"Jangan kan orang lain, keluarga sendiri bisa menjadi penyebab luka yang paling dalam, goresan luka yang di berikan keluarga tidak sebanding dengan goresan luka yang orang lain beri. I'm strong woman."
~ Eustacia Queensha Danadyaksa ~
HAIII...
KEMBALI LAGI DENGAN SAYA.
JANGAN LUPA SUPORT CERITA QUEEN YA, MOHON BANTUANNYA UNTUK TEKAN TOMBOL BINTANG TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA.
SUPORT ME PLEASE! :)
VOTE DAN KOMENTAR KALIAN ADALAH PENYEMANGAT PENULIS BARU SEPERTI SAYA.
SELAMAT MEMBACA.
🐰🐰🐰
"Assalamu'alaikum Bunda, Ayah." salam Riyan dan adik nya.
"Wa'alaikumussalam, ganti baju kalian dan segera ke meja makan!" titah Bunda, Riyan dan adik nya hanya mengangguk.
Riyan dan adiknya berjalan menuju kamar masing-masing, setelah selesai mengganti pakaian, mereka menuju meja makan, disana sudah ada bunda. Siang ayah akan bekerja disalah satu restoran, disana ayah sebagai meneger, jadi pulang nya selalu maghrib.
Bunda yang sedang menyiapkan makanan menoleh ke arah anak nya yang sedang berjalan menuju ke arah meja, Bunda tersenyum hangat.
"Ayo kalian makan dulu." titah Bunda lembut.
"Siap, Bundaaa." riang adik Riyan, Riyan hanya tersenyum.
"Bunda nggak makan?" tanya Riyan
"Bunda baru siap makan, Yan." ucap Bunda tidak bohong, karna memang ia baru siap makan, baru lah muncul anak anak nya.
Riyan hanya mengangguk dan melahap makanan nya, adik Riyan sedari tadi tak banyak bicara, paling banyak tersenyum, kayak orang yang lagi bahagia, Riyan dan Bunda nya mengernyitkan dahi, ada apa dengan adik nya pikir Riyan, Bunda dan Riyan saling pandang, Riyan tau pandangan Bunda nya ia hanya mengangkat bahu nyah, petanda ia tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Ni." Queen meletakan surat dengan amplop biru di atas meja Riyan. "Maksudnya?" tanya Riyan agak heran. "Gue udah tau, lo kan si surat yang amplop biru?" Tanya Queen dengan dingin, sambil menaik turunkan alisnya. "D-daariii mana kamu tau?" tanya Ri...