Momen Terindah Bersama Jaemin

2.1K 333 102
                                    

Aku tidak mengerti kenapa Ibuku menyuruhku untuk duduk di sini. Bahkan sejak memasuki pesta yang mereka datangi ini, aku merasa sedikir aneh.

Apakah ini acara ulang tahun? Kenapa banyak sekali kubus-kubus dan puzzle berserakan?

Aku tidak masalah dengan acara ini sebenarnya. Hanya saja aku tidak mengerti dengan dengan pikiran kedua orangtuaku untuk berdandan cantik dan menyuruhkan menggunakan gaun berwarna biru. Buat apa berdandan cantik kalau untuk ke acara ulang tahun anak-anak?

Dan sekarang, posisi duduku yang menghadap panggung. Maksudnya apa? Sedangkan yang lain masih berdiri.

Eh! Itu bukannya Dokter Na? Kenapa dia ada di sini?

Melihat Dokter Na sedang berbicara dengan kedua orangtuaku membuatku untuk berdiri. Namun, tiba-tiba saja lampu padam.

Tubuhku bergetar. Sunggyh acara ini malam hari, dan sedang berawan yang membuat sinar rembulan terhalangi. Aku tidak suka dengan ini!.

naega matchwo naganeun
(As the world I'm heading towards)

sesangi keojyeo galsurok
(And matching up to is getting bigger)

teong bin heojeonhameul neukkyeosseotjiman
(It makes me feel an emptiness somehow)

eotteon bubuninjido
(What part it is)

ireon moyangiljido
(Even if the shape is maybe like this)

najocha alji mothaesseotjiman
(Even when myself can't come to know it)

Suara ini? Suara Jaemin?

Aku mengangkat kepalaku dan terlihat Jaemin berada di atas panggung seorang diri dam dengan lampu yang menyorotinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengangkat kepalaku dan terlihat Jaemin berada di atas panggung seorang diri dam dengan lampu yang menyorotinnya. Dia terlihat begitu berbeda dengan kaos putih yang dipadukan jas berwarna hitam.

heuteojyeobeorin jogak matchudeushi
(As if solving up the scattered pieces

uriye iyagireul matchwogago
(We are matching up our stories)

eodinga bieoitteon nae mamsoge
(Inside the empty spot in my heart)

jarihago inneun Piece
(There's a piece called you taking place)

Jantungku berdetak begitu cepat saat melihat Jaemin turun dari panggung. Aku dapat melihat tatapannya hanya tertuju kepadaku. Ia berjalan dengan pelan, seiring dengan lagu yang tengah dinyanykannya.

nan neoran geol
(I just know it)

geunyang hannune araboasseo
(At first glance I saw you)

Kedua netraku hanya bisa fokus melihat Jaemin yang tengah berjalan mendekat. Mengikuti setiap langkahnya yang membawanya kepadaku. Jarak kami semakin dekat, dan jantungku semakin cepat memompa darah yang ada di dalam tubuhku.

You're my missing puzzle piece

deudieo matchwojin
(Finally I solved it)

jogakna itteon
(You filled every piece of my heart)

mame sangcheokkaji gadeuk chaewojun
(Even the scarred part of it to the fullest)

neon eoneusae nae jeonbuga dwaesseo
(And somehow, you've become my everything)

My missing puzzle piece

Aku tidak tahu harus berpikir seperti ini. Ini bukan hari jadi kami. Tapi kenapa ini terkesan begitu romantis?

Aku sama sekali tidak mengerti rencana apa yang dibuat oleh Jaemin bersama dengan kedua orangtuaku dan orangtuanya.

naege heumi ittan ge
(The fact that I have a flaw)

tto wanbyeokhaji antan ge
(The truth that I am imperfect)

nal jagajige mandeureotjiman
(All of it makes me feel small)

eojjeom geu teum saie
(But in between those gaps)

seorol chaeul su itge
(We can fill one another with it)

biwojyeoitteon geoljido molla
(So I don't even realized that it was empty)

Aku masih terdiam saat musik berhenti seiringan dengan Jaemin yang menyelesaikan nyanyinya. Jika kalian mau tahu apa yang aku rasakan saat ini. Yang aku rasakan adalah rohku seakan dicabut paksa karena mendengar nyanyian Jaemin. Aku tahu maksud lagu itu. Aku tahu maksud dari Jaemin menyanyikan lagu itu.

"Roseanne."

Aku memejamkan mataku. Menetralkan detak jantungku yang masih memburu.

"Roseanne."

Aku dapat merasakan tangan Jaemin mengelus rambutku dengan lembut.

"Tatap mataku."

Aku mengikuti perkataan Jaemin yang terdengar sepanjang tempat pesta ini. Aku menelan ludahku dengan kasar. Menatap wajah tampan kekasihku.

"Mungkin aku terlalu muda untukmu, Roseanne. Tapi aku paham arti sebuah mencintai. Dan rasa cintaku kepadamu mungkin datang bukan disaat pertama kali kita bertemu, ntah rasa cinta itu datang saat pertemuan kita yang keberapa."

Aku mengangguk. Aku juga merasakan hal yang sama.

"Ayahku dan Paman Park selalu berkata kita bertunangan. Tapi aku merasa sedikit aneh."

Aku mengernyit bingung. Apakah ada yang salah dengan pertunangan kita, Jaemin?

"Sangat aneh. Mereka mengatakan kita bertunangan. Tapi, apa kamu ingat satu hal, Rosenne?"

Aku sedikit berpikir mengenai pertanyaan Jaemin. "Satu hal apa, Jaemin?"

Jaemin tersenyum. Ia mengambil posisi bersujud tepat di depanku. Mic yang berada di tangan kanannya kini berpindah di tangan kirinya.

Detak jantungku kini kembali cepat. Ini tidak mungkinkan? Jaemin tidak mungkin melamarku disaat dia belum resmi lulus dari sekolah.

"Seperti yang aku bilang tadi. Mungkin aku terlalu muda untukmu. Dan aku juga masih terlalu kekanak-kanakan. Tapi, aku serius dengan perasaanku, Roseanne Park."

Mata itu tidak berpaling menatapku dengan lekat. Seakan membuatku terhipnotis dan hanya boleh melihatnya.

"Pertunangan kita tidak akan sah bila kita tidak melakukannya dengan benar, bukan? Cincin yang ada ditanganmu. Bolehkah aku ganti dengan cincin yang lebih baik? Sebuah cincin yang terukir nama kita berdua."

Aku mengangguk.

Jaemin berdiri. Mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah dan membukanya. Ada sepasang cincin dan aku dapat melihatnya ada ukiran nama yang tertera sesuai perkataan Jaemin. Cincin yang lebih besar terukir namaku "Roseanne Park" dan cincin yang lebih kecil terukis nama "Na Jaemin". Ingin rasanya aku menangis.

Jaemin memasngkan cincin itu dijari manisku. Dan aku pun memasangkannya jari manisnya.

"Mulai sekarang, Roseanne Park hanya milik Na Jaemin."

***

Jaemin-nya RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang