"Yang paling susah ialah mendewasakan diri, Umur bisa saja bertambah, Tapi dewasa tidak bisa di lihat dari umur"
( ~ Ruang. Galau ~ )
•
•
****
Saat ini Queen dan Riyan duduk di salah satu bangku danau tempat mereka menghabiskan hari, Selama setengah jam hanya ada keheningan, Queen bingung harus apa, Riyan pun bingung mau bicara apa, karna perasaan mereka sama sama kacau untuk sekarang ini.
"Yan," Panggil Queen membuka suara terlebih dahulu.
"Aku gak bisa lanjutin pertunangan itu."
"Coba dulu, Kamu gak mungkin melawan kakek kamu sendiri, Aku gak bisa menahan kamu untuk slalu sama aku, Queen. Apa yang di bilang kakek kamu itu benar, Jika bersama aku kamu akan merasakan hidup susah, Aku tidak punya apa-apa." Balas Riyan dengan senyum yang di paksakan.
"Tapi aku sayang sama kamu, Yan." jawab Queen menatap Riyan.
"Aku tau," balas Riyan juga menatap mata Queen.
"Dan aku gak mau kita putus."
"Maksud kamu? "
"Kita pergi dari kota ini," Ujar Queen mengeluarkan ide gila yang selalu memintanya untuk melakukan ini.
"Kamu gila? Aku gak mau!" Bantah Riyan cepat.
"Kamu gak mau sama aku?" tanya Queen dengan mata berkaca-kaca.
"Queen, aku memang cinta sama kamu, tapi kita masih SMA, lagian juga percuma kabur, kakek kamu punya akses dimanapun, aku sakit Queen, orang yang aku cintai akan bertunangan dengan lelaki lain.
tapi, aku harus melepaskan, melepaskan belum tentu melupakan bukan? Jadi kamu cukup percaya, sejauh apa pun kita nanti, Kamu tetap menjadi wanita terbaik setelah ibu aku, Kamu tetap menjadi wanita yang aku cintai, sampai aku tidak didunia kelak."
Queen terdiam mendengarnya, Queen memang tidak bisa kabur begitu saja. Namun Queen bisa menutup akses kakek nya.
Queen menatap Riyan dengan air nata yang sudah turun sedari tadi.
"A-aku gak tau lagi yan, semua membuat aku sesak, semua memaksa aku untuk menerimanya, termasuk kamu, hiksss... Gak ada satupun yang bisa membantu aku." lirih Queen dengan tangisnya.
"Aku cuma mau sama kamu, aku mau kita pergi dari kota ini, aku mau kita pergi bersama, cukup ada kita berdua, Queen dan Riyan." tambah Queen lagi menatap Riyan dengan segala tangisnya.
Riyan menangkup wajah Queen dengan lembut, lalu menghapus air matanya.
"Queen, dengarin aku, Ya. Bukannya aku gak mau sama kamu, bahkan kamu tau kalau aku udah cinta terlalu dalam sama kamu, Tapi kita gak bisa kabur begitu, kita masih memiliki orang tua." ujar Riyan lembut.
"Aku gak mau kamu jadi anak yang durhaka hanya karna cinta. Ingat Queen, Masa depan kamu lebih panjang, Jodoh tidak akan kemana, jika kamu jodoh aku, kita akan di pertemukan kembali, jika tidak di dunia semoga di pertemukan di akhirat kelak."
"Aku sayang kamu, bahkan lebih luas dari samudra, Aku tulus cinta sama kamu, tapi aku juga harus sadar sama posisi aku." Ujar Riyan meletakan tangan Queen di dadanya
"Cuma ada kamu, Dan akan slalu kamu, Aku berjanji itu. Please jangan membuat aku semakin tertekan dengan melihat kamu yang seperti ini, Aku jauh lebih saakit." Lirih Riyan di akhir kalimat dengan mata berkaca -kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Ni." Queen meletakan surat dengan amplop biru di atas meja Riyan. "Maksudnya?" tanya Riyan agak heran. "Gue udah tau, lo kan si surat yang amplop biru?" Tanya Queen dengan dingin, sambil menaik turunkan alisnya. "D-daariii mana kamu tau?" tanya Ri...