Note : Kita nge-drama dulu sebentar, ya. :')
Happy Reading ♡
Ani berjalan masuk menelusuri ke dalam rumah. "Assalamualaikum," salamnya.
Namun tidak ada respon apapun dari dalam rumah. Ruangan terasa hening.
"Zib, kamu udah pulang?" Ani menaikan suaranya.Masih tetap tidak ada jawaban. "Azib?! kok nggak ngabarin aku dulu kalau kamu uda----ZIB?! BARUSAN APA YANG JATUH?!" teriak Ani, setelah mendengar suara dari dapur.
"Kamu di dapur, ya?" Ani memutar arah, lalu berjalan ke arah dapur. "Maaf, aku baru pulang, jadi ... aku belom sempat masak. Aku pesenin delivery aja, ya?" teriak Ani, dengan langkah cepat yang mengarah ke dapur.
"Zib, kalau ditanya itu jawab, dong!" Agaknya Ani sedikit jengkel karena Azib diam saja.
Marah, kah? Hingga sampailah Ani di ruang dapur.
"Kamu tuh ka---KYAAAA!!!" pekik Ani histeris. Ia membolakan kedua mata, membungkam mulut dengan kedua telapak tangannya.
Merasa shock dengan sosok yang ada di dapur yang ternyata bukan Azib. Ani berbalik, ia hendak kabur, namun ...
"Hhmphh!"
"DIEM!"
Lelaki tak dikenal lebih dulu menangkap dan membengkap mulutnya.
"Diem, atau gue nggak segan-segan menusuk pisau ini ke perut lo?!" ancam Pria itu.
Tubuh Ani gemetar, ia merasa takut. Sangat takut. Azib, tolong! Ani menjerit dalam hati. Ia menangis.
Sampai-sampai kedua maling itu berhasil mengikat tubuh Ani, lalu membungkam mulut Ani dengan kain yang ada di dapur. Hingga mereka menyeret tubuh Ani, lalu membantingnya ke sofa panjang ruang tamu.
"Dia cantik, Bos." Salah satu maling yang berkata. "Apa salahnya kalau kita main sebentar, boleh kan, Bos?"
Ani melotot. Sebenarnya ia paham maksudnya, tapi ...
"Boleh juga, kali ini gue duluan," ujar maling satu.
Maling dua mendecih samar. "Giliran bekas aja baru dikasih ke gue," mendumel.
"Lo ngomong apa?" Maling satu melirik tajam ke arah maling dua.
Ah, Ani ...
Dia benar-benar merasa takut. Tubuhnya bergetar hebat. Nyawa dan kehormatannya sedang terancam.
Siapapun, tolong Ani.
"Masih kenceng, nih. Kayaknya masih perawan," ujar maling satu yang mulai berani mengelus paha Ani.
Dasar kurang ajar.
Ani semakin berontak. Kakinya menendang-nendang. Namun, setiap kali ia berontak, maka kedua maling itu semakin bertindak senonoh. Ingin sekali Ani berteriak, tetapi itu akan sia-sia karena mulutnya sudah dibungkam kain. Air mata Ani lepas landas, seluruh tubuhnya terasa gemetar, apalagi saat kedua maling itu berani menyentuh ...
"Wow! bagian dada putih banget, Bos!"
Pekik maling dua saat maling satu berhasil menyobek baju bagian dada Ani. Gadis itu semakin histeris.
Kurang ajar!
"Kalian cari mati, ya?!"
Tersentak. Kedua maling mendongak, menoleh ke arah sumber suara.
"Berani-beraninya kalian menyentuh istri saya." Benar-benar geram. "Akan saya bunuh kalian."
Yang ternyata adalah Azib, sosok yang kehadirannya entah sejak kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN ✔
Teen FictionSeperti pepatah yang mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Hubungan pernikahan yang di dasari hanya dengan komitmen, dan bermodal perjodohan. Apakah hubungan itu akan langgeng? Jangan kira setelah menikah, semua akan terasa lebih mudah. Apalagi...