Di depanku Jaemin duduk di antara kedua orang tuanya. Kepalanya menunduk, enggan untuk menatapku. Di sebelahku, kedua orang tuaku hanya bisa diam.Kemarin ada hal yang benar-benar tidak bisa aku dan Jaemin selesaikan dengan baik-baik. Kami berdua bertengkar hebat, tepat di depan sekolah Jaemin. Hanya masa kecil yang menjadi besar.
Sore itu, hatiku yang sudah panas akhirnya mengutarakan untuk mengakhiri pertunangan ini. Jaemin menolak, tapi aku tetap dengan pendirianku. Aku berlari hingga menemukan taksi, dan mengebaikan setiap panggilan Jaemin.
Aku dapat melihat lingkaran hitam di mata Jaemin. Ada rasa bersalah, tapi aku menepisnya. Aku tahu Jaemin pasti tidak tidur semalaman.
"Maaf Dokter Na dan Tante. Tapi, Rosé tetap dengan pendirian Rosé untuk mengakhiri ini semua. Masalah ini tidak bisa kami selesaikan."
Setelah mengatakan itu, aku beranjak dari tempat dudukku. Menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarku.
Namun, tidak lama aku keluar dari kamarku. Berjalan dengan sedikit mengendap-endap dan menyandarkan punggungku di dinding. Melihat ke arah ruang keluarga yang masih ada kedua orang tuaku, Jaemin, dan orang tua Jaemin.
Jaemin masih sangatlah remaja. Aku dapat mendengar suara tangisnya. Dan membuat hatiku serada teriris mendengar tangisan Jaemin.
Mataku bertemu pandang dengan ayahku. Memberi sebuah kode untukku agar segera turun. Ya. Aku berjalan pelan menuruni tangga. Membawa sebuah kue ulang tahun dengan bentuk wajah Jaemin.
Tidak lama, Jaemin ditinggal seorang diri. Tangisnya masih belum berhenti.
"Ini akan menjadi perayaan ulang tahun ketujuh belasnya yang tidak akan dilupakannya," kata Dokter Na yang menepuk pelan pundakku. "Cepat temui Jaemin, dia tidak akan berhenti menangis kalau belum bertemu denganmu, Rosé."
Aku mengangguk. Setelah lilin dinyalakan, aku berjalan mendekat ke arah Jaemin.
"Hiks ... hiks ... Roseanne ... hiks ... hiks ... Jaemin ... hiks ... mint ... minta ... maaf .... hiks ...."
Aku berjongkok tepat di depan Jaemin. Melihatnyang masih menangis menutup wajahnya dengan lengan kanannya.
"Hiks ... Jaemin ... hiks ... sa ... sayang ... Rose ... Roseanne ... hiks ... hiks ... Jaemin ... hiks ... eng hiks... enggak mau ... hiks ... pu hiks ... putus ...."
Apa aku keterlaluan melakukan ini? Tapi, dia juga melakukan hal yang sama saat ulang tahunku. Membuatku hampir setengah mati ketakutan saat dia pura-pura meninggal.
Dan sekarang adalah giliranku. Aku menarik napas panjang sebelum bernyanyi, "Happy birthday ... happy birthday ... happy birthday ... happy birthday Jaemin ...."
Tepat di awal aku bernyanyi, Jaemin mengangkat kepalanya. Aku masih bernyanyi dengan memperhatikan kedua mata Jaemin yang bengkak akibat menangis. Matanya merah dan bibirnya bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin-nya Rosé
HumorCerita Rosé mengenai kekasihnya, Na Jaemin Catatan: Rosé POV Highest Rank: #23 Jaerose #2 Jaeminrose #1 Jaeminrose #95 97line #2 Minrose #67 NCTPink #99 00line #58 NCTPink #11 Jaerose #49 97line #73 00line #10 crackship #1 crackship #1 minrose #9 ro...