Moment 16

516 84 5
                                    

“Bagaimana keadaanmu sekarang, apa sudah merasa lebih baik?”

Pertanyaan Hoseok yang terlontar setelah hampir tiga puluh menit mereka saling diam, lantas membuat Eungi yang masih syok menoleh ke samping kiri. Tatapan yang pria itu berikan tampak begitu tenang. Seakan memberi isyarat jika suasananya sudah tidak menakutkan lagi, ada dirinya dan semua telah baik-baik saja.

“Hm.” Eungi refleks mengangguk. Memutar lebih dalam tutup botol air mineral yang tadi dibelikan Hoseok. “Aku rasa begitu.”

“Kalau begitu sebaiknya kita pulang sekarang,” lanjut pria berahang tegas itu seraya berdiri dari kursi taman. Lantas menelusupkan kedua tangan ke saku mantel abu-abunya. “Aku merasa tidak enak hati jika menitipkan Hyuka terlalu lama pada Paman Hwang.”

Karena begitu panik setelah obrolannya dengan Eungi di telepon tadi terputus begitu saja, Hoseok tidak berpikir ulang langsung meraih Hyuka dan pergi ke rumah tetangganya itu, sekalian meminjam mobil. Untung saja Hoseok berhasil melacak keberadaan gadis itu. Walaupun ia datang terlambat, tapi Hoseok tetap bersyukur karena Eungi dalam keadaan selamat.

“Oh, benar, Hyuka.” Pikiran Eungi tentang Hyuka seperti baru terbuka dan ia pun mulai merasa khawatir. “Paman Hwang pasti akan kerepotan, kalau begitu ayok kita pergi!”

Belum sempat Eungi mengaitkan tangannya pada Hoseok, yang di samping kanan mulai menyahut, “Ya! Aku di sini dan kalian mau pergi begitu saja?”

Mereka kompak menoleh. Hoseok tidak lupa, tapi Eungi benar-benar baru menyadari jika Jungkook juga masih berada bersama mereka.

“Ah, Jungkook-ssi maafkan aku. Aku terlalu panik dan aku—”

“Tidak masalah, aku mengerti. Tapi ... izinkan aku pergi bersama kalian juga.”

“Hm?” Kening Eungi mengernyit tidak paham. “Apa keluargamu tidak akan cemas jika jam segini kamu belum tiba di rumah?”

Sebenarnya sejak tadi pun Jungkook sudah mematikan ponselnya sebab baik kakek dan kakaknya terus saja menghubunginya.

“Aku sudah katakan bahwa malam ini aku akan menginap di rumah temanku lagi.”

“Apa?” respons Eungi dengan ekspresi kurang suka. “Tidak-tidak, kamu tidak boleh menginap di rumahku lagi.”

“Lho, kenapa? Bukankah malam itu pun aku menginap di rumahmu?” Kali ini Hoseok yang merasa jadi nyamuk karena hanya bisa menyaksikan perdebatan mereka. Sementara ia dibuat penasaran dengan sosok anak muda itu. Diliputi pertanyaan: Sebenarnya siapa dia? Dan apa hubungannya dengan Eungi?

“Aku rasa Seokjin Hyung tidak akan keberatan.”

“Tapi aku yang keberatan!”

“Kalau kalian masih ingin berdebat, maka lanjutkanlah,” interupsi Hoseok yang mulai merasa kesal. “Aku akan pergi karena ada yang lebih penting.”

Hoseok pergi begitu saja dan Eungi menjadi panik.

“E-eh, Hoseok!”

Sebenarnya Eungi berniat untuk mengejar, tapi Jungkook cepat menarik tangannya dan menahannya di sana.

“Masih ada aku, kita akan pulang bersama.” Tatapan Jungkook begitu dalam sampai Eungi merasa sudah terjerat oleh sesuatu yang salah.

“Apa-apaan kamu itu?!” sontak saja gadis itu menepis tangan Jungkook. Menurutnya pemuda itu sudah sangat kurang ajar. “Berhenti bicara informal padaku karena kamu lebih muda dariku. Kamu tidak pernah makan bangku sekolah, ya, hah?!”

Bukannya menjawab, Jungkook malah tersenyum seakan merasa lucu.

“Kamu begitu menggemaskan saat marah, aku suka.” Tanpa canggung Jungkook mengedipkan sebelah matanya dengan senyum menggoda sampai-sampai membuat Eungi bergidig karena ngeri.

Beautiful Moment [JH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang