"Mencintai secara diam-diam, mendoakan secara diam-diam, lalu mengikhlaskan juga secara diam-diam, tidak ada yang lebih sakit dari sebuah rasa cinta yang di hadapi seseorang secara diam-diam"
(Yr)✨
🐰🐰🐰
Queen dengan sengaja nya menutup pintu dengan kasar, bahkan menimbulkan suara yang nyaring, semua orang yang ada di ruangan itu tergelonjak kaget dengan suara itu, mereka semua tersenyum.
Tapi Qeen hanya menatap mereka dengan datar dan berjalan menuju tangga, sebelum kaki Queen menginjak tangga, Filbert lebih dulu berdiri dan membuat langkah kaki Queen berhenti dengan pertanyaan nya.
"Dari mana saja kamu Cia? kenapa baru pulang jam segini? anak gadis gak ada yang pulang malam, Apa yang kamu lakukan di luar sana hingga pulang sekolah selarut ini?" tanya Filbert panjang lebar dengan tenang.
"Terserah saya mau kemana, urus saja anak anda, nggak usah sok peduli!" ketus Queen, ia menjawab tanpa membalikkan badan nya.
"QUEEN JAGA BICARA KAMU SAMA ORANG TUA, KAMU ANAK PAPI" Bentak Filbert dengan emosi, Queen selalu acuh tak acuh dengan nya, Ia sakit melihat putrinya tak menganggap ia ada.
"Papi aku udah mati semenjak dia menikah dengan penghianat, penghianat sama penghianat memang cocok sih." ucap Queen dengan sinis.
"KAMU BISA NGGAK HARGAIN PAPI SEBAGAI ORANG TUA KAMU?" bentak filbert yang sudah emosi.
Queen membalikkan badan, menatap papi nya tajam. "Hargain?" Tanya Queen lalu tersenyum.
"Papi ada nggak hargain aku sebagai anak papi? Papi ada nggak anggap aku ini ada? aku udah besar Pi, KENAPA PAPI BERTINDAK SESUKA HATI PAPI, KENAPA PAPI NGGAK MINTA IZIN SAMA AKU? KENAPA PAPI LAKUIN INI SAMA MAMI? KENAPA HARUS SAHABAT MAMI PI? KENAPAAA?" teriak Queen dengan air mata yang entah dari kapan sudah mengalir begitu deras di pipinya.
Queen memukul dadanya kuat sebanyak 3 kali. "Papi tau nggak? Ini dada aku terasa sakit liat papi ketawa sama keluarga baru papi, sedangkan aku masih tangisin mami sama kakak yang pergi jauh, papi nggak pernah tanya gimana perasaan aku, yang ada di otak papi cuma nikah lagi"
"Apa salahnya papi meminta izin dulu, AKU KECEWA PI, AKU KECEWA. PAPI JAHAT" sentak Queen nyalang.
Filbert hanya diam, anak nya terlalu keras kepala untuk mendengar penjelasan nya, bahkan sampai sekarang Filbert masih mencintai Carlin. Ros juga sama, ia menunduk menahan air matanya, sudah berapa kali Queen, Putri memeluk bunda nya, Landri hanya diam, Zafran sudah menahan emosi, baginya Queen terlalu keterlaluan, ia sudah tidak tahan, Selama ini hanya diam bunda nya di perlakukan secara kasar oleh Queen.
"INI SUDAH TIGA TAHUN QUEEN, LO MASIH SAJA TIDAK BISA MENGHORMATI BUNDA SAMA PAPI, MAMI SAMA KAKAK LO UDAH MENINGGAL TIGA TAHUN YANG LALU, JADI IKLASIN DIA! LO GAK NYAKITI DIRI SENDIRI, TAPI LO JUGA NYAKITIN SEMUA ORANG YANG ADA DISINI SAMA MULUT TAJAM LO ITU" Teriak Zafran menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Ni." Queen meletakan surat dengan amplop biru di atas meja Riyan. "Maksudnya?" tanya Riyan agak heran. "Gue udah tau, lo kan si surat yang amplop biru?" Tanya Queen dengan dingin, sambil menaik turunkan alisnya. "D-daariii mana kamu tau?" tanya Ri...