[29] : Welcome Seoul

387 35 3
                                    

Hari sudah berganti. Gelap sudah berganti surup. Ah, iya. Hari sudah sore, lebih tepatnya surup.

Penerbangan Ani dan Azib di Indonesia pukul delapan pagi, sedangkan waktu yang dibutuhkan sampai di Korea Selatan sekitar tujuh jam. Kalian bisa hitung sendiri. Juga, perbedaan waktu antara Indonesia dan Korea sekitar dua jam lebih cepat waktu di Korea.

Singkatnya, jika sekarang waktu di Indonesia menujukkan pukul tiga sore, maka waktu di Korea menunjukkan pukul lima sore. Pasti kalian lebih pintar menghitung waktu. Ah, sudahlah.

Hari ini untuk pertama kalinya bagi Ani berpergian ke luar Negeri. Dan daebaknya, sekali pergi langsung ke Negara yang selalu dia impikan. Subhanallah, Seuol, Korea Selatan. Tempat Suami pertamanya, Kim Taehyung, katanya Ani. Dasar, penghalu poligatri.

Azib dan Ani, mereka sudah berada di bandara Korea Selatan. Mereka baru saja menginjakkan kaki di Negara orang. Sepasang suami-istri itu melangkah beriringan keluar dari area bandara, mencari taxi untuk mengantar ke hotel yang sudah dipesan oleh Azib.

Waktu terus berjalan, hingga setengah jam lebih telah berlalu. Setelah menemukan taxi, mereka pun telah sampai di salah satu hotel ternama yang ada di kota Seoul. Ani sempat terkagum saat pertama kali melihat salju yang menutupi beberapa jalanan tadi. Iya, itu hal baru bagi Ani. Dia baru pertama kalinya melihat salju asli. Katakanlah jika Ani ndeso. Istilahnya kampungan.

Di Korea, bulan Januari adalah musim dingin. Itulah sebabnya sebelum berangkat ke bandara Azib sempat mampir ke mall di Indonesia untuk membeli jaket tebal. Mereka berdua sempat tergupuh karena waktu. Tapi syukurlah masih keburu. Ya ... Seperti itulah. Dia juga bisa lupa soal jadwal musim yang ada di Korea Selatan. Ani pun sama, saking senangnya dia sampai--ah, sudahlah. Lupa itu manusiawi, kan?

Dan di sini lah sepasang suami-istri muda berada. Di kamar hotel yang sudah dibooking.

"Kamu mau mandi dulu atau aku dulu?"

Pertanyaan dari istri muda yang baru saja meletakkan kopernya di atas ranjang.

"Kamu saja yang duluan." Hal serupa juga dilakukan oleh Sang suami muda.

Hais! gemasnya ... mereka itu sepasang suami istri muda, menikah saat masih belum dikategorikan dewasa. Ingatlah jika mereka berumur sembilan belas tahun, sedangkan human yang dikategorikan dewasa saat usia mereka sudah menginjak duapuluh tahun.

Menikah muda bukan berarti mereka telah berbuat zina, tidak! tapi karena sebuah perjodohan keluarga yang harus memaksa mereka. Begitu salah satu faktornya.

Azib memang menikah saat usia sembilan belas tahun perjalanan ke duapuluh tahun di April tahun ini. Sedangkan Ani menikah saat usianya masih delapan belas perjalanan ke sembilan di bulan November lalu. Ah, ingatkah kalian? atau sudah lupa?

Sudahlah.

"Sepertinya ... aku lupa bawa sikat gigi ..."

Gadis itu masih sibuk menggeledah isi kopernya. Sedangkan Azib mengambil handuk dari koper, kemudian ia sudah ngeluyur ke sofa, lalu duduk di sana sambil memainkan ponselnya.

"Kamu aja yang mandi duluan, deh. Aku--"

"Pakai saja sikat gigi yang saya bawa," selat Azib, kemudian ia mendongak. Korneanya berpindah posisi pada gadis yang masih bediri di samping ranjang. "Maksud saya ... kamu pakai saja sikat gigi baru yang ada di koper saya. Soalnya saya tanpa sadar membawa dua sikat gigi baru."

Sambil mengusap lehernya, kenapa Azib merasa canggung?

Sedangkan Ani masih bengong di tempat. Hingga Azib berdiri, lalu berjalan ke tempat kopernya berada. Membuka koper, lalu menggeledah isinya. Setelah menemukan barang yang dicari, barulah dia berikan kepada istrinya.

KOMITMEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang