanne menjauh ketika aku mendekat."
Aku tersenyum. "Hanya ingin," kataku menahan tawa melihat perubahan wajahnya.
Wajah Jaemin merengut. "Roseanne tidak selingkuhkan?"
Aku hanya membalasnya dengan tersenyum. Dan menggeleng.
"Terus kenapa menjauh? Akukan hanya mau tahu kenapa Roseanne tersenyum seorang diri sembari melihat ponselmu yang tidak ada suaranya itu."
Otakku berpikir sejenak. Sebuah ide terlintas di benakku. Jaemin itu sedikit cemburu dengan kakak sepupunya yang bernama Jaehyun. Mahasiswa kedokteran di fakultasku, dan tentunya dia adalah sahabat terdekatku.
"Aku hanya saling melempar lelucon bersama temanku, Jaemin," kataku.
"Siapa?" tanyanya sedikit terdengar seperti menyelidik.
"Jaehyun, Kakak sepupumu yang ada di kampusku."
Jaemin menatapku kesal. Ia berbalik dan kembali memainkan playstation yang sejak tadi dianggurinya.
Aku ingin tertawa, tapi aku menahannya. Ingat aku harus berakting. Selama ini aku belum pernah melihat Jaemin cemburu.
Bagaimana caranya dia cemburu, kalau tingkah dan perilakunya saja menunjukkan kepada siapapun kalau aku adalah miliknya? Harus aku akui, kalau aku juga seperti itu.
Aku kembali kegiatan awalku. Bukan saling bertukar lelucon dengan Jaehyun, seperti yang kubilang tadi. Tetapi, melihat foto Jaemin yang menurutku sangat lucu. Aku ingin tertawa melihat foto candid yang kuambil tidak sengaja.
Memang foto candid itu bisa melihat tingkat kejelekkan seseorang. Dan sekarang aku dapat melihat sososk Jaemin yang tidak terlalu ganteng. Ekspresi mukanya itu membuatku ingin tertawa.
"Roseanne! Ih! Sejak kapan punya fotoku yang seperti itu?"
Matamu membulat sempurna. Memutar tubuhku ke belakang dan melihat Jaemin sudah duduk tepat di belakangku. Wajahnya kesal, tetapi terlihat malu. Menggemaskan sekali kekasih dan tunanganku.
"Aku malu. Itu jelek sekali. Lihat bahkan aku terlihat lebih hitam."
Aku tersenyum mendengar Jaemin merajuk. Bibirnya mengerucut. Menggemaskan sekali.
"Hapus, Roseanne."
"Aku tidak mau Jaemin. Ini harus diabadikan."
"Tapi, akunya jelek. Aku bahkan tidak pernah menyimpan foto Roseanne yang jelek. Tidak sedikitpun di galeri, album foto bahkan foto yang berada di kamarku."
Jaemin masih merajuk. Dia menyebutkan semuanya dan memang benar tidak ada fotoku yang diambik saat jelek olehnya.
Tingkat Jaemin merajuk sudah semakin tinggi. Aku mendekat dan mencium pipinya. "Akan aku cetak dan pajang di kamarku. Tentunya kamar kita nanti."
"Roseanne!"
Aku tertawa. Memegang kedua pipinya dan memainkannya. "Kita buat perubahan. Harus ada foto jelek kita berdua yang terpasang di kamar. Agar terkesan lebih berwarna, Jaemin."
Jaemin merengut. "Tapi, aku tidak bisa. Aku tidak ingin menyimpan foto Roseanne yang lagi jelek. Terlihat aku seperti kekasih yang kejam."
Kembali aku cium pipi Jaemin. "Malahan itu membuktikan, kalau Jaemin cinta sama aku."
"Benarkah?" tanyanya dan kujawab dengan anggukan.
Jaemin tersenyum. "Ah. Kalau gitu, kita harus foto jelek berdua."
Jaemin memegang kedua bahuku. Memutar tubuhku ke depan dan memelukku dengan tangan kirinya. Tangan kanannya meraih ponsel milikku, membuka aplikasi kamera.
"Foto jelek bersama Na Roseanne dan Na Jaemin."
***
June 6th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin-nya Rosé
HumorCerita Rosé mengenai kekasihnya, Na Jaemin Catatan: Rosé POV Highest Rank: #23 Jaerose #2 Jaeminrose #1 Jaeminrose #95 97line #2 Minrose #67 NCTPink #99 00line #58 NCTPink #11 Jaerose #49 97line #73 00line #10 crackship #1 crackship #1 minrose #9 ro...