3. Emosi (2)

3.1K 213 8
                                    

Mohon maaf, jika ini kesannya seperti memaksa. :)
Jujur, aku sama sekali nggak maksa kalian buat vote, tapi cuma mau mengajak.
Vote itu nggak susah kok :(
Kadang aku nangis sendiri, liat vote, komen sama pembaca nggak seimbang, perbandingan nya sangat jauh.

Mohon bantuannya teman-teman, readers yang baik hati, jangan lupa berikan vote kalian.
Agar aku lebih semangat lagi dalam perbaikan.

 Agar aku lebih semangat lagi dalam perbaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





****

"Gue ngomong secara fakta, uhuk...uhuk, Orang tua nya mis_" belum sempat Serlily melanjutkan ucapannya.

Queen lebih dulu mencekik leher Serly, yang lain bergidik ngeri melihat pemandangan di tengah lapangan.

Sedangkan Raya di ikuti oleh ke-4 sahabatnya di belakang sedang berlari ke tengah lapang, mereka yang melihat kakak Queen pun menyingkir memberikan akses masuk untuk Raya, mereka semua mematung dengan pemandangan yang mereka lihat, betapa sadis adik sahabatnya itu.

Landri sama terkejutnya, ia tidak menyangka adik tirinya se-bringas itu.

"MATI AJA LO ANJING." teriak Queen menggema di lapangan, tepat di bawah Serly. Serly sudah berusaha melepaskan cekikkan Queen tapi tidak bisa, tnaga Queen tidak main-main, melebihi tenaga pria.

Caca yang melihat mereka mamatung pun kesal bukan main, Raya sudah biasa tapi kali ini, kenapa Raya malah kaget, seperti baru kali ini melihat aksi Queen saja, Caca berlari ke arah Raya.

"Kak Ray, Cepatan! bisa mati anak orang kak, Queen bisa jadi pembunuh kalau gak kakak tahan." Ucapan Caca manyadarkan lamunan mereka masing-masing, Raya segera berlari dan memeluk Queen dari belakang.

Queen yang awal nya akan mempererat cekikkan harus batal, karna sebuah tangan yang sangat ia kenali, melingkar di perutnya, karna cuma satu orang yang bisa meredakan emosinya, yaitu kakaknya Raya.

"Kakak sayang ratu." bisik Raya di tengah pelukan nya terhadap Queen dari belakang, Raya menitikkan air matanya, kenapa adiknya yang manja kini berubah menjadi seekor singa yang kelaparan, ia merasa tidak becus menjadi kakak, yang tidak bisa merubah prilaku adik satu-satunya.

Badan Queen terasa lemah, ia lemah jika berhadapan dengan Raya, badan nya kaku, ia takut kakak nya marah lagi, Queen lebih memilih di pukuli orang-orang tanpa melawan dari pada harus Raya mendiaminya, karna cuma Raya lah yang ia punya.

Queen secara perlahan melepaskan tangan nya di leher Serly, Serly terjatuh ketanah dalam keadaan yang sudah tak sadarkan diri. Antek-antek nya segera membopong tubuh Serli untuk di bawa kerumah sakit.

Murid-murid lainnya disuruh bubar oleh sahabat Raya, kini tinggallah mereka, sahabat Raya di tambah Caca, mereka masih memberikkan waktu untuk Raya menenangkan sang adik.

Sedangkan Queen masih diam, ia tau sang kakak menangisi perbuatan nya lagi, Queen sakit melihat air mata kakak nya, Queen tidak suka air mata Raya keluar, Raya nggak boleh menangis.

QUEEN (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang