Moment 47

144 26 9
                                    

Di penghujung bulan Agustus, matahari seolah sudah lelah memancarkan sinarnya yang terlalu menyengat hingga 23-30 derajat Celsius. Udara yang menyesakkan sekaligus lembab. Orang-orang mungkin akan menghabiskan waktu liburnya di pinggir pantai saat musim itu tiba, tetapi perempuan yang satu ini memilih waktu bernuansa oranye dan paprika merah yang menakjubkan. Disemarakkan lagi dengan berbagai perayaan dan festival. Pemandangan yang hanya ada ketika musim gugur tiba, khususnya di seluruh Taman Nasional.

Untuk itu, Eungi begitu bersemangat ingin mengajak Hyuka jalan-jalan melihat perayaan. Meskipun hanya berdua karena Hoseok begitu sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Bersama anak menggemaskan itu seharian saja sudah membuatnya sangat senang.

“Baiklah, sayang. Kita pergi sekarang!” serunya sambil membawa Hyuka dalam gendongan depan yang dia kenakan. Namun, baru saja akan berangkat, tiba-tiba handphone di saku bajunya berbunyi. Terpaksa, Eungi harus memeriksanya terlebih dulu.

Ternyata, satu pesan datang dari nama kontak yang membuatnya mengernyit heran.

BEOMGYU YANG MANIS DAN TAMPAN

Apa-apaan ini? tanyanya dalam hati. Eungi merasa tidak pernah menuliskan nama kontak seseorang dengan sepanjang dan berlebihan seperti itu walaupun kenyataannya anak tersebut memang demikian.

“Beomgyu ... dasar nakal,” ujarnya seraya menggelengkan kepala, lantas membuka pesan yang dikirimkan anak asuhnya tersebut.

Bibi, apa kamu ada waktu hari ini?
Jika ada, bisakah ke rumahku sekarang?

Hah ... ada apa lagi dengan tuan muda ini? Padahal sekarang hari libur dan Eungi baru saja ingin menikmatinya, tapi anak itu justru ingin mengacau dan entah apa maunya kali ini.

Beomgyu, maaf. Tapi sepertinya Bibi tidak bisa ke rumahmu hari ini.

Omo ... padahal aku sangat kesepian di rumah. Paman sangat sibuk sehingga tidak bisa bermain denganku.

Bagaimana ini? Eungi rasanya berat untuk kembali mengalah. Kasihan juga jika Hyuka harus dititipkan ke daycare sementara hari ini dirinya sudah berjanji akan mengajak bayi itu jalan-jalan.

“Sepertinya sudah waktunya aku berhenti dari pekerjaan itu dan fokus lagi merawat Hyuka saja,” ucapnya, tapi mendadak ia kasihan jika mengingat Beomgyu yang selalu kesepian. “Hah ... kenapa begitu berat?”

Eungi tidak punya pilihan lain, dan akhirnya membalas pesan Beomgyu.

Begini saja, bagaimana jika kita pergi keluar untuk melihat festival? Kebetulan aku dan Hyuka akan pergi juga.

Tanpa menunggu waktu lama, Beomgyu langsung membalasnya.

Ah, aku mau!!!

Eungi tahu, anak itu pasti sangat senang.

Kalau begitu cepat jemput aku, BiBi.
Aku akan bersiap-siap, segera.

Baiklah, tunggu.

Karena tidak ingin membuang waktu lebih lama, Eungi yang sudah siap langsung berangkat. Pekerjaan tambahan, karena ia harus menjemput Beomgyu dulu dan baru pergi ke taman tempat perayaan musim semi sering dilakukan.

***

Seperti biasa, suasananya akan sangat seru dan ramai dikunjungi banyak orang. Mereka juga pasti sudah menunggu-nunggu momen tersebut. Apalagi dengan cuaca yang menyejukkan dan sangat mendukung. Eungi juga bisa merasakan jika Hyuka sangat senang. Sejak tadi dia melihat lalu tersenyum dan tertawa, tidak rewel sama sekali—kecuali ketika lapar. Terutama Beomgyu, yang begitu bahagia sambil makan permen kapas.

Beautiful Moment [JH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang